Petra's POV
.
.
.Sakitnya, membingungkan ....
Aku tidak bisa membedakan apakah rasa sakit yang menderaku saat ini akibat rasa panas yang membakar hingga ke tulang-tulangku, atau karena racun vampir yang sudah menyebar hingga ke setiap urat nadi di dalam tubuhku.
Aku sungguh tidak tahu.
Kepingan memori terakhir yang ku ingat adalah cuaca hujan di luar kastil pada saat aku kehilangan keseimbangan. Hal itu terjadi tidak lama setelah Levi mencabut taring belatinya dari tengkukku.
Ah ya, Levi!
Apa yang terjadi padanya sekarang?
Aku tidak bisa melihatnya. Aku ingin sekali melihatnya namun mataku, seperti disatukan menggunakan perekat super kuat, terasa sangat sulit untuk dibuka.
Sebagai gantinya, menggunakan indera pendengaranku yang ku rasa perlahan mulai berhenti berfungsi, sayup-sayup aku mendengar suara Levi yang berteriak memanggil-manggil namaku.
Dia meraung dah menangis. Memohon padaku untuk jangan mati dan meninggalkannya.
Ternyata seperti itu.
Sekarang aku tahu apa yang terjadi kepadaku saat ini.
Aku sedang sekarat akibat racun sangat mematikan yang ku minta sendiri dari makhluk bersuhu tubuh paling dingin di muka bumi.
Levi sudah mengatakan proses berubah menjadi vampir tidak akan mudah.
Bahkan peluang keberhasilannya pun mendekati nol.
Tapi aku yang keras kepala ini terap memaksa Levi untuk memberikan racunnya kepadaku.
Aku mengatakan bahwa Isabell saja berhasil melaluinya, maka aku juga akan berhasil.
Aku mengatakan bahwa aku ingin menjadi sepertinya, agar dapat terus bersama dengannya.
Sungguh alasan yang kejam.
Padahal selama ini aku tahu betapa kesepiannya jiwanya yang sudah lama menjalani hidup abadi.
Tapi aku malah memintanya untuk menjadikanku makhluk abadi sepertinya juga.
Tanpa memedulikan risikonya.
Dan sekarang aku menerima ganjarannya.
Darahku mendidih. Panas. Membara. Seperti direbus di dalam air mendidih dengan kobaran api yang menyala.
Tubuhku secara spontan menolak racun vampir yang diberikan padaku setelah aku memohon, memohon, dan memohon.
Maafkan aku, Levi.
Aku gagal bahkan tanpa tanda-tanda transformasi menjadi vampir.
Kematianku datang secara perlahan dengan rasa sakit yang teramat menyiksa.
Seperti dipukul menggunakan palu godam seukuran raksasa yang sebelumnya dibakar dengan api bersuhu paling tinggi lalu dihantamkan ke tubuhku.
Ini benar-benar siksaan paling menyakitkan yang harus ku rasakan sebelum kematian.
Ini sangat menyakitkan.
Ku mohon jika memang aku akan mati maka biarkan aku langsung mati saja.
Aku sudah tidak tahan lagi.
🌙🌙🌙
Ranisa
Published: 8 Juli 2023
Ranisa's note:
Ada yang nungguin gak sih?
Susah banget bangun mood buat arc 3 ini. Jadi sampai ini pun gak selesai-selesai nulisnya. Baru 3 chapter ditambah satu interlude.
Jadi gimana nih? Ayok yang nungguin semangatin dong... Kalau total vote nya sampai 400 aku segerain update arc 3 deh.
Komennya juga yaaaa.
Love u <3
![](https://img.wattpad.com/cover/314244281-288-k872062.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna be With You (ARC 4)
Fiksi PenggemarDalam kehidupanku yang singkat ini aku bertemu dengan makhluk abadi yang disebut vampir. === BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA :) First published: 02 Juli 2022 Arc 2 finished: 11 Februari 2023 Arc 3 finished: 15 desember 2024 Arc 4 starts from now! ===...