3rd POV
Mereka bertiga berpisah sesaat setelah keluar dari kantin. Menyisakan Soo Ho yang termenung sejenak memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah ini. Masalahnya ia belum menemukan jamnya yang hilang meskipun sudah mencari ke lantai 2 tadi. Jadi, Soo Ho berasumsi kalau jam yang ia lihat tadi kemungkinan besar adalah miliknya. Nah, sekarang bagaimana cara dia untuk memastikan benda itu? Ya, mau tidak mau Soo Ho harus mengikuti kelima orang tersebut. Ralat, enam termasuk lelaki yang bernama Shi Eun.
Tak ingin kehilangan jejak, Soo Ho berusaha mengikuti mereka dari jarak yang ideal. Kalian tahu kan ya model-model maling ayam. Ah, maksudnya detektif andal. Sejauh yang Soo Ho ikuti, ternyata para sunbae itu masuk kembali ke gedung B. Kenapa tadi ia tidak ikut saja dengan Joo Chan dan Hyun Jae tahu begini, pikir Soo Ho. Di tengah jalan, tiba-tiba Soo Ho dikagetkan dengan teman satu angkatannya. Mereka memanggil-manggil nama Soo Ho seakan-akan ia adalah artis pendatang baru yang sedang naik daun.
"Soo Ho-ya, bolehkah aku berfoto bersamamu?" ucap salah satu siswa dari kelas 1-3.
"Ah... n ne..." Soo Ho dibuat bingung oleh kelakuan siswa lain yang tiba-tiba itu. Sekilas pandangan ia masih tertuju kepada Shi Eun dan kawannya yang semakin menjauh.
"Soo Ho, aku tadi kelebihan beli roti dan susu pisang. Jadi aku pikir untuk memberikannya kepadamu saja," siswa dari kelas lainnya menyahut.
"Aniya! Soo Ho kau mau ku temani berkeliling sekolah ini tidak?" dan seterusnya hingga tidak sadar Soo Ho sudah dikerubungi mayoritas oleh siswa tingkat satu.
"Ya! Aku sudah memintanya duluan untuk berfoto bersama!"
"Aish... foto bisa nanti, bagaimana jika roti yang akan aku berikan ini jadi basi?!"
"Um.. teman-teman..." Soo Ho berusaha melerai dan mencoba mencari celah keluar karena sekarang Shi Eun dan teman-temannya sudah tidak terlihat.
Bukannya mereda, tetapi kerumunan itu semakin ricuh hingga ibu guru Lee yang kebetulan melewatinya ikut bingung dan menjitak kepala siswa yang ribut tersebut. Kegaduhan pun berkurang dengan Soo Ho yang masih memasang ekspresi 'Untunglah, aku tidak jadi mati konyol'. Lain kali ia pikir harus memberikan kue kering buatan neneknya kepada guru tersebut.
Singkat cerita setelah terlepas dari keramaian, Guru Lee menemani Soo Ho untuk berkeliling sekolah. Alasan yang sangat klise. Tidak mungkin juga kan Soo Ho jujur bahwa ia sedang mengikuti sunbae tingkat dua. Malah yang ada nanti ia sendiri yang sulit mencari beribu alasan atau bahkan dikira sebagai penguntit. Ah, tapi memang sudah seperti itu sih.
Pada akhirnya, Soo Ho menyerah untuk hari ini. Ia kehilangan jejak Shi Eun dan sunbae lainnya. Lagi pula tidak enak juga jika menolak guru, ya walaupun kau sebetulnya memiliki maksud lain. Tapi sepertinya dewi keberuntungan sedang berpihak pada Soo Ho, karena pada saat ia dan ibu Lee melewati lantai paling atas, terdengar suara kumpulan lelaki dari arah pintu yang menuju ke Rooftop. Namun sepertinya hanya ia saja yang menyadari.
Soo Ho POV
Apa mungkin...?
Aku kemudian meminta izin ibu Lee untuk pergi ke arah pintu tersebut. Alasannya sederhana, ingin melihat pemandangan dari atas. Merasa tidak ada yang aneh, Guru Lee kemudian mengiyakan kemauanku dan pergi kembali ke ruang guru. Katanya beliau ada jadwal mengajar lagi setelah ini yang mana itu di kelasku. Namun karena aku masih baru dan bisa dibilang ini termasuk ke dalam masa orientasi, ibu Lee mengizinkanku telat masuk pada jam pelajarannya. Syukurlah, rezeki anak baru.
Tidak sampai 10 detik pintu dibuka, aku melihat pemandangan yang membuat kepalaku seketika sedikit pusing. Seperti ada kilatan memori yang menghalangi pandanganku. Seorang lelaki yang badannya lebih kecil di antara pembully itu hampir meregang nyawa. Nyeri kepala semakin aku rasakan, kemudian tanpa sadar aku pun berteriak cukup kencang yang tentunya membuat mereka terkaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAY IT BACK - Soo Ho/Shi Eun
FanfictionLelaki manis yang tidak aku sadari keberadaannya itu cukup menarik juga. Sikapnya terkadang memang sedikit aneh. Dan mungkin untuk pertama kalinya, aku pun tak tahu, mata kami bertatapan namun ia langsung membuang muka panik. Cih, apa-apaan itu? Mem...