- ᴘʀᴏʟᴏɢ -

5.4K 892 280
                                    

Cerita ini hanya KARANGAN FIKSI semata, berdasarkan imajinasi penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cerita ini hanya KARANGAN FIKSI semata, berdasarkan imajinasi penulis. Sama sekali tidak berhubungan dengan kehidupan tokoh yang menjadi inspirasi, kejadian, atau peristiwa tertentu di dunia nyata. PLEASE BE WISE, THANKS ♡



Dengan langkah kaki tergesa, Lisa terus melangkah menuju sebuah meja yang menjadi tempat untuknya bekerja. Sesekali, gadis cantik itu melirik arloji yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya. Sepertinya Lisa tengah memastikan jika ia tidak terlambat.

Mempercepat langkah kaki, dengan setengah berlari Lisa menyusuri lorong yang terlihat sepi. Wajar saja, waktu bekerja telah di mulai sekitar Lima menit yang lalu. Namun gadis cantik berusia 24 tahun itu, justru masih berlari-lari kecil menuju tempat dimana harusnya ia berada.

Cklek,

Membuka pintu ruangan dan menutupnya kembali dengan cepat, Lisa bergegas menuju meja tempat dimana ia bekerja. Napas gadis itu tersengal, dengan deru napas yang jelas terdengar. Sebuah hal yang seketika membuat Yebin, karyawan yang mejanya berada tepat di sisi meja Lalisa, seketika menoleh sembari mengernyit heran.

"Semalam, kau kebanyakan minum lagi?" Tanya gadis bermata sipit itu. Sebuah pertanyaan yang lebih mengarah pada sebuah tebakan.

Menelan saliva kasar sembari tetap mengatur napas, Lisa mempersiapkan peralatan kerjanya dengan cepat.
"Semalam aku menghadiri acara reuni kampus. Tanpa sadar aku minum terlalu banyak, dan akibatnya aku terlambat bangun." Jelas Lisa.

"Ohya, dimana ketua tim Han?" Melongokkan kepala, pandangan Lisa mengedar. Terus terang ia merasa takut jika ketua tim nya yang galak itu, mengetahui tentang dirinya yang datang terlambat. Oh ayolah... Lisa tak ingin mendengar ocehan pedas yang meluncur dari belah bibir pria itu, di pagi hari seperti ini.

Menghela napas, Yebin kembali mengalihkan atensi pada sebuah buku agenda yang tengah ia kerjakan, seraya berujar lirih,
"Ketua tim Han saat ini sedang berada di ruangan Manager Choi. Kau beruntung, karena dia pergi saat jam kerja belum di mulai. Jadi ketua tim tak akan mengetahui jika kau datang terlambat, Lisa."

Menghela napas lega, Lisa meraih botol minum miliknya dan mulai meneguk air mineral tersebut untuk menghilangkan dahaga. Hingga pada tegukan ketiga, Lisa hampir tersedak kala sebuah suara yang sangat ia kenali, menguar secara tiba-tiba tepat di belakangnya,

"Lalisa Kim,"

Kembali meletakkan botol miliknya, Lisa berdiri dengan cepat dan kemudian memutar tubuh. Dimana kini, ia berada tepat di hadapan seorang pria yang beberapa saat lalu menjadi bahan pembicaraannya dengan Yebin. Seorang ketua tim yang dingin dan galak, lengkap dengan mulutnya yang pedas itu. Ketua tim Han Jungkook.

"Kau baru datang?" Tanpa basa-basi, Jungkook bertanya dengan tepat sasaran. Pandangan pria itu menelisik, menatap lamat-lamat presensi Lalisa yang terlihat mengatur napas dengan samar itu.

Dear, My Future Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang