Dulu sedekat nadi sekarang sejauh matahari

0 0 0
                                    

Sejak kejadian beberapa waktu lalu kinara selalu di hantui rasa ketakutan nya hingga dia memilih pergi ke psikolog agar melihat perkembangan mental nya. Darren? Sejak hari ini kinara selalu menghindari darren, karena dia sudah berjanji pada darren untuk tidak mengikuti aktivitas darren, bahkan dia lebih mengfokuskan dirinya untuk pertandingan nanti. Dia pun jarang berada di rumah bahkan lebih menghabiskan waktu di tempat latihan,seperti saat ini dia baru saja selesai latihan dan sekarang dia mau ke kafe sambil menikmati suasana kafe di sore hari ini.

" mas, seperti biasa ya?." Seperti biasa kasir nya sudah paham betul pesanan kinara karena keseringan ke sini dan jarak kafe ini dari tempat latihan juga lumayan dekat jadi bisa berjalan kaki deh. Saat sedang menikmati suasana sore hari kinara tak sengaja melihat arah jam 12 yang dimana terdapat sekumpulan anak muda ganteng dan cowok dengan oufit yg mereka pakai, siapa lagi kalo bukan darren dan teman-teman motor nya. Kinara melirik ke arah mereka, namun saat mata darren dan kinara bertemu nara cepat- cepat membuang muka ke arah lain. Melihat ke arah nara darren pun menghampiri nya dan tentu membuat kinara heran dan juga takut.

" ngapain loe kesini, bukan nya loe udah janji sama gue gak akan ikuti aktivitas gue lagi?." Ingin sekali kinara menampar muka si darren namun lagi dan lagi dia tak seberani itu, dia hanya bisa diam dan menikmati minuman yg baru saja di hidangkan di hadapannya. Melihat reaksi kinara yg hanya diam membuat darren kesel.

" punya mulut di pakai."

Kinara menghela nafas, sejujur nya dia sangat lelah untuk berdebat karena energi nya habis terkuras untuk olahraga tadi. Dia melihat ke arah darren.

" siapa yg ngikutin loe sih? Ini tempat umum dan juga kafe ini paling dekat dengan tempat latihan gue darren, loe gak perlu repot-repot menghampiri gue ke sini setelah ini gue juga bakalan pergi kok. Gue cuman mau minum gue haus habis latihan dan kafe ini yg paling dekat sama tempat latihan gue, kalo loe risih oke fine gue pergi dari sini." Tanpa berucap dia segera menyedot minuman itu hingga habis.

" udah habis gue pergi, anda puas?." Kinara segera pergi setelah membayar minuman dia tanpa melirik ke belakang jujur hati nya sakit dia merindukan darren yg dulu bukan yg sekarang, dia sangat berbeda dari dulu, dulu dia hangat sekarang menjadi sedingin ini. Entah kesalahan apa yg telah di perbuat hingga darren menjadi seperti itu kepada nya.
Tiba di rumah dia mulai bersih- bersih setelah itu dia turun ke bawah sambil melihat keharmonisan ayah dan bunda nya.

" loh ayah tumben pulang cepat?". Kata kinara saat melihat ayah nya berada di ruang keluarga.

" iya tadi di kantor kerjaan gak banyak jadi pulang cepat deh ayah. Gimana sekolah dan latihan kamu nak?." Kinara menghampiri ayah nya yg sedang duduk di kursi dekat kolam bersama sang bunda di sampingnya.

" alhamdulillah baik dan lancar yah, minggu depan mulai bertanding tingkat nasional ayah dan bunda doain aku ya supaya bisa membawa harum nama sekolah." Ayah tersenyum seraya mengucapkan aamin diikuti dengan bunda nya kinara. Kinara anak tunggal yang sangat di manjakan oleh ayah nya.

Kinara saat ini sedang menikmati indah nya malam dengan hamparan bintang yang bertaburan di langit, dulu dia sering melihat bintang bersama darren. Namun sekarang suasana berbeda suatu permasalahan yg bahkan nara sendiri tidak tau apa itu yang membuat hubungan dirinya dan darren menjadi seperti saat ini. Nara sangat bahkan teramat merindukan sahabat nya itu namun kondisi nya sudah berbeda bahkan sekarang nara harus mandiri tanpa darren, dulu darren yang selalu ada untuk diri nya yang selalu siap kapanpun dan dimana pun nara membutuhkan. Bahkan saat nara mau melakukan pertandingan darren lah orang pertama yang mendukung nara selain orang tua nya.

" waktu cepat banget ya berlalu, andai aku mempunyai kantong Doraemon aku ingin kembali ke masa lalu menggunakan mesin waktu Doraemon. Darren kalo tanpa gua loe bahagi gua akan menjauh, tapi setidaknya kasih gua alasan kenapa loe kayak gini sikap nya sekarang sama gua."

Andai darren tau betapa terpukul nya nara dijauhi oleh nya saat ini, nara orang yang tidak mudah bergaul atau beradaptasi dengan mudah dengan seseorang. Hanya darren sahabat pertama nya tapi ya sudahlah ini berarti sudah saat nya ia harus mandiri tanpa seorang darren di kehidupan nya. Pertandingan hampir dekat fokus nya sekarang hanyalah hasil maksimal untuk pertandingan. Biarlah masalah ini ia sampingkan dulu
Panggilan dari affan muncul di layar hp nya sejak dulu dia dan affan bersahabat dan juga darren sekarang hanya tersisa affan sahabat nya yang sangat baik selama ini anda saja mereka bisa kembali seperti dulu bertiga. Lagi dan lagi nara kembali ber andai miris sekali.

" tumben affan telpon?" Ia mengangkat panggilan dari affan.

" loe lagi dimana nar?"

" gua di rumah kenapa nih tumben loe nelpon gua?"

" besok gua jemput ya gua baru beli motor baru hehehe mau pamer dan loe harus jadi cewek pertama yang naik motor gua oke?" Aneh sih emang si affan tapi emang begini dia, dia sama seperti darren yang sangat menjaga dan mendahului aku.

" widihhhh cakep tuh, btw cewek loe gimana ntar ?" Yah affan ini punya seorang cewek eh lebih tepat nya dia ini banyak sekali pacar nya bisa kita sebutnya Playboy dehhh.

" tenang udah putus tadi"

" emang gak ada otak loe ya perasaan anak orang loe mainan mulu, kena karma ntar baru tau rasa lu"

" udah gak usah loe bahas besok gua jemput ya by assalamualaikum". Belum menjawab salam affan sudah duluan mematikan telpon nya emang tuh anak rada rada dah.

Setelah menutup telpon nya kinara langsung mengistirahatkan tubuh nya yang sudah sangat lelah karena latihan berjam jam bahkan sekarang kegiatannya sepulang sekolah hanyalah latihan dan latihan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DarrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang