H-?

8 1 0
                                    

Siang hari yang terik. Yarzen, Zaren, dan Lin sedang duduk di sofa depan TV, sembari menikmati cemilan yang ada. Mereka menonton acara TV yang disukai oleh Zaren. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah Dora the Explorer.

Zaren menonton dengan fokusnya. Yarzen menonton sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri. Sedangkan Lin hanya menunjukkan ekspresi datar tanpa nyawanya.

Ditengah ketenangan tiba-tiba Rean datang dari luar. Yarzen memperhatikan Rean dari atas sampai bawah. Rean mengenakan baju yang Yarzen yakini itu adalah seragam sekolahnya. Pria itu tadi pagi memang berkata akan pergi ke Sekolah dan akan pulang siang menjelang sore.

"Huh capek otak gue" ucap Rean yang mendudukkan dirinya di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Huh capek otak gue" ucap Rean yang mendudukkan dirinya di sofa. Ia duduk tepat di sebelah Yarzen.

"Sekolah sangat melelahkan ya?" Zaren langsung bertanya kepada Rean. Setelah mendengar elujan Rean.

"Biasa" bukan Rean yang menjawab, tetapi Lin yang menjawabnya.

"Rean, kamu mandi dulu saja sana" pinta Yarzen dengan niat supaya Rean bersih dan tidak terlalu selelah tadi.

Rean tanpa menjawab langsung berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan berberes sedikit.

****

Matahari telah tenggelam digantikan oleh Chandra dan Bintang. Langit pun berubah menjadi gelap. Lampu-lampu dinyalakan, terlihat menghiasi Bentala. Angin yang berhembus pun terasa lebih dingin.

Terlihat empat remaja laki-laki sedang duduk di depan Televisi yang menyala sembari menyesap minuman. Tiga dari mereka terlihat antusias menonton tayangan televisi yang sedang berlangsung.

"Apakah kau melihat boots? Dimana?"

"Di belakang mu!" Salah satu dari ketiga lelaki itu menjawab pertanyaan dari tayangan televisi.

"Dimana? Katakan lebih keras?!"

"DI BELAKANG MU DORA!!" Kembali, salah satu dari lelaki tersebut menjawab. Nadanya terdengar semakin keras.

"Dimana?? Katakan sekali lagi?!"

"LO CONGEK APA GIMANEE?!! ITU DORA DI BELAKANG LO!!!" Kini Rean lah yang dibuat naik pitam. Bahkan dia telah bersiap memukul televisi dengan vas bunga dihadapannya.

"Ternyata boots ada dibelakangku"

"Aku sudah menjawab tadi" ketiganya serempak mengatakan kalimat yang maknanya sama.

Di sisi yang lain, lelaki yang sedari tadi memang diam sembari memandangi ketiga temannya yang terlihat tidak waras hanya menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa teman-temannya berbicara dengan sesuatu yang tidak akan mungkin menjawab atau bahkan mendengarnya.

"Oh iya, gue tadi daftarin kalian di sekolah. Biar kalian tau gimana cara hidup di zaman ini" Rean akhirnya mengalihkan topik pembicaraan. Dia telah mendaftarkan ketiga temannya untuk bersekolah di sekolah yang sama dengannya.

"Tapi, berhubung seragam Lo pada belum siap pakai, kalian sekolahnya pake baju formal" jelas Rean kepada tiga temannya itu. "tenang, gue udah siapin bajunya" lanjutnya lagi.

"Tapi Re, saya tidak tau materi apa saja yang diajarkan, saya juga belum tahu huruf yang digunakan di zaman ini" Yarzen menanyakan pertanyaan yang sedari tadi bersarang di otaknya.

"Lah, gue malah kagak kepikiran"

"Terus bagaimana??" Zaren bertanya-tanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YARZELANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang