~ Night of Change ~Suara miaaw itu terdengar begitu dekat, disertai jilatan lembut dan lembab yang membuat kelopak mata terbuka tipis
"Bacon," gumam Mochi pelan, memanggil kucing kecil yang sedang menatap dengan mata besar. Dia melihat hewan berbulu putih itu yang menggosokan-gosokkan kepala ke pipinya alih-alih kegembiraan bertemu mata itu lagi.
Itu adalah konfirmasi pada dirinya sendiri bahwa dia tidak mati.
Mochi menggerakkan tangannya untuk meraih kucing itu terlebih dahulu. Dia merasakan sakit di sekujur tubuh, terutama perut dan dadanya yang ditabrak mobil. Dalam hidupnya, Mochi tidak pernah terluka separah ini sebelumnya. Bahkan saat bermain film, dia tidak mengalami situasi seperti ini. Pada saat tabrakan itu, dia sangat kesakitan sehingga dia takut benar-benar akan mati.
Mata besar itu menyapu ruangan yang tidak dikenalnya ini. Ruangan ini di dekorasi dengan barang-barang mahal, jadi sudah pasti ini bukan rumah sakit. Ini lebih seperti rumah, dan jelas bukan rumah yang dikenal olehnya.
'Syukurlah aku masih hidup.'
"Kamu sudah bangun?" suara berat yang bisa dikatakan familiar karena itu adalah suara terakhir yang dia dengar sebelum pingsan. Mochi menoleh untuk melihat pria tinggi berkulit tan dengan setelan jas gelap, mencerminkan bahwa dia baru saja kembali dari kerja.
"Apa ini rumahmu?" tanya Mochi. Alis Petch sedikit terangkat. Yah, rumah ini bisa dihitung sebagai salah satu rumahnya. Ini adalah rumah kecil yang dia gunakan untuk melarikan diri ketika dia ingin sendirian.
"Oh, ya.. Rumahku." Pemuda itu menarik kursi dan duduk. Menatap mantan pemilik Bacon, yang sudah sadar.
Bacon terlihat bahagia lagi. Karena obat yang diberikan, bocah itu tertidur selama sehari penuh. Sebelum dia pingsan, bocah itu memberikan arahan mengenai makanan Bacon tapi kucing itu makan sedikit dan terus berkeliaran tidak jauh dari tempat tidur bocah ini.
Petch sedikit lega bahwa pihak lain belum mati. Karena Bacon pasti akan sedih.
Lihat, sekarang dia duduk di pangkuan Mochi, menggosok-gosokan kepalanya dengan manja. Dia bahkan benar-benar mengabaikan keberadaan Petch.
"Siapa namamu? Apa kamu menyelamatkan ku?" Mochi bertanya, ekspresi pemuda itu jauh lebih lemah dibanding ketika mereka sedang membicarakan mengenai Bacon sebelumnya.
Petch mengeluarkan kartu nama dari sakunya dan menyerahkan kepadanya. Mochi menghela nafas, melihat ekspresi pria yang bahkan tidak ingin menyebutkan namanya secara langsung. Jika dia tidak menyelamatkannya, sudah pasti Mochi akan langsung marah padanya.
"Dujphetch Chirananthiwong," bibirnya bergumam. Sebelum berpikir sejenak, karena nama itu sangat familiar.
"Oh, Finance," Mochi berdeham. Dia berasal dari keluarga pengusaha besar dan juga seorang selebriti terkenal, jadi dia memiliki beberapa pengetahuan tentang orang-orang kuat di kepalanya.
"Terima kasih banyak, Khun DujPhetch. Aku, nama ku Mochi Kasidet ..."
"Tidak perlu, aku sudah tahu," kata Petch dengan tajam. Sosok tinggi itu mendekat, tapi matanya terfokus pada anak kucing kecil itu. Dia mencoba melambaikan tangannya, tetapi Bacon tidak tertarik. Mochi melihat gerakan itu dan terus duduk sambil membelai bulu kucing kesayangannya.
"Kamu mengenalku?"
"Um, aku tahu."
"Kenapa kamu membantuku?" Mochi bertanya-tanya karena Chirananthiwong adalah keluarga besar, meskipun Danai Phiriya juga tidak kecil. Fakta bahwa pihak lain ikut campur seperti ini sepertinya sesuatu yang tidak akan menguntungkan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TIGER THAT CATCH BY A HUG
RomanceTerjemahan ini sudah mendapatkan ijin langsung dari penulis aslinya Butterfly8ffect.