Happy reading
Setelah mereka selesai makan, melvin mengajak Areska bermain di taman. Mereka berjalan bergandengan tangan bak sepasang kekasih.
"Eska."
"Hm"
"Seneng gak?"
"Banget."
Melvin menoleh ke arah areska yang sedang tersenyum. Melihat senyum Areska, senyuman melvin ikut terbit.
"Bahagia terus, princess." Melvin mengacak rambut Areska dengan gemas.
"Habis ini mau kemana?" Tanya melvin.
"Kemanapun pangeran pergi, princess bakalan ikut." Jawab Areska disertai senyuman manisnya.
"Kalau gue pergi bareng pacar gue?" Tanya melvin yang sukses membuat Areska menatap tak suka ke arahnya.
"Gimana, princess?" Tanya Melvin lagi.
Areska melepas tautan tangannya. Areska terdiam sejenak sebelum melanjutkan langkahnya di depan melvin.
"Emangnya... Lo udah punya pacar?" Tanya areska.
"Belum." Jawab melvin.
"Pengen punya pacar?" Tanya Areska lagi.
"Heemmm... Kalo princess ngizinin mah aku mau aja." Jawab Melvin seadanya.
"Terserah lo." Ucap Areska. Ia berjalan agak lebih cepat meninggalkan melvin.
Melvin yang melihat perubahan Areska dengan sigap mengejarnya. Setelah dekat, Melvin mencekal tangan Areska lalu menariknya ke dalam pelukannya.
"Kalo princess gak bolehin, pangeran gak akan mau punya pacar kok." Ucap Melvin. Melvin merasakan tubuh Areska bergetar dalam pelukannya.
"Princess jangan nangis. Maafin pangeran." Ucap melvin. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Areska.
"Kalo pangeran beneran punya pacar, terus princess gimana?" Tanya Areska dengan suara lirih nya.
"Hey denger." Melvin mengangkat dagu Areska guna membuatnya menatap Melvin
"Pangeran gak akan punya pacar, princess. Selagi princess nya pangeran belum nemuin king nya, pangeran nya princess gak akan nyari queen nya." Jelas melvin.
"Janji?" Tanya Areska dengan wajah menggemaskan.
"Janji." Melvin menautkan kelingking nya dengan kelingking Areska. "Senyum." Ucap Melvin. Areska melebarkan senyumnya.
" Jangan ngomongin pacar sama Eska lagi." Areska mengerucutkan bibirnya.
"Iya iya, enggak akan lagi." Balas melvin.
"Ayo kesana." Areska menunjuk air pancur di tengah tengah taman. Dengan semangatnya, Areska menarik paksa Melvin menuju tempat yang ditunjuknya. Melvin pasrah mengikuti Areska kemanapun gadis itu membawanya.
Setelah sampai, Areska melompat lompat dan berlari larian mengitari air pancur seperti anak kecil. Melvin dibuat gemas dengan tingkah kekanakan Areska.
Setelah di rasa cukup lelah bermain di sana. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.
Saat di dalam mobil, Areska merasakan kantuk.
"Cape yah?" Tanya Melvin sembari membelai rambut Areska.
"Hu'uem" angguk Areska.
"Tidur aja, ntar kalo dah sampe aku bangunin." Ucap Melvin. Areska menganggukkan kepalanya. Areska terlelap dengan sangat pulas.