02〖Sing Me A Lullaby〗

591 80 91
                                    


Ada malam-malam dimana kau tidak bisa tidur nyenyak. Malam di mana Alhaitham pulang ke rumah dari pekerjaan melelahkannya di Akademiya dan bergabung bersamamu di ranjang. Saat pintu kamar berderit terbuka kau tidak bergerak begitu dia duduk di tepi tempat tidur setelah keluar dari kamar mandi, bahkan saat tempat tidur berderit karena beban ekstra, kau masih mempertahankan posisimu. Berat badannya menetap tepat di belakangmu.

Alhaitham melirikmu dari balik bahunya, mengamati wujudmu yang berbaring miring membelakanginya. Dia sepertinya mengambil waktu sejenak untuk menyerap penampilanmu.

Mengesampingkan dia suka melihat wajahmu yang kesal, dia juga menikmati ekspresi tenangmu. Kau terlihat sangat damai saat tertidur, matamu terpejam dan rambut panjang tergerai di sekeliling bantal dalam gelombang lembut seperti lautan. Alhaitham meraih untaian rambutmu untuk merasakannya meluncur di antara jari-jarinya tidak serta merta membangunkanmu.

Dia menggerakkan jari-jarinya ke lehermu, sentuhan ringannya menimbulkan sensasi menggelitik. Apa yang dimulai sebagai sentuhan ringan dengan cepat meningkat menjadi sesuatu yang jauh lebih intim.

Kau seharusnya tahu bahwa kau tidak bisa mengelabuinya. Pertama kali tangannya yang lain merayap ke pahamu, mendorong ujung gaun tidurmu, matamu langsung terbuka. Kau merasa cukup baik hati dengan meraih bantal di sisimu dan hanya melemparkannya tepat di wajahnya.

Namun sesuai dugaanmu, dia dengan gesit mengelak untuk menghindari, seolah-olah telah mengantisipasi reaksimu dan bantal itu jatuh begitu saja ke lantai, yang membuatmu kecewa. Raut wajahnya tidak menunjukkan kejutan, karena dia bahkan tidak berkedip. Tentu saja, Alhaitham selalu tenang dan betapa kau berharap memiliki setidaknya garpu atau lebih baik lagi pisau, untuk dilemparkan ke wajah tampannya. Mungkin saat itu dia setidaknya akan tersentak.

"Singkirkan tanganmu dariku!"

"Oh? Lihat siapa yang bangun. Kau sangat mudah dipancing."

Kau mengirim tatapan tajam ke arahnya dan dia sepertinya tidak terganggu oleh permusuhanmu, yang membuatmu semakin marah. Sikapnya yang acuh tak acuh membuatmu kesal. Dia menatap ekspresi muakmu dan matamu masih menunjukkan emosi kebencian yang tertanam di wajah cantikmu.

"Jangan melototiku seperti itu, gerakanmu sangat mudah ditebak. Lain kali kau tidak boleh gegabah dan harus berpikir dua kali sebelum bertindak."

"Kau juga harus berpikir dua kali sebelum membangunkan orang dengan cara yang tidak senonoh, Tuan pintar."

Dia tidak membalas ejekan halusmu, tahu betul jika meladenimu lebih lanjut maka akan berakhir ketika matahari pagi sudah terbit sebaliknya tanpa peringatan dia mengambil tempat di kasur dan kau secara naluriah bergeser menjauh.

Merasa sudah membentuk batas, kau melirik sekilas ke arahnya dan pemandangan yang kau lihat membuatmu terkesiap. Dia berbaring santai dengan jubah tidurnya terbuka lebar, memperlihatkan dada dan perut berototnya yang dipahat sempurna.

Kau terkesiap, mata bekerut kesal pada kelancangannya.

'Apa-apaan pria tidak sopan ini?! Baju terbuka lebar, tiduran seenaknya! Dan juga untuk apa dia memamerkan pesona mematikannya itu?!'

Alhaitham tidak memedulikan tatapan jengkelmu sementara kau sangat ingin menyuruhnya berpakaian sedikit lebih banyak di tempat tidur tetapi kau tidak dapat memaksakan diri untuk melakukannya atau kau akan mendengar jawaban lugas dari mulut pintarnya.

Setelah menemukan posisi nyamannya akhirnya dia membuka mulutnya setelah diam total. Dia menghela napas yang dalam dan sensual saat matanya perlahan terbuka, yang membuatmu kecewa. Kau berencana menunggunya sampai tertidur lelap dan memiliki setengah pikiran untuk diam-diam turun dari tempat tidur. Kau sama sekali tidak mempertimbangkan untuk tidur dengannya setelah dibangunkan dengan tidak sopan.

Oh, Who Is She?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang