Siang itu Winwin berada disebuah cafe yang tak jauh dari kantornya, dia menunggu temannya datang untuk berbincang-bincang.
Tak lama temannya datang dan ternyata itu Doyoung, Doyoung sendiri bekerja di sebuah perusahaan dan pemilik perusahaan itu adalah kekasihnya namun tak banyak orang yang tahu mengenai hal ini.
"Hai Win, sorry kalau nunggu lama."Ucap Doyoung yang langsung menghampirinya.
"Iya gpp, btw tumben lo lama banget? biasanya telat lima menit,"Jawab Winwin yang melihat jam tangannya.
"Biasa pacar gue butuh manja-manja."Lanjut Doyoung sambil nyengir.
"Dosa woi ingat dosa, minimal nikah dulu baru manja-manja."Balas Winwin dengan ketus.
"Diem lo jomblo."Ujar Doyoung akhirnya.
"Btw lo udah ketemu sama bos perusahaan lo?"Tanya Doyoung kali ini.
"Belum, dia belum dateng jadi gue sempetin makan disini."Balas Winwin sambil meminum es kopi miliknya.
"Kirain udah liat, tapi kalau ga salah katanya perusahaan lo punya bos yang cakep tapi agak gimana gitu sikapnya."Kata Doyoung yang mengingat sedikit tentang perusahaan Winwin.
"Seriusan lo? gue aja gatau itu sumpah."Balas Winwin dengan cepat membuat Doyoung menganggukkan kepalanya.
"Beneran Win, ga mungkin gue bohong sama lo."Ujar Doyoung yang membuat Winwin mempercayainya.
Mereka melanjutkannya obrolan itu hingga tiba waktunya untuk kembali ke pekerjaan masing-masing, Winwin membeli segelas es kopi lagi untuk dirinya.
Dia langsung kembali ke kantornya, mengambil suatu berkas dan meletakkannya minumannya di meja miliknya.
"Win semangat ya? gue harap lo bisa lama disini."Kata manager mereka yang bernama Irene.
"Emang kenapa kak?"Tanya Winwin dengan bingung.
"Udah banyak yang resign jadi sekre dia saking penyuruhnya, dan juga dia itu agak sedikit cabul hehe..."Lirih Irene secara pelan-pelan.
"Oh kalau gitu gue kesana dulu ya, gue mau ngasih."Ujar Winwin akhirnya.
Jujur saja Irene hanya bisa berdoa supaya Winwin bisa bertahan lama menjadi sekretaris disana, dia tak mau karena sudah nyaman menjadi manager disana.
"Permisi pak? saya mau mengantar ber-"Ucap Winwin yang terpotong oleh bosnya.
Saat bosnya membalikan badan, itu adalah Yuta, dosen killernya dulu yang paling dia tak sukai.
"Hai Win, kamu dulu murid saya kan?"Tanya Yuta yang memotong perkataan Winwin.
"ASU BGT, BISA GA SIH LO GA USAH JADI DIREKTUR DISINI NJING!!"Batin Winwin yang ingin mengumpat saat itu.
"A-ahh iya bener kok pak."Jawab Winwin sambil memperlihatkan senyum terpaksa.
Jujur saja Winwin menjadi malas untuk melihat bosnya itu, dia membencinya namun mau tak mau dia harus bekerja melayani bosnya itu.
"Eum ini ada berkas yang harus bapak tandatangani untuk kerjasama dengan perusahaan lain."Kata Winwin yang memberikan berkas itu.
"Letak saja dan nanti saya cek,"Balas Yuta dengan santai namun dia masih melihat Winwin saat itu.
Winwin sedikit risih dan akhirnya meminta izin dari sana, tetapi Yuta menahan tangan Winwin dan menariknya hingga Winwin dipangku oleh Yuta.
Yuta tersenyum tipis dan Winwin sudah ketakutan setengah mati, dia tak ingin jika bosnya itu melakukan hal aneh-aneh.
"P-pak? m-mau n-ngapain?"Tanya Winwin yang menjadi gagap.
"Sudah diam saja, jangan ribut dan saya tak menyukai keributan Win."Bisik Yuta dengan lembut membuat Winwin bergidik.
Tangan Yuta mengelus pinggang Winwin saat itu, wajah Winwin sudah ketakutan sekali dan dia tak bisa lari dari sana.
"Badan mu tetap seperti dulu ternyata."Ujar Yuta tiba-tiba yang tahu jika badan Winwin sangat ramping padahal saat kuliah Winwin selalu memakai yang oversize karena dia tak suka jika ada yang mengetahui tubuhnya.
Winwin tak bisa berkata-kata lagi karena ini saja, namun tangan Yuta itu bergerak dengan lincah dan mengelus semua bagian tubuh Winwin termasuk lehernya.
Winwin merasa geli jika ada yang mengelus area lehernya, dia tak ingin hal ini terjadi dan dia mencoba lari akhirnya namun tangan Yuta langsung menahannya.
"Shut up, don't run from me."Kata Yuta dengan deep voicenya itu yang membuat Winwin semakin takut.
"P-pak jangan g-gini, saya ga mau hehe.."Cengir Winwin yang berharap Yuta memperbolehkannya keluar.
Yuta tak menjawab namun dia memegang tengkuk leher Winwin dan langsung mengecup bibir Winwin secara tiba-tiba, mata Winwin yang tadinya sayu menjadi terbuka lebar karena Yuta.
Winwin tak menyangka jika Yuta akan mengecupnya, dan dia kesal karena itu adalah first kiss dirinya, mau tak mau dia harus menerimanya.
Yuta melumat bibirnya saat itu namun dengan cara lembut, tiba-tiba saja Winwin menjadi mengikuti cara main Yuta dan ternyata mereka berdua sama-sama lihai dalam permainan ini.
"Gue baru tahu kalau pak Yuta secabul ini.."Batin Winwin yang mencoba untuk menenangkannya dirinya.
Mereka berdua melakukan itu hingga lima belas menit lebih, dan Yuta melepaskannya lalu melihat wajah Winwin yang sedikit merah karena ulah Yuta.
"Your lips so sweet honey, can i get it later?"Tanya Yuta dengan senyumnya itu.
"Ngga deh pak, kalau gitu saya permisi dulu ya."Ujar Winwin dengan cepat dan keluar dari ruangan bosnya itu.
Yuta tersenyum tipis, dia sudah lama menyukainya namun dia saja yang tak mau memberitahukannya namun hal itu semakin membuatnya ingin mendapatkan Winwin.
Winwin keluar dan mencari Irene sang managernya, dia menghampirinya dengan wajah kesal bukan main.
"Eh re kok lo ga bilang sih?? kok bosnya dosen killer gue?!"Sentak Winwin yang memukul meja kerja Irene.
"Sengaja hehe, gue ga mau spoiler dan kenapa wajah lo kesel begitu?"Tanya Irene dengan polosnya.
"Nanya lagi lo, gue jadi males kerja kalau bosnya pak Yuta njing."Ujar Winwin yang mulutnya langsung ditutup dengan buku milik Irene.
"Jangan ngomong kasar juga Win, lo mau gaji pertama lo di potong karena itu doang?"Tanya Irene dengan sewot.
"Y-ya kagak tapi gue jadi ga mau kalau kerja kayak gini re."Jelas Winwin yang memilih duduk di sebelah Irene.
"Emang kenapa sih? lo di grepe-grepe sama dia?"Tanya Irene yang melanjutkan pekerjaannya.
"Hampir re hampir, gue udah males ketemu dia sumpah,"Balas Winwin dengan cepat.
Irene terkejut mendengarnya karena sebelumnya Yuta tak pernah melakukan itu kepada sekretarisnya yang dulu, paling hanya menyuruh-yuruh dengan tegas.
"Ih anjir kok bisa sih? padahal dia ga pernah kayak gitu sama sekretarisnya yang dulu."Jelas Irene yang kaget.
"Seriusan lo? berarti gue korban pertama dia dong."Tanya Winwin yang juga kaget mendengarnya.
"Iya Win, lo korban pertama dia dan gue saranin hati-hati deh tapi kalau lo pengen di grepe-grepe ya main sama dia aja."Saran Irene yang ternyata paham mengapa Yuta melakukan itu kepada Winwin.
"Mulut lo ye, gue slepet nangis lo."Ujar Winwin yang ingin memukul Irene saat itu.
"Ya maap tapi yang gue bilang bener."Lanjut Irene yang masih berani.
Winwin mencoba menahan emosi dan dia memilih kembali ke pekerjaannya, dia mengurus beberapa dokumen yang harus diselesaikan saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Cintaku Kepada Mu" | Yuwin [ON GOING]
FanfictionPLEASE VOTE DAN BACA BGT BUKU INI, BARU BUAT SOALNYA DAN MOHON BGT YA THIS MY FIRST BOOK OF YUWIN, AND PLEASE DON'T COPY FROM MY BOOK. Winwin memiliki seorang dosen killer dan dia tak menyukainya namun sang dosen itu selalu saja menyuruh Winwin atau...