Aku punya seorang guru SD, namanya bu Nur Asiyah.
Sebenarnya aku tidak begitu dekat deng bu Nur ini, aku juga tidak pernah di ajar oleh beliau.
Tapi 2 tahun lalu, saat aku kelas 3 SMP, bu Nur pindah ke komplek ku, awalnya kami tidak sering menyapa.
Saat berpapasan kami hanya diam, dan aku jaga baru sadar kalau dia guruku setelah beberapa minggu.
Ia sering naik motor di sore hari. Dan melewati aku saat bermain bola.
Wajahnya cantik, rambutnya di tutupi kerudung, senyumnya manis, kulitnya agak kecoklatan.
Dia sering bersantai di depan rumahnya dengan ibu ibu tetangga lain, saat tak memakai kerudung rambutnya yg hitam terlihat.
Tapi 1 minggu terakhir ini dia selalu senyum kepadaku saat kami berpas pasan.
Senyum nya sangat manis.
Aku berpikir mungkin dia sudah mengingat ku, dan suatu hari tbtb dia mengajakku bicara saat bertemu di pinggir jalan
DIALOG
🧕: kamu dulu sekolah di SD ibu ya
🧑: iya bu..
🧕: pantes muka kamu familiar banget
🧑: hehe
🧕: kamu kelas brp skrg?
🧑: 3 SMP bu
🧕: wahh udah besar ya, oh iya kamu mau kemana? Kok jalan kaki?
🧑: mau pulang bu abis jogging tadi
🧕: ini kan masih jauh dari komplek, sini ibu anterin aja ke rumah kamu
🧑: beneran bu, jadi gaenak saya
🧕: udh gpp naik aja, nanti tunjukin aja rumahnya
Aku pun naik, saat aku sudah duduk, tiba tiba bu nia berdiri untuk membenarkan posisi duduknya.
Tetapi saat sudah duduk, dia malah menduduki kontolku, kontolku seperti sengaja di apit dgn pantatnya yg besar itu.
Aku tidak berani bicara, karna tidak enak dengan bu Nia, di sepanjang jalan aku merasakan pantanya bergetar di atas kontolku.
Ternyata bu nia memiliki tubuh yg langsing dan sedikit berisi, dadanya juga lumayan besar.
Singkat cerita kami sudah mulai memasuki komplek, alih alih menuju rumah ku, bu Nia malah menunjukan rumahnya.
🧕: nih ibu pengen nunjukin rumah ibu
🧑: oh, iya bu
🧕: main main kesini kalau lagi ga sibuk, ngobrol ngobrol kita
🧑: iya bu
Setelah itu dia melanjutkan perjalanan, aku menunjukan arah ke rumah ku dan akhirnya sampai
🧑: makasih ya bu (sembari salim)
🧕: iya sama sama
Lalu bu Nia mulai pergi.
