4

127K 302 10
                                    

Bromo Pov

Keringat di seluruh tubuhku ini, kian menggerojos lumayan deras. Baik wajah, rambut, dan tubuhku ini, terlihat lumayan basah.

Bukan hanya terasa gerah, karena habis mengerjakan AC saja. Namun diriku lumayan gerah, karena dari tadi ini aku menahan gejolak birahiku yang tertahan.

Batang hitam penisku, dari tadi menonjol sangat keras di celana bahan tipis yang aku pakai ini. Aku merasa horni dibuat olehnya.

Sambil duduk membuka lebar kedua dengkul ini ke samping dan sambil menikmati sebatang rokok yang di berikan Dini ini, terkadang kedua mataku menatap pahanya Dini yang sedang menangkring itu.

Kedua pahanya Dini terlihat putih mulus, lumayan langsing dan terlihat kencang.

Siapa yang tidak merasa horni kepadanya?

Selain wajahnya yang terlihat cantik, seksi, putih dan mulus, Dini hanya memakai kaos oblong panjang sepinggang saja. Dini memakai kaos oblong, yang hanya sekedar menutupi celana dalam cangcutnya saja.

Dini pun seperti itu. Sambil duduk itu, seringkali kedua matanya selalu tertuju ke tonjolan batang hitam penisku.

Dini menaruh rokoknya diatas penyangga kasur. Kedua telapak tangannya Dini mengambil dua buah gelas loki berisi anggur merah. Dini menatap ke arahku yang duduk menikmati sebatang rokok, dengan tatapan wajahku kearah depan.

"Ini mas, buat kamu?" Telapak tangan kanannya Dini menyodorkan anggur merah itu di samping tubuh kekarku sebelah kanan.

Aku menengok ke arahnya. Telapak tangan kananku menerima anggur darinya "Terima kasih?" Ucapku sembari memegang gelas loki ini.

Dini tersenyum sangat manis. Tubuh langsingnya Dini bergerak pelan memajukan payudaranya. Telapak tangan kanannya Dini, membenahi kaos belakang yang mengkerutnya itu.

Secara otomatis, paha dan celana dalam cangcutnya dini yang berwarna merah tua itu, terlihat jelas ketika Dini duduk tegak membenahi kaos oblong belakangnya yang mengkerut.

Semakin terangsang horni batang hitam penisku di buatnya.

Telapak tangan kanannya Dini mengambil rokok. Dini memindahkan sebatang rokoknya ke telapak tangan kirinya. Gelas lokinya di pindahkan ke telapak tangan kanannya.

Dini merubah posisinya duduk miring ke arahku sambil tetap menangkringkan paha seksinya itu.

"Mas kesini dong, melihatnya? Kita drink dulu?" Ucapnya.

Aku merubah posisi dudukku. Aku menaikkan dengkul dan menekukkan dengkul kananku ke atas kasur. Telapak kaki kiriku tetap berada di lantai.

Sekarang, kita berdua saling berhadapan.

"Drink dulu, mas?" Telapak tangan kanannya masih berada di hadapan wajahku.

Telapak tangan kananku langsung menggerakkan gelas loki.

Drink! Suara bunyi kedua gelas loki ini, saat saling beradu barusan.

Kita berdua saling meminum anggur merah ini.

Saat gelas loki itu berada di bibirnya yang seksi itu, kedua matanya Dini tertuju ke tonjolan batang hitam penisku.

Akupun begitu. Saat aku meminum anggur merah di mulutku barusan, kedua mataku melihat ke paha seksinya yang menangkring itu.

Aku pun sebenarnya tahu, statusnya Dini ketika dia belum di nikahi oleh majikanku Kanda. Karena sebelum menikah dengan majikanku Kanda, majikanku mengajak diriku untuk melihat dan menilai Dini, ketika Dini masih bekerja di tempat hiburan malam. Tak berapa lama setelah itu, Kanda majikanku menikahinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Candu Sex Bertiga ( Biseksual )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang