6

315 20 0
                                    


Pagi hari yang melelahkan untuk Jisung, semalam ia ditugaskan membersihkan sampah hasil diskusi para 'kakaknya'. Lelaki tinggi itu terbangun dengan persendian yang terasa menyakitkan.

"Kalau saja aku lebih tua dari mereka, akan ku tindas seperti mereka menindasku!" Racaunya sambil meregangkan tubuh. Ambisi untuk menindas para kakaknya tentu hanya angin lalu, nyatanya Jisung tidak seberani itu.

"Sayangnya, aku kesal tapi juga menyayangi mereka secara bersamaan," Jisung mengusap wajah dengan kedua tangannya, rasanya sangat malas jika harus bangun dan meninggalkan kasurnya.

Ia meraih ponsel yang terletak di kasurnya, baterainya masih 67% masih cukup di gunakan jika untuk membaca berita pagi ini.

"Setelah membangun 5 sekolah gratis untuk anak jalanan, putri tunggal pengusaha kaya raya kembali mendonasikan 40% penghasilannya ke panti asuhan serta panti jompo di seluruh Korea Selatan"

Membaca judulnya saja membuat jisung terkesan, bagaimana bisa seseorang dengan baik hati menyerahkan 40% penghasilannya untuk seluruh tempat di satu Negara, seberapa banyak uang yang ia miliki.

"Siapapun anak itu, semoga selalu diberikan kesejahteraan."

Jisung meletakan ponselnya dan kembali tidur untuk mengisi tenaga sebelum jadwal padat di hari yang akan datang.

"Rasanya seperti mimpi jika mendapatkan kekasih seorang gadis yang dermawan."

****

"Where are you, Ms. Winter?" Rengek pria yang baru saja menyingkap selimutnya.

"Aku di dapur sayang! Aku sudah menyiapkan makanan untuk mu, nanti Mr. Zach akan kemari untuk makan siang bersama."

"Untuk apa pria itu kemari, aku sudah bilang jangan mengundang pria kemari, kau terlalu cantik untuk mereka lihat, Aku cemburu!" Ucap Jaemin dari atas kasur.

Mereka tidak perlu berteriak untuk saling berkomunikasi karena letak dapur dan kamar yang tidak jauh.

MinJeong membuka celemeknya kemudian berjala menuju kamar dimana kekasihnya itu berada. Perempuan itu tersenyum saat melihat kekasihnya cemberut di atas kasur.

"Wajahmu tetap tampan meskipun sedang cemberut." Minjeong kemudian duduk di sebelah Jaemin.

"Berikan vitaminku," Pinta Jaemin.

Minjeong mendekatkan wajahnya kemudian mengecup bibir tipis Jaemin, membuat Jaemin tersenyum.

"Jika harus menembak 10 orang dengan satu peluru pun aku siap, asal kau rajin memberikan vitamin kepadaku!" Racau Jaemin membuat Minjeong tertawa. Jika sedang di TKP rasanya Jaemin adalah orang ter sangar dan berbahaya, namun sangat berbeda jika sudah berdua dengannya.

"Cepat bangun dan mandi, aku akan menyiapkan pakaianmu." Ucap Minjeong sembari merapihkan rambut kekasihnya yang masih berantakan.

"Minjeong kau tahu, kau adalah perempuan yang sangat berarti di hidupku saat ini. Aku bahkan tidak pernah mengkhawatirkan apapun saat masih ada dirimu menemaniku. Rasanya dunia seperti sangat baik karena telah memberikan dirimu untukku yang hampir hancur." Jaemin tersenyum sembari mengusap matanya yang mengeluarkan air meskipun hanya setetes.

"Bahkan jika sewaktu-waktu aku memang tidak selamat, kau adalah orang yang paling aku rindukan." Lanjutnya.

Minjeong tersenyum kemudian memberikan pelukan kepada lelaki di hadapannya, "Tidak perlu berbicara hal yang tidak akan terjadi, kau akan bersamaku selamanya, apapun yang terjadi."

Minjeong dan Jaemin sadar, pekerjaan yang mereka lakukan sangat berbahaya sekali, dan Jaemin pun merasa sangat bersalah karena menyeret Minjeong ke dalamnya. Ia selalu kecewa pada dirinya kenapa ia juga menyeret Minjeong ke dalam bahaya yang ia buat. Namun di satu sisi Jaemin senang karena Minjeong tidak pernah mengeluh padanya.

"Aku akan mandi, pilihkan pakaian yang paling bagus, sayang."





****

"Sepertinya ada yang mencoba meretas media sosial milikku," lelaki paruh baya itu tersenyum simpul.

"Haruskah kita temukan siapa orangnya tuan?" Ucap ajudan yang tengah berdiri di sebelah kanannya.

"Tidak perlu, kita lihat sejauh mana permainannya bisa ia lakukan." Ia tertawa kemudian menenggak secangkir wine di mejanya.

****

Idih, full senyum di part ini full JaeminJeong 🧚‍♂️

MAFIA  // Jaemin WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang