... 1OO %

7.7K 752 51
                                    

"Mati pun aku tak sudi mengucapkannya." Sahutmu secara pedas.

Kaiser mengerjapkan mata, bibirnya semakin menyeringai lebar. "Kalau begitu pergilah ke neraka~"

Selepas itu, Kaiser berusaha melepaskan tanganmu yang memegangnya erat.

"Aku akan pergi, tapi takdir akan membawamu bersamaku."

Tanpa banyak bicara, dirimu menarik tubuh Kaiser yang kehilangan keseimbangan.

Tanpa banyak bicara, dirimu menarik tubuh Kaiser yang kehilangan keseimbangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau gila. . . 'Tanpa nama."

Layaknya sebuah pesawat mainan kertas yang sering kau terbangkan waktu kecil.

Seketika waktu di dalam dunia berhenti sejenak, hanya menyisakan dirimu dan Kaiser.

Kalian berdua sama-sama terjatuh. Hanya saja. . .

☆ !

"CEPAT KEMARI, IDIOT! APA SEKARANG SAPI PERAH PUN KEHILANGAN OTAKNYA?!"

Kaiser membentakmu, dia pun berusaha menggapai tanganmu.

Dan, ". . . . Hap! Tertangkap."

Tubuhmu bergetar hebat, itu terjadi di mana Kaiser memeluk tubuhmu erat dengan posisi terjatuh dari atas gedung sekolah.

Dirimu tak mengerti, apa yang sedang dilakukan Kaiser?

"Jika terus begini, kau akan mengalami cacat seumur hidup." Lirihmu yang tenggelam di dalam dada bidangnya.

Kaiser semakin mendekapmu erat, bahkan saat ini melindungi kepalamu.

"Persetan! Aku lebih muak hidup dengan keadaan terbayang-bayang," Sahutnya ketus.

Mendadak kau menjadi kesal, mengapa di saat nyawa mereka di ujung tanduk?

"Bagaimana kau tetap membuatku kesal?!" Sinismu tak suka.

Kaiser menundukkan wajahnya, kemudian ia tersenyum miring.

"Aku tak akan melupakan ekspresi wajahmu saat ini."

☆ ?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆ ?

Kalian berdua menghantam aspal jalanan yang sangat keras.

Bukan posisi miring yang kalian terima, melainkan dirimu berada di atas tubuh Kaiser yang terluka parah.

Saat itu, Kaiser mengucurkan darah yang tak terhingga.

"UKH! HAH, HAH." Pernapasannya kacau.

Kau pun mendapatkan efek yang sangat besar sehingga membuatmu tak sanggup membuka mata.

Sampai akhir pun, Kaiser tetap memegangimu secara erat.

Deru napasmu sudah tak teratur. "Hah . . . hah, hah. . . to-ttol-long. . ."

Mungkin untuk terakhir kalinya, kau melihat wajah damai dari Kaiser.

Sisi tenang yang tak pernah terlihat sama sekali.

'Sial, di akhir season dia benar-benar keren.'

Begitulah batinmu sebelum suara jeritan memenuhi sumber pendengaran.

Untuk Kaiser, si bajingan gila. Dirimu berharap dia tak mati dan menjadi sampah tak berguna di masyarakat.

 Dirimu berharap dia tak mati dan menjadi sampah tak berguna di masyarakat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Buktikan jika kau . . . adalah manusia kesayangan Tuhan." Lirihmu yang tak jelas.

Sebab, darah pun mulai memenuhi mulutmu.

Dengan mata terpejam erat, Kaiser berusaha membuka suara.

"H-hei. . . mhari- bertemu, hah, ukh! Di kehidupan . . . selanjutnya."



☆ ☆ ☆


  ⬞  OBSESI ; Michael KaiserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang