B- Ketahuan?

262 21 5
                                    

Dimana ada Haruto dan Doyoung, disitu pula Park Jeongwoo hadir. Haruto dengan suara deep nya yang akan seketika melengking saat ribut, Doyoung dengan jokes bapak bapaknya dan Jeongwoo yang biasanya ribut sambil bercerita antusias.

Seperti itulah suasana basecamp mereka, atau lebih tepatnya apartemen Doyoung. Anak SMA kelas 11 ini memang masih belum menemukan basecamp terbaik selain apartemen pribadi Doyoung.

"HAHAHANJIR! KOCAK!", aha, tentang peristiwa pemukulan Jeongwoo tempo hari. Jeongwoo yang bersikukuh tidak sengaja nyatanya ditentang oleh sahabat karibnya.

"Lo bilang nggak sengaja, nyatanya meja dia udah kayak meja korban pembullyan", Doyoung kembali menggigit paha ayam dengan baluran saus keju itu, didampingi nasi hangat yang dimakan menggunakan tangan. Nikmatnya? Tak terhingga tentunya.

"Ya bukan gue berarti"

"Lo liat komuk dia?" tanya Haruto yang langsung diangguki antusias oleh Doyoung. "Kocak hahaha! Abis tu, pas di tanya sama miss Bae, dia bilang di bogem bocil"

Jeongwoo mendengus, "ya emang bocil njing"

"Daripada lo, asal cium anak orang. Dasar cabul", tentang itu... Di perpustakaan kota, Haruto tidak sengaja mencium Junkyu disana karena Doyoung.

"Itu juga gara gara Doyoung, dia yang dorong gue waktu itu, malu anjir"

"Nggak sengaja elah" jawab Doyoung sambil tertawa ngakak. Sementara Jeongwoo sendiri sudah tertawa tanpa suara. "Lagian sejak kapan Watanabe Haruto punya malu?"

Tawa Jeongwoo pun semakin mengudara.

Hwan [balik. Gue kunciin pintu kalo telat]

Jeongwoo melirik jam handphone nya, 21:30. Oh, iya, kini ia tidak tinggal dirumah orang tuanya yang bisa sembarangan pulang malam. Ada orang lain yang tinggal dirumah baru mereka. "Balik ye. Dicariin nyokap"

"Yoi"

Jeongwoo mengambil kunci motornya, turun ke basement untuk mengambil motornya. Wujudnya sudah tidak terlihat kala pintu tertutup sepenuhnya.

"Tumben nyokap nya nyariin?", Haruto hanya mengedikkan bahunya.

-B-

Jeongwoo menekan klakson nya, memunculkan gadis dengan masker hijau nya dan bando kuning dikepalanya. "Lama"

Meski malas malasan, Junghwan tetap membuka kan pagar dan pintu rumah. "Buruan masuk", Jeongwoo mengambil barang di mobilnya setelah terparkir di garasi, menyodorkan barang pada Junghwan yang hendak pergi. "Apaan?"

"Ambil aja", Junghwan melihat beberapa makanan ringan dan beberapa bungkus masker wajah beserta parfum didalam plastik, entah kapan Jeongwoo membelinya.

"Kok-"

"Kemarin lo ngomel itu semua abis, gue nggak tau apalagi yang abis. Cemilan nya bonus", lalu ia pergi begitu saja. Junghwan masih memandangi plastik putih itu.

"Gue emang butuh, tapi-- NGGAK USAH SOK PERHATIAN", Junghwan tersulut emosi. Ia teringat tentang Jeongwoo yang selalu mengatasnamakan tanggung jawab atas semua afeksi nya.

"Udah malem, nanti tetangga protes" jawabnya. Ia kini duduk di meja makan, memakan buah yang ada dimeja makan.

Sementara Junghwan yang masih punya hati, memanaskan masakan nya untuk dimakan Jeongwoo. "Lo kalo cuma atas dasar tanggung jawab, mending nggak usah. Kalo kayak gini gue hutang budi sama lo. Bikin-"

Backstreet - WooHwan Gs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang