Alhaitham, seorang pria yang digerakkan oleh rasionalitas, berpikir bahwa cinta pada pandangan pertama adalah konsep yang konyol. Ya, benar dia tidak percaya cinta pandangan pertama itu nyata.
Tapi dia tidak akan mampu beralasan bahwa dia mengalaminya sendiri. Bertanya-tanya mengapa otak pintarnya tidak bisa memberi perintah pada matanya yang terpaku pada sosokmu.
Kenangan membanjiri benaknya saat dia mengingat sosokmu yang menari. Kau disana, cara tubuhmu bergerak dengan sangat anggun, seolah-olah angin dan langit juga berdansa denganmu. Cahaya bulan yang turun menonjolkan lekuk tubuhmu saat kau mulai mengayunkan pinggul, mengangkat tangan ke arah langit.
Gelang kakimu bersuara saat kau berputar di lantai panggung dan setelan indahmu yang dihiasi hiasan permata serta ornamen emas, beberapa lapis rok tipis tetapi membuat sebagian besar tubuhmu terbuka, bertujuan untuk bergerak secara harmonis.
Di bawah dia terpaku di antara penonton, bersama menikmati esensi dari sesuatu yang begitu cantik menunjukkan keindahannya.
Napasnya tercekat saat bola mata cantik itu secara tidak sengaja bertemu dengannya. Bersitatap itu tidak lebih dari lima detik tapi dia yakin saat malam hari pikirannya akan kacau dan dihantui akan bola mata cantik itu.
Setelah lelah seharian berkerja di Akademiya yang dia inginkan adalah segera kembali ke rumah. Keberadaannya di sini tidak disengaja, tapi waktu semakin berjalan dia tetap di tempat. Tidak bergerak seincipun, tenggelam dalam suasana yang kau ciptakan dengan tarianmu.
Tidak pernah dalam hidupnya dia berjalan tak sesuai rencana, tidak pernah dalam hidupnya, kakinya mengkhianati pikirannya dan membawa dirinya ke tempat ini lagi untuk ketiga kalinya. Dia orang yang mengutamakan logika ketimbang perasaan tapi kali ini hatinya menang, bergejolak untuk melihat tarianmu sekali lagi.
Alhaitham mengakui bahwa dia tidak akan percaya pada gagasan cinta pandangan pertama. Namun di sinilah dia, setelah pertunjukan selesai, dia berjalan ke arah penari cantik yang telah mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.
Dia hanya memastikan bahwa perasaan ini tidak lebih dari kekaguman dan hanya menetap sementara seperti lebah yang mencuri nekstar manis dari sang bunga, tapi semakin dia bersamamu semakin dia menyadari bahwa dia jatuh hati padamu.
Oh, betapa memalukannya seorang Sekretaris Agung Akademiya termakan oleh omongannya sendiri.
Jatuh cinta dengan caramu mengangkat diri dengan percaya diri, auramu meneriakkan dominasi dan memberi tahu semua orang bahwa kau melawan seluruh argumentasi tak masuk akal siapapun. Kau mungkin dianggap rendah di Sumeru karena dedikasi tinggimu pada seni tapi baginya kau adalah rubik yang ingin dia pecahkan.
Meski begitu kamu selalu begitu halus, kehadiranmu adalah cahaya dalam kegelapan, sumber kenyamanan dan harapan. Suaramu seperti musik di telinga, menginspirasi kedamaian dan ketenangan. Sekali lagi dia jatuh cinta dengan bagaimana kau sebagai pribadi, dan bukan fasad palsu yang kau tunjukkan kepada publik. Dia menyukai senyummu, senyummu bisa menerangi ruangan dan tawamu menular ke sekitar.
Kau memang cantik, sangat cantik hingga membuat orang yang terlalu rasional sepertinya jatuh cinta padamu.
Tapi dia amat tahu wajah cantikmu tak secantik mulutmu.
Melontarinya dengan hinaan pedas, menepis sentuhan fisiknya, kau tampaknya sangat suka menarik ulur kemarahannya bukan? Tapi dia mencintaimu, Alhaitham tidak pernah menyakitimu secara fisik, dia tidak akan menerima dirinya yang meninggalkan memar pada tubuhmu yang halus.
Satu satunya hal yang tidak Alhaitham sukai darimu mungkin perlawananmu yang tidak membiarkannya memberi semua afeksinya padamu. Dia sudah menyatakan di depanmu bahwa dia mencintaimu lalu kenapa kau bersikeras menolak semua usaha dan yang ia perjuangkan hanya untuk memilikimu dalam pelukannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Who Is She?
Roman d'amour《ᴅᴀʀᴋ ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ, ʀᴇᴀᴅᴇʀ ɪɴꜱᴇʀᴛ, 15+》 𝘿𝙞𝙖 𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙚𝙧𝙞𝙖𝙠𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙨𝙪𝙖𝙩𝙪 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙡𝙖 𝙧𝙖𝙨𝙞𝙤𝙣𝙖𝙡 𝙥𝙧𝙞𝙖 𝙞𝙩𝙪, 𝙗𝙖𝙝𝙬𝙖 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙠𝙖𝙧 𝙙𝙞 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙨𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙧, 𝙗𝙚...