2

159K 354 1
                                    

Dini' (24 YO) Pov

Jegjess!

Terdengar suara motor yang baru saja berhenti di halaman rumahku.

Aku segera bangkit berdiri. Aku melangkah. Mengintip dari hordeng jendela.

Mas Bromo? Hatiku ini mendadak merasa sangat senang melihatnya.

Dia adalah seorang duda tidak beranak. Dia adalah salah satu anak buahnya Kanda yang mengurus dan menjaga salah satu empang miliknya.

Sudah lama aku mengincar mas Bromo. Dari pertama kali aku melihatnya, tepatnya setelah aku tinggal di rumah ini, aku merasa jatuh cinta dan sangat penasaran kepadanya.

Dia ini hitam manis lumayan pekat, tubuhnya berisi dan lumayan berotot. Lumayan tampan pula.

Aku menengok kesana-kemari, melihat keberadaan Kanda suamiku. Sepertinya, Kanda suamiku sedang tidak ada di rumah ini. Salah satu mobil miliknya Kanda pun tidak ada. Aku sangat yakin, kalau Kanda sedang pergi keluar rumah.

Kanda memang suka pergi tanpa ijin. Tapi aku merasa senang juga. Karena sebenarnya, aku mau menikahi dengannya ini pun, karena hartanya yang melimpah. Beruntungnya aku.

Sejenak aku membenahi kaos oblong panjang yang menutupi celana dalamku ini. Ya, aku sangat suka seperti ini. Aku sangat suka memakai celana dalam tanpa celana maupun tambahan yang lainnya, dengan atasan kaos oblong panjang saja, jika sedang berada di rumah.

Aku membenahinya pun, hanya ala kadarnya saja. Kedua pahaku yang mulus dan langsing ini, terlihat berceceran kemana-kemana.

Bodo amatanlah.

Aku membuka sedikit pintu rumah ini.

"Mas?" Panggilku memanggil mas Bromo sambil memegang gagang pintu.

Mas Bromo langsung menengok ke arahku. Dia melangkah menghampiriku. Dia melepaskan sepatu safety-nya itu. Dia melangkah kembali.

"Iya Bu?" Tanyanya sambil berdiri di depan pintu.

"Jangan panggil Ibu kenapa? Panggil Dini atau Dinda saja?" Aku sangat berharap mas Bromo memanggilku Dinda, sama seperti Kanda suamiku.

Mas Bromo tidak langsung menjawabku. Mas Bromo malah melihat kedua pahaku. Mas Bromo menatap wajahku.

"Baik Din. Ada apa?" Tanyanya.

"Majikanmu kemana?" Tanyaku.

"Maksud Ibu? Eh, maksud Dinda, bertanya keberadaan Bapak Kanda?" Kedua matanya melirik melihat kedua pahaku yang sedang di jepit. Lidahnya menjilat bibir. Biji jakunnya bergerak menggelitik naik turun menelan ludah.

"Iya. Saya bertanya keberadaannnya Kanda, mas. Ada dimana dia, mas?" Tanyaku.

Mas Bromo menatap wajahku kembali.

"Saya sih tadi bertemu. Bilangnya, beliau sedang ingin mampir ke temannya. Karena nanti malam, Bapak Kanda mau pergi kondangan." Ucapnya.

'Gede banget sih punya kamu mas? Greget deh aku.' Hatiku berkata sambil menatap tonjolan miliknya. Kedua pahaku menjepit kemaluanku.

"Masuk sini mas?" Pintaku.

Mas Bromo terdiam. Mas Bromo melihat kesana-kemari.

"Masuk sini? Sudah kayak tidak biasanya saja, kamu mas?" Telapak tangan kiriku menarik pelan mas Bromo masuk ke dalam rumah.

Aku segera menutup pintu dan mengunci pintu rumah.

Mas Bromo berdiri di hadapanku sambil sesekali melirikkan keda matanya ke pahaku.

Candu Sex Bertiga ( Biseksual )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang