Seorang remaja yang terlibat berpenampilan awal seperti Yarzenal jatuh entah dari mana lalu menimpa Rean.
"Ko Zenal" remaja yang baru saja jatuh menimpa Rean langsung berhambur memeluk Zenal."Xiao de, kau baik baik saja? Apakah kau terluka? Adakah yang terluka?" Dirinya bertanya setelah memeluk remaja yang ia panggil sebagai Xiao de.
"Dia siapanya Lo Zen?" Tanya Rean yang merasa dikacangi.
"Dia sahabatku"
"Hah?! Sahabat?! Bagiamana bisa kalian ngumpul jadi satu di rumah gue?"
"Saya juga tidak yakin"
"Ko, dia siapa? Kita dimana?"
"Heh, bocah tengil, kenalin, gue Rean, pemilik rumah ini" ucap Rean berlagak sombong.
"Wajahnya jelek ya ko"
"Mulut Lo ya cil, gue tempeleng juga lama lama mulut Lo" Rean berusaha sabar, walaupun rahasia umum jika Rean Memiliki kesabaran setipis tisu dibagi 1000.
"Sudah kalian jangan ribut, Xiao de, kamu harus menghormati yang lebih tua" nasihat Yarzenal pada Xiao de
"Tuh dengerin kata sesepuh Lo" ucap Rean menggebu.
"Dia bicara apa ko? Saya tidak faham"
"Kamu disuruh mendengarkan apa kata saya"
"wah baju ko zen bagus, Xiao de juga mau "
Rean buru buru menarik lengan Xiao de masuk kerumahnya. Yarzenal hanya mengikuti dibelakang mereka. Berjaga apabila mereka bertengkar kembali.
"Nih baju, pake, biar jadi keren"
Rean dan Yarzenal menunggu Xiao de berganti pakaian. Xiao de berganti dengan cukup lama. Rean dan Yarzenal berbincang bincang ringan sembari menunggu.
"Ntaran dah gua ajari lu jadi manusia 2022. Biar ga keliatan kudetnya"
"Thanks Re"
"Wah keren, Lo udah mulai bisa bahasa Inggris"
"Berkat bantuan Anda"
"Mulai saat ini Lo harus belajar pake kosakata Lo-gue"
"Oke bro"
"Oh iya, mana temen lu, napa kagak keluar keluar" Rean bertanya, karena sudah sekitar 20 menit mereka menunggu. Namun Xiao de belum juga keluar.
Yarzen hanya mengedikkan bahunya sebagai jawaban.
"By the way, nama dia siapa?"
"Namanya Xiao Hapsara"
"Gue ganti dah, biar kece, jadi Zarendra Xiao Apsara, gimana? Bagus ga?"
"Bagus"
"Oh iya, lu panggil dia Zaren"
"Saya usahakan"
"Good"
Tepat 35 menit Zaren mengganti pakaiannya. Ia pun keluar.
Namun saat Zaren keluar, ia tanpa sengaja menyenggol vas hiasan di gudang milik Rean, hingga pecah.
"Hehehe, maaf Rean, aku tidak sengaja" Zaren meminta maaf pada Rean dengan cengiran tengil khas nya.
"ARRGHH BEBAN GUE NAMBAH ASTOGEEHH!!!!" Rean berucap sembari memegang kepalanya yang pusing, mungkin.
"Rean, saya mewakili Zaren meminta maaf, maaf, sekali lagi minta maaf, kami tau, kami tak akan bisa menggantikan Vas kamu"
"Bukan masalah Vas, tapi dia siapa lagi?" Rean sudah berucap pasrah.