Hello guys! I'm back, ❤️🩹
•
•
•Menghempaskan diri pada sebuah kursi kantin yang berada tepat di sisi Yebin, Lalisa menghela napas panjang. Sebuah hela yang sarat akan rasa kesal, berpadu dengan lelah yang sangat ketara.
"Apa kau sudah menyelesaikan tugasmu?" Menolehkan sedikit kepalanya, Yebin bersuara sembari mengunyah makan siangnya yang telah tandas tak bersisa itu.
"Haaahh," Kembali menghela napas, Lisa meneguk isi botol air mineral miliknya yang sedari tadi ia genggam.
"Sudah, dan aku telah meletakkannya di meja ketua Han--" Menjeda ucapannya sejenak, Lisa memutar bola mata cepat,
"Sial memang! Karena tugas tak masuk akal itu, aku jadi kehilangan waktu istirahat ku," Gerutu gadis berparas cantik itu.Menelan makanan yang ada di dalam mulutnya, Yebin terkekeh perlahan,
"Masih ada waktu 10 menit. Makanlah sesuatu yang cepat, untuk mengganjal perut mu.""Kau gila? Waktunya tidak akan sempat." Gerutu Lisa, kesal.
"Sempat. Mau aku bawakan sesuatu?" Yebin kembali berucap seraya mengedarkan pandangan. Agaknya, gadis itu tengah mencari sesuatu yang bisa di makan oleh Lisa, tanpa menunggu lama.
Mengulurkan tangan, Lisa meraih sekejap lengan Yebin dan menghentikan pencarian teman dekatnya itu.
"Sudahlah. Lagipula, aku tak nafsu makan. Lebih baik aku kembali saja ke meja kerjaku." Ucap Lisa akhirnya."Dan membiarkan maag mu kambuh?" Selidik Yebin, dengan kedua manik kecoklatan, menatap lekat gadis cantik di hadapannya itu.
"Tidak, kau tenang saja Yebin-ah. Aku tak selemah itu sampai Maag ku kambuh, hanya karena melewatkan makan siang hari ini." Ucap Lalisa sembari berdiri, bersiap beranjak dari tempat duduknya.
Menghela napas pelan, Yebin pun kemudian turut berdiri. Jika sudah seperti ini, percuma jika Yebin kukuh meminta Lisa untuk mengisi perut. Karena, Lisa tak akan mendengarkan ucapannya itu.
"Bagaimana jika kita kembali? Aku tak ingin mendengar ocehan ketua tim lagi, untuk yang kedua kalinya hari ini." Ucap Lisa, dengan dengusan singkat pertanda akan kekesalan yang kembali muncul, dalam benaknya.
Menghela napas panjang, Yebin meraih lengan bawah Lisa, dan melingkarkan lengannya disana.
"Baiklah. Nanti jika lapar, kau keluar saja sebentar untuk membeli sesuatu. Dan jika ketua Han mencarimu, aku yang akan bicara padanya."Tersenyum tipis sambil mengangguk perlahan, Lisa pun melangkahkan kaki beriringan bersama Yebin, menuju ruang kerja mereka di lantai Tiga.
Saling mengobrol ringan, keduanya pun sampai di ruangan dengan beberapa meja yang saling berjejer rapi dan berhadapan satu sama lain. Sebuah ruangan yang di tata sedemikian rupa, dengan sekat pembatas di setiap meja. Tentu saja sekat tersebut berguna agar setiap karyawan yang tengah bekerja, tidak terganggu antara satu dengan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Future Husband!
Fanfiction[ M/A ] Ekspektasi percintaan Lalisa Kim, terbilang lumayan tinggi. Gadis berusia 24 tahun itu, kerap membayangkan jika ia memiliki seorang kekasih romantis, yang selalu memberikan ia bunga dan segala hadiah terbaik, seseorang yang selalu memaafkan...