Kopi

71 64 5
                                    

~ Begitu menyukainya sampai kamu melupakan rasa yang lain. ~

Happy reading. 📖

Jangan lupa vote dan komennya ya, terimakasih yang udah mau mampir.
-
-


Di perjalanan Andra dan Eca hanya diam, tidak ada percakapan diantara keduanya, Eca melihat ke sekitar sampai dia terpaku pada seorang laki-laki yang menaiki sepeda sambil mendengarkan musik menggunakan earphone berwarna hitam.

"Dia kaya Aka." ucap Eca dalam hati sambil melihat kearah laki-laki itu.

Tanpa Eca sadar Andra memperhatikan Eca lewat spion motornya, dia sedikit heran sedang melihat apa atau siapa? Namun Andra tidak menanyakan hal itu dia fokus pada jalan.

"Andra boleh anter aku dulu?" ucap Eca membuka percakapan.

"Kemana?" tanya Andra.

"Beli jus strawberry di dekat sekolah SMP Jayapura."

Andra hanya mengangguk menandakan iya.

"Kamu suka kopi kan? Mau mampir ke cafe baru dekat rumah aku?" tanya Eca kembali.

"Boleh deh, sekalian nyoba." jawabnya.

Dan mereka kembali diam, setelah beberapa menit Andra dan Eca sampai di tukang jus, Andra memarkirkan motornya dan Eca turun untuk membelinya, sesudahnya mereka melanjutkan perjalanan.

"Kamu mau?" tanya Eca

"Ga usah, gue ga suka." jawab Andra.

Setelah sekitar 30 menit mereka sampai di cafe yang di maksud Eca tadi.

"Ini bukan?" tanya Andra sambil menepi.

"Iya, kamu parkir dulu aku tunggu di dalam." ucap Eca lalu turun dari motor memberikan jaket yang Andra kasih tadi dan masuk kedalam cafe.

Andra memarkirkan motornya dan menyusul Eca masuk kedalam, dia mencari Eca dan melihat Eca duduk di kursi belakang dekat jendela, Andra langsung menghampirinya dan duduk di depannya.

Eca memanggil pelayan saat Andra sudah duduk di depannya, dan pelayan pun datang.

"Iya mau pesan apa?" tanya pelayan itu.

"Aku mau cake strawberry satu." jawab Eca. "Kamu Andra?" tanya Eca sambil melihat kearah Andra.

"Espresso." singkat Andra.

"Baik di tunggu dulu pesannya." ucap pelayan itu lalu pergi.

Andra mengambil ponsel di sakunya lalu memberikannya kepada Eca "Nomor lo."

Eca sedikit kaget lalu dia mengambil dan memasukkan nomornya, dia menamai di kontak itu Senja dan memberikan ponselnya kepada Andra.

Andra heran namun dia diam saja, dan setelah beberapa menit pesanan mereka datang.

Pelayan mengantarkannya "Selamat menikmati." lalu pergi.

Andra meminum dan Eca mulai memakannya, Eca melihat kearah kopi Andra, Andra yang sadar menawarkan.

"Lo mau nyoba?" tanya nya sambil menyodorkannya.

Eca menggelengkan kepala "Takut pahit." ucapnya.

Andra tertawa, Eca yang melihatnya kaget, tampan sekali bukan? Tapi mengapa dia seperti tidak mempunyai ekspresi bahagia di hidupnya.

"Ternyata kamu bisa ketawa ya." ucap Eca sambil tersenyum.

"Gue juga manusia." ucapnya lalu memasang muka datar lagi.

"Setan aja bisa ketawa." ucap Eca.

Andra mengangkat halis sebelah, Eca yang melihatnya menjawab "Kuntilanak sih suka ketawa." Andra yang mendengar jawabannya hanya diam, Eca memang tidak salah karna yang salah dia.

Eca yang melihat ekspresi Andra yang sepertinya kesal "Aku suka liat kamu ketawa kaya tadi." ucapnya dalam hati.

Andra segera menghabiskan kopinya dan mengajak Eca untuk pulang karna sudah mulai sore.

"Pulang." ucap Andra lalu berdiri untuk ke kasir dan membayar pesanan tadi.

"Iya." jawab Eca lalu berdiri mengikuti Andra di belakang.

Saat mereka sampai di kasih Eca hendak mengambil uang di tas nya Andra melihatnya "Gue traktir." ucapnya.

Eca menatap Andra cukup lama lalu Andra segera membayarnya, dan mereka pun pergi ke parkiran.

"Lain kali aku traktir ya Andra." ucap Eca.

Andra hanya berdeham dan mengeluarkan motornya, dia menyodorkan jaketnya pada Eca dan Eca mengambil lalu duduk di motor, mereka pergi meninggalkan cafe dan Andra mengantarkan Eca pulang kerumahnya.

Seperti biasa tidak ada percakapan diantara keduanya, lalu mereka sampai di depan rumah Eca, Eca turun dan mengembalikan jaket milik Andra.

"Makasih Andra." ucapnya.

Andra hanya mengangguk dan pergi pulang, Eca melihat itu hanya bisa tersenyum, dia masuk ke rumah untuk bersih-bersih.

Merindukan Sang SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang