Waktu itu Winwin sempat sadar namun sebentar dan akhirnya dia dikatakan koma, Irene terus menjaganya meskipun dia jarang makan jadinya.
Yuta sendiri masih berharap jika Winwin sudah sadar dan dia memaafkannya, ada rasanya untuk melihat kondisi Winwin namun dia tak berani sama sekali.
Hingga tiga hari lebih Winwin belum sadar namun di hari keenam Winwin sadar juga akhirnya, Irene merasakan tangan Winwin bergerak dan dia sontak melihat Winwin.
"Win?! akhirnya lo bangun juga,"Ujar Irene yang terharu melihat Winwin yang berhasil melewati masa tidurnya.
"G-gue dimana re?"Tanya Winwin yang tak tahu dia dimana sekarang.
"Lo di rumah sakit Win, udah lima hari lo tidur disini dan ini hari keenam lo disini,"Jelas Irene yang masih senang.
Winwin hanya bisa mengatakan iya, Irene memanggil dokter saat itu dan dokter langsung memeriksa keadaan Winwin.
"Kondisinya sudah membaik dan dia juga berhasil melewati komanya, tetapi dia belum di perbolehkan untuk pulang."Jelas sang dokter itu yang melihat catatan riwayat Winwin.
"Baik dok."Ujar Irene akhirnya.
Dokter itu pun permisi dan pergi dari sana, Winwin menceritakan apa yang dia rasakan saat dia tertidur di dalam komanya itu dan Irene mendengarnya sambil memakan makanan siangnya.
"Gue laper re, makanan gue belum datang?"Tanya Winwin kepada Irene saat itu.
"Bentar lagi datang kok, tunggu aja,"Jelas Irene yang melihat jam tangannya.
Sedangkan Yuta memilih kembali lagi ke tempat dimana dia tinggal, bukan di kampung halamannya, dia langsung terbang saat itu juga.
Sebenarnya dia pergi kesana untuk mengecek kondisi kantornya, baru sampai di tempat tujuannya dia langsung mengingat Winwin.
Rasa bersalahnya itu masih ada, dan baginya tak bisa di pungkiri sama sekali. Yuta bertanya kepada Joy dimana Irene namun Joy menjawab jika Irene menjaga Winwin.
"Sudah berapa hari dia menjaga Winwin?"Tanya Yuta saat itu.
"Mulai Winwin di rawat inap sampai sekarang dia belum ada datang ke kantor pak, dia nyerahin tanggung jawab kantor sama saya,"Jawab Joy yang mengingatnya.
Yuta terdiam, akhirnya dia tetap menyuruh Joy untuk bertanggung jawab akan segala yang terjadi di kantornya.
"Bisakah aku meminta maaf kepada dia sekarang?"Tanya Yuta dalam hatinya.
Dia merasa tak percaya diri untuk menanyakan itu kepada Winwin, pada akhirnya dia memberanikan dirinya untuk bertanya.
Irene tengah membantu Winwin memakan makanan siangnya waktu itu, badan Winwin masih tak terlalu bugar namun pikirannya menjadi tenang setelah tertidur lama itu.
Dan akhirnya makanan itu habis, Irene mengatakan jika dia lah yang menjaga Winwin bukan Yuta atau Doyoung temannya itu.
"Jadi pak Yuta dimana sekarang?"Tanya Winwin yang melihat Irene.
Yuta sampai di waktu yang tepat, dia masih mengingat dengan jelas nomor kamar Winwin dan langsung menghampirinya.
Dia membuka pintu itu dan membuat Irene dengan Winwin langsung menatapnya, deru nafas Yuta tak beraturan saat itu karena dia berlarian.
"E-eh pak?"Sontak Irene yang kaget melihat Yuta yang membuka pintu itu dan berdiri di depan ruangan itu.
Winwin juga kaget dan tak bisa mengatakan apapun, dia pikir jika Irene sengaja melakukan ini padahal ini bukan rencana Irene maupun Yuta sama sekali.
"Irene? bisa keluar sebentar? saya mau berbicara hal penting dengan Winwin."Kata Yuta yang tak menatap mereka berdua.
Irene pun mengiyakannya, dia meninggalkan Yuta dan Winwin saat itu, Yuta menghampiri Winwin dan duduk di dekatnya.
"Maaf jika saya membentak mu hari itu Win, saya tak mengetahui jika kamu takut akan hal itu.."Kata Yuta yang masih menunduk.
Dia tak ingin menatap Winwin, dia mengira Winwin akan membencinya ternyata tidak sama sekali malahan Winwin memaafkannya.
"Gpp kok pak, saya paham kalau saya waktu itu juga salah,"Jelas Winwin dengan lembut membuat Yuta langsung menatapnya.
Yuta menatap Winwin dengan dalam saat itu, walaupun Winwin sudah memaafkannya tapi hati Yuta masih tak tenang sama sekali.
"Kamu benar memaafkan saya Win?"Tanya Yuta yang masih tak percaya akan hal itu.
"Iya saya memaafkan bapak, ga ada gunanya saya tak memaafkan bapak,"Sahut Winwin yang menatap Yuta sekali lagi.
Mereka terlarut dalam tatapan itu, Winwin mengetahui jika Yuta masih tak percaya akan hal itu namun berbeda di mata Yuta yang melihat Winwin begitu tulus menatapnya.
Rasa bersalahnya Yuta masih ada, dia tak bisa menghindarinya meskipun sudah dimaafkan dan dia bertanya sesuatu kepada Winwin yang membuat Winwin tak tahu harus menjawab apa.
"Saya belum mendapatkan hati mu dan saya bukan pilihan mu kan?"Tanya Yuta secara langsung membuat Winwin tak bisa menjawabnya.
"Pak? kalau saya katakan kalau saya sudah menyukai bapak sejak lama tak salah kan?"Tanya Winwin balik yang membuat Yuta terjebak.
Mereka berdua menjadi tak bisa menjawabnya apalagi Yuta yang kaget mendengarnya, dia masih menyukai Winwin namun dia merasa tak pantas setelah melakukan hal itu kepada Winwin yang berakhir harus di rumah sakit.
"Jadi saya masih bisa mendapatkan hati mu?"Tanya Yuta lagi yang memastikannya.
"Bukan masih, tapi bapak udah dapet sedari dulu."Jawab Winwin dengan cepat.
"Jadi saya bisa menjadi kekasih mu?"Tanya Yuta yang menanyakan hal ini akhirnya.
"A-ahh untuk itu.. bisa..."Lirih Winwin dan Yuta mendengarnya.
"Baiklah, saya tahu ini di waktu tidak tepat dan saya hanya bisa memberikan kepada mu " sahut Yuta tiba-tiba berdiri di depan Winwin.
Yuta melepaskan salah satu cincin peraknya itu, dia melamar Winwin sebagai kekasihnya, dia sadar jika dia bukan seseorang yang tipe romantis namun dia sudah lama menginginkan Winwin menjadi kekasihnya.
"Win, will you be my lover?"Tanya Yuta dengan senyumnya itu.
Hal ini membuat jantung Winwin berdegup kencang, dia sendiri tak tahu harus menjawab apa dan akhirnya dia menerima itu.
"Iya, aku mau."Jawab Winwin dengan senyumnya itu sambil melihat Yuta.
Yuta membalas senyuman itu dan memakaikan cincin perak itu tangan kanan Winwin, mereka berdua saling berpelukan satu sama lain.
Irene yang melihat itu dari jendela, akhirnya dia merasa lega dan ikut senang akan hubungan mereka berdua.
Yuta mengecup bibir Winwin saat itu walaupun sebentar, Winwin menyukainya dan dia benar-benar menyukai Yuta untuk kali ini.
Dia baru menyadari itu dan mencoba mencintai Yuta, namun dia menjadi jatuh cinta kepada Yuta dan akhirnya mereka menjadi kekasih.
Yuta pamit kepada Winwin untuk kembali ke rumahnya karena dia baru sampai dan harus mengurus hal lainnya.
Irene yang masuk langsung bertanya kepada Winwin akan hal tadi, Winwin tak berani menceritakannya kali ini namun Irene sudah tahu ceritanya terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Cintaku Kepada Mu" | Yuwin [ON GOING]
FanfictionPLEASE VOTE DAN BACA BGT BUKU INI, BARU BUAT SOALNYA DAN MOHON BGT YA THIS MY FIRST BOOK OF YUWIN, AND PLEASE DON'T COPY FROM MY BOOK. Winwin memiliki seorang dosen killer dan dia tak menyukainya namun sang dosen itu selalu saja menyuruh Winwin atau...