00-2

270 28 0
                                    

Hari ini secepat mungkin gw menyelesaikan sekumpulan aktivitas gw dirumah. Bangun tidur, charger laptop, milih buku pelajaran, mandi, sarapan, semua gw lakukan tanpa lama dan tanpa sepengetahuan mama gw pun cabut ke sekolah.

" Gavin, kemana anak itu? tumben-tunbennya." Mama mencari gw disudut rumah yang memungkinkan gw jelajah.

Kali ini gw semangat, penuh senyum dan sapa tanpa memilih siapapun anak-anak yang sapa gw. Gw lewati koridor kelas demi kelas, dan saat itu juga mereka membicarakan gw lain daripada biasanya.

" Kak Gavin."

" Hai." Gw.

" Eh gak salah kan yang gw dengar barusan?."

" Gila sumpah kak Gavin ceria banget, hiks mau nangis pangeran kutub selatan kita udah mencair." Yang gw dengar.

Dan beberapa jam udah terlewati, gw berniat kali ini mencari perempuan yang ditemui kemarin. Gw gak punya akses siapapun, dan gw beranikan temui dia ditempat kemarin juga. Tempat les didekat taman kota, dan gw mengikuti kata hati gw. Apalagi? Ya, gw daftar disana. Meskipun gw gak tau untuk alasan jelas apa gw ikut serta semacam ini gw gak perlu, yang gw perlu bisa dekat perempuan itu beberapa langkah lagi.

Setelah mengikuti rangkaian pertemuan gak penting, gw gunain kesempatan kali ini buat cari tau nama dan dimana ruangannya. Gw lihat dengan teliti di luar ruangan ada mading anggota disini, gw mulai mencari dan berhasil gw temui apa yang gw cari dari kemarin.



" Adira Armananda."
Namanya cantik, seperti orangnya.



Gw tersentak ketika suara bel mulai berbunyi dan beberapa anak disini keluar menjauh. Gw rasa kali ini dia pulang, dan gw gak mau kehilangan jejaknya lagi. Gw tunggu dia sambil bersandar dipilar gak jauh disana beberapa orang melihat gw dengan tatapan skeptis dari atas sampai bawah. Why? apa karena penampilan gw keren?, atau aneh seperti petarung jalanan komunitas motor?. Cih mereka gak tau semua yang gw pakai bisa menghidupi mereka selama 10 tahun.

" Ara sayang, maaf aku gak standby duluan soalnya ada panggilan dari Dean barusan?."

" Its oke fer."



Dengan spontan gw lihat dimana asal suara itu. Dari belakang tampak perempuan menghampiri orang yang menjemputnya. Perasaan gw dibuat gak mau lepas penglihatan melihat mereka. Beberapa menit berlalu dia menoleh kearah bangunan tempat ini dan saat itu gw tau kalau dia adalah orangnya.


Shit


Gw merutuki apapun yang gw lihat dari tadi. Sebuah kenyataan ternyata yang bersamanya sekarang adalah cowoknya, gw menyalahi diri gw. Kenapa gw bertemu orang yang sedang menjalin hubungan dengan orang lain disaat gw merasa menemukan gairah hidup yang gw cari selama ini ternyata ada.


She's actually my healer


" Selama ini lo gak pernah meminta dan memaksa vin, tapi untuk tentang ini lo harus mendapatkan bahkan jadi pemeran utamanya."

" Gw melihatnya, ingin rasanya gw menyingkirkan lelaki itu." Gw bermonolog dengan hati dan fikiran gw yang ntahlah dari mana datangnya. Hati gw mengeras bagaikan batu, tangan gw mengepal seperti siap menghantam.

Gw pun pulang, sampe rumah gw hampiri mama dan duduk barengan sambil bersandar dibahunya. " Hm? kenapa vin."

" Aku boleh tau cerita mama bisa sama papa bisa bersama gimana?."

" Hm tiba-tiba?."

" Gak ada salahnya kan?, really just want to know." Karena selama ini gw kurang dekat dan tau tentang mereka, dari kecil gw dibiasakan hidup penuh diperlihatkan kesibukan mereka. Dan sekarang gw memberanikan lebih dekat walaupun hanya mama yang sekarang bisa gw andalkan karena papa begitu cepat ninggalin kita. Gw perlu berbohong untuk ini, karena gw ingin tau cara papa berjuang dapatin mama. Bukan niat mau bandingin dan saingin dengan perjuangan gw yang baru sebatas wacana ini.

Love, Life And Healer || Ft Baemsuri EtharinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang