Chef Lin

7 1 0
                                    

Matahari bersinar terang. Cahanya menembus gorden sebuah kamar. Di dalam kamar tersebut terdapat sebuah kasur king size. Diatas kasur sedang tertidur dua Lelaki. Salah satu mulai terganggu tidurnya karena silau matahari.

Dengan perlahan ia membuka matanya. Setelahnya lelaki itu meregangkan ototnya dan sesekali menguap. Setelah matanya terbuka sempurna, ia memperhatikan lelaki lain yang masih dalam posisi tidur di sebelahnya.

Saat ia sedang mengumpulkan nyawa. Tiba-tiba pintu kamar dibuka oleh seseorang dari luar. Ternyata Rean lah yang memasuki kamar tersebut.

"Lo udah bangun Zen?" Rean bertanya kepada Yarzen yang telah bangun. Ia melihat Yarzen yang sedang duduk di atas kasur sembari mengumpulkan nyawa. Sepertinya Yarzen benar-benar baru bangun tidur pikir Rean.

"Iya saya baru saja bangun" jawab Yarzen seadanya.

"Pagi amat Lo bangunnya" tanya Rean pada Yarzen.

"Saya biasanya memang bangun pagi, sebelum matahari terik"

"Jam berapa?"

"Jam itu apa?"

"Oh iya Lo kan orang dulu" ucap Rean gamblang.

Rean pun berjalan ke arah jendela. Lalu ia membuka gorden. Sinarnya pun menyilaukan mata Zaren yang sedang tidur.

Zaren pun mulau terganggu tidurnya. Ia meregang otot-otot di tubuhnya. Di sertai dengan lenguhan panjang. Lalu ia membuka matanya. Ia langsung terkejut dan teduduk.

Sedetik kemudian, Zaren menunjukkan cengiran khas nya.

"Hehe, kalian bangunnya pagi sekali" Zaren berucap

"Itu matanya dibersihin dulu Ren" Yarzen mengingatkan Zaren.

Zaren pun langsung berdiri dan bergegas berlari ke kamar mandi. Tentu saja tujuannya untuk membersihkan dirinya.

****

Ketiganya berjalan menuju ke ruang makan. Mereka terlihat lebih segar dan tentunya telah mandi dan berganti pakaian.

Mereka berniat memasak di dapur yang tentu saja berada dekat ruang makan. Namun saat baru saja sampai di ruang makan. Ketiganya melihat beberapa masakan yang terlihat sangat lezat sudah berjajar rapi di atas meja makan.

"Siapa yang masak? Enak banget baunya" Rean bertanya tanya.

"tidak tahu" Yarzen dan Zaren menjawab pertanyaan Rean bersama.

Mereka saling pandang satu sama lain. Wajah mereka terlihat sedang berpikir.

Saat sedang fokus berpikir. Tiba-tiba Lin datang dengan membawa nampan berisi empat gelas dan sebuah teko yang sepertinya berisi jus jeruk.

"Lo yang masak semua ini?" Tanya Rean memastikan apa yang ada di otaknya.

"Iya gue yang masak, kenapa? Lo ga doyan?" Lin menjawab dengan nada yang datar khas dirinya.

"Bangun jam berapa Lo masak sebanyak ini?" Bukannya menjawab Rean malah balik bertanya kepada Lin.

"Dora Lo" Lin lagi lagi menjawab dengan cepat dan nadanya datar.

"Lo-

"Sudah sudah, kasihan makanannya daritadi dianggurin, lebih baik sekarang kita makan dulu saja" Yarzen menengahi, ia lakukan supaya Rean dan Lin tidak memperpanjang masalah yang tidak penting.

Mereka berempat memakan makanan masakan Lin dengan tenang. Hanya dentingan sendok dengan piring yang terdengar.

"Enak banget, sejak kapan kamu bisa masak Lin?"

"Lama" jawab Lin singkat padat cepat dan tentunya Jelas

"Ko Lin, ini namanya apa? Rasanya lezat!!" Zaren bertanya dengan semangat. Jari telunjuknya mengarah ke salah satu masakan Lin yang memang terlihat menggiurkan.

"Rendang monyet" Lin menjawab asal dan cepat.

Uhukk.. uhukk...

Yarzen cepat cepat mengambilkan minum untuk Rean yang tersedak hingga batuk batuk.
Rean menerimanya dengan cepat dan segera meminum air dari Yarzen hingga tandas tak tersisa.

"INI DAGING MONYET?" Ucap Rean ngegasss yang sepertinya anak itu terlihat sangat Kaget.

"hm" seperti biasa Lin hanya menjawab dengan jawaban singkat.

"Vangke, Lo kira gue ape makan daging monyet"

"Manusia" jawab Lin enteng seperti tak bersalah saja manusia satu ini.

"Monyet itu apa ko?" Saat Rean mencak mencak beradu mulut dengan Lin tiba-tiba pertanyaan tak terduga keluar dari mulut Zaren.

"Astogeh tertogeh togeh. Lo Gatau monyet?"

Zaren hanya menggeleng. Rean menoleh melihat Yarzen, wajahnya seperti sedang mengingat sesuatu.

"Apa yang Lo pikirin Zen"

"Mengingat ingat monyet itu apa"

"LAH KAGAK TAU JUGA?!"

Yarzen dan Zaren hanya menggeleng polos. Rean menatap keduanya, mencari tatapan kebohongan dari keduanya yang nyatanya tak dapat Rean temukan.

"Terus Lo tau dari mana Lin tentang monyet?"

"Diem"

Kicep sudah mulut Rean tak berbicara lagi. Ia akhirnya menyelesaikan makannya dengan diam dan tidak berbicara.

Yarzen dan Zaren hanya bisa menertawakan Rean dalam hatinya.

Namun dibalik diamnya Rean, sebenarnya ia sedang memikirkan sesuatu. Sebenernya Lin itu siapa?

YARZELANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang