*ada yang penasaran Soo Ho berangkat jam berapa ke Eunjang? Padahal rumahnya masih di apartemen yang dulu 😌*
.
.
Shi Eun POV
Ah, aku tarik kata-kata ku tadi. Maksudnya, aku tidak benar-benar memperhatikan mereka berdua. Bahkan pada kenyataannya, saat anak yang aku asumsikan sebagai adik kelas tadi sudah berjalan melewati ku saja pun, aku tetap tidak bisa mengingat jelas bagaimana bentuk wajahnya. Pikiranku seketika melayang kepada sosok lelaki yang hobi tidur di dalam kelas dengan bantal tangan berwarna pink favoritnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Soo Ho. Hmm, ngomong-ngomong apa dia sudah hidup bahagia di atas sana?
Kemudian pandanganku teralihkan pada sebuah jam yang sedang aku pegang. Tapi kalau dipikir-pikir, kenapa barang ini mirip sekali dengan yang Soo Ho punya? Oh ayolah Shi Eun, model jam seperti ini kan pasti diproduksi ribuan dan banyak orang yang memakainya. Betul juga, kenapa aku harus repot-repot menyangkut pautkannya dengan milik Soo Ho?
Sekarang harus aku apakan jam ini? Atau lebih baik aku simpan dahulu mungkin? Barangkali diantara kedua orang tadi akan kembali kesini setelah jam istirahat.
"Hei, nak! Bukankah jam pelajaran awal sudah dimulai? Cepat masuk ke kelasmu!" salah satu guru olahraga yang ada di sekolah ini tiba-tiba memanggil yang otomatis membuat lamunanku tadi buyar seketika. Refleks tubuhku membungkuk untuk meminta maaf kepada beliau.
Setelahnya guru tadi masuk kembali ke ruang peralatan olahraga dan aku pun memutuskan untuk kembali ke kelas dengan membawa jam tersebut. Di dalam kelas, aku melihat Jun yang malah tersenyum canggung seakan meminta maaf kepadaku. Anak ini memang terkadang aneh padahal aku tidak peduli juga dia akan pergi duluan atau tidak. Kelas hari ini pun berlanjut dengan guru Kang yang menjelaskan materi fisika.
===========
3rd POV
"Ya! Kau mau kemana hmm? Kita kan sudah sepakat tadi, Shi Eun-ah," kaki Do Hyun yang cukup panjang itu menghalangi Shi Eun yang baru saja selesai mengembalikan nampan makan siangnya, hendak kembali ke kelas.
Min Joon sendiri sibuk memainkan stik permen yang sebenarnya sudah habis meleleh di mulutnya itu, lalu merangkul pundak Shi Eun tanpa aba-aba. Secara tidak langsung memaksa ia untuk mengikuti mereka, berempat. Shi Eun sendiri tidak langsung menurut, bahkan ia sedikit melawan dengan mengarahkan tatapan sinisnya kepada dua anak pembully itu. Ralat, tambah dua dengan pengikut tolol mereka. Ia juga mendelik ke arah tangan Min Joon yang dengan tidak sopan merangkul bahunya tanpa persetujuan. Do Hyun yang mengerti akan itu kemudian menitah Min Joon untuk melepaskan tangannya dari bahu Shi Eun.
"Lain kali kalian tidak usah repot-repot menjemput, aku masih punya kaki untuk berjalan sendiri," balas Shi Eun tidak kalah sarkas kepada mereka, terutama kepada Do Hyun dan Min Joon.
"Tahu tidak? Kau ini memang harus diberi banyak pelajaran agar menjadi siswa Eunjang yang baik. Sudahlah, ayo semua kita pindah tempat!" dengan titahan Do Hyun yang seakan-akan terasa mutlak, Shi Eun pun mau tidak mau mengikuti keinginan anak itu.
Sampai lah mereka bertiga di rooftop gedung B dimana siswa tingkat 1 dan 2 belajar. Di sekolah ini siswa tingkat 3 memiliki gedung yang berbeda, maka jangan heran kalau sunbae mereka terkenal angkuh karena memang jarang bertegur sapa dengan hoobae-nya. Namun untuk fasilitas aula, gedung olahraga maupun lapangan sendiri tetap disatukan. Tidak jarang juga saat jam olahraga dua kelas dari tingkat yang berbeda disatukan, dan disitulah anak-anak Eunjang tingkat akhir bisa lebih bersosialisasi.
Hal yang paling mudah untuk membedakan tingkatan dari setiap siswa adalah dengan melihat warna name tag mereka. Secara keseluruhan name tag bewarna putih, namun ada warna garis diatas nama mereka yang menjadi pembeda. Tingkat 1 memiliki garis berwarna kuning, tingkat 2 bergaris merah, sedangkan tingkat 3 berwarna biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAY IT BACK - Soo Ho/Shi Eun
FanfictionLelaki manis yang tidak aku sadari keberadaannya itu cukup menarik juga. Sikapnya terkadang memang sedikit aneh. Dan mungkin untuk pertama kalinya, aku pun tak tahu, mata kami bertatapan namun ia langsung membuang muka panik. Cih, apa-apaan itu? Mem...