Winwin masih sakit saat itu, Irene keluar sebentar untuk membeli sesuatu dan secara tiba-tiba Yuta menghampiri Winwin.
"Hai Win? kemana Irene?"Tanya Yuta yang menyapanya.
"O-oh tadi keluar sebentar pak buat beli sesuatu,"Jawab Winwin dengan sopan.
"Jangan panggil saya pak diluar jam kerja, cukup nama saja."Lanjut Yuta yang duduk di dekat Winwin.
Mereka menjadi saling cerita satu sama lain, rasa bosannya Winwin langsung hilang seketika dan dia juga menyukai jika ada seseorang yang mengajaknya bercerita tentang hal apapun.
Tak lama Irene datang, dia langsung membuka pintu itu dan menyadari ada Yuta disana, dia mengambil tasnya dan izin pamit dari sana.
Dia paham pasti ada maksud tertentu kalau Yuta mencari Winwin, makannya dia meninggalkan Winwin begitu saja.
"Yaelah mana orangnya ninggalin lagi, masa gue berduaan ama dia doang,"Batin Winwin yang tak sempat memanggil Irene.
Akhirnya mereka lanjut cerita hingga lupa waktu, bisa dibilang sudah 2 jam lebih mereka bercerita dan Yuta menanyakan sesuatu kepada Winwin.
"Kamu masih harus istirahat disini?" Tanya Yuta saat itu.
"Kata dokter iya, dan aku belum boleh pulang walaupun udah pulih."Jelas Winwin yang mengingat hal itu.
"Saya kira sudah boleh pulang, tak apakan jika saya yang menemani mu?"Tanya Yuta lagi kepada Winwin.
"S-seriusan pak?"Balas Winwin balik dengan spontan.
"Saya serius, lalu siapa yang menjaga mu nantinya? Irene saja sudah pulang sedari tadi."Jawab Yuta yang membuat Winwin hanya bisa tersenyum terpaksa.
Winwin hanya bisa tersenyum terpaksa saat itu, dia tak menyangka jika Yuta lah yang menemaninya malam itu juga.
Winwin merasa tak tenang, dia takut jika Yuta melakukan aneh-aneh padahal belum tahu pasti Yuta melakukannya atau tidak.
"Yuta?"Panggil Winwin yang membuat Yuta langsung menoleh dan menatapnya.
"Ya?"Balas Yuta dengan singkat membuat Winwin lupa ingin mengatakan apa tadi kepada Yuta.
"Boleh minta minum? haus soalnya,"Lanjut Winwin dengan cepat.
Yuta memberikan sebotol air minum dengan sedotannya, Winwin membuka segel tutup botol itu namun tak bisa sedari tadi.
Yuta menyadari itu langsung meminta botol itu dan Winwin memberikannya, Yuta membuka botol itu dengan mudah.
Untungnya Winwin sudah bisa duduk saat itu, Winwin bangun dari tidurnya dan duduk, Yuta memberikan botol air tadi kepada Winwin.
"Kalau tidak bisa katakan saja, jangan di paksa."Ujar Yuta tiba-tiba membuat Winwin sedikit malu jadinya.
Winwin hanya bisa menganggukkan kepalanya, Yuta juga merasa kehabisan topik untuk mengatakan sesuatu kepada Winwin.
Winwin sendiri meminum air tadi, dia juga merasa tak tahu harus berbicara apalagi dan dia memilih memainkan hp namun tangannya tak sampai untuk mengambilnya.
Yuta yang langsung melihatnya, dia mengambilkan hp Winwin dan memberikannya sedangkan Winwin sedikit malu saat mengambil hp nya.
"Win? saya keluar sebentar dan saya tidak akan lama."Kata Yuta tiba-tiba yang berjalan menuju pintu.
"Oh iya."Jawab Winwin dengan cepat.
Yuta keluar untuk membeli sesuatu, ternyata dia membeli dua bir kaleng dan dua coklat batang. Sedangkan Winwin menunggu Yuta saat itu.
Dia tak tahu jika Yuta keluar untuk membeli sesuatu karena dia berpikir jika Yuta keluar hanya mengambil bukan membeli.
Tak lama Yuta kembali, dia masuk pelan-pelan dan melihat Winwin yang memandangi jendela saat itu, Winwin menyukai malam hari dibanding siang atau pagi dan semacamnya.
Yuta mengambil satu coklat batang itu dan memberikannya kepada Winwin, Winwin sendiri kaget karena dia tak meminta sama sekali.
"Ini namanya pacaran? kok sepeka ini??"Batin Winwin yang nyaris tak percaya akan perlakuan Yuta terhadap dia sedari tadi.
Winwin mengambil coklat itu, dia membukanya dan memotong setengah bagian coklat itu. Awalnya dia ingin memberikan itu kepada Yuta namun dia malu.
"Eumm Yuta? mau coklatnya?"Tawar Winwin dengan pelan.
"Boleh,"Jawab Yuta dengan singkat dan Winwin langsung memberikannya.
Yuta mengambil setengah coklat tadi, dan memakannya begitu juga dengan Winwin yang memakan coklat itu.
"Ternyata ini sifat aslinya, aku baru mengetahui hal ini."Batin Yuta yang baru sadar akan hal tadi.
Winwin memakan coklat itu hingga membuat bibirnya kotor, Yuta menyadari itu dan mengelapnya dengan jari kanannya saat itu.
Winwin kaget dan dia tak bisa berkata apapun saking tak beraninya, Yuta mengelap itu dengan lambat yang dimana dia sengaja melakukan itu.
Hingga akhirnya sekitar mulut Winwin pun bersih, Yuta mengelap jarinya dengan tisu yang ada di dekatnya.
"LAH ASU KOK GINII?! LAMA-LAMA MASUK RS KORBAN CINTA GUE MAHHH!!!"Batin Winwin yang menjadi senyum-senyum sendiri.
Yuta merasa aneh melihatnya, dia tak tahu jika Winwin akan salting dan akhirnya Yuta meminum bir kalengnya itu karena coklat pemberian Winwin tadi sudah habis.
"Ada apa dengan mu Win?"Tanya Yuta saat itu yang tak sengaja melihat Winwin.
"A-ahh aku gpp kok " jawab Winwin dengan spontan padahal dia sendiri menjadi malu lagi karena hal tadi ketahuan oleh Yuta.
"Yuta? kita resmi menjadi kekasih?"Tanya Winwin tiba-tiba membuat Yuta bingung menjawab apa.
"Tentu saja, apa ada yang membuat mu aneh akan hal kemarin?"Tanya Yuta balik yang tak menatap dia lagi.
"Ngga aku cuman nanya aja, soalnya ini pertama kali aku punya kekasih...."Lirih Winwin yang menunduk.
"Saya kira ini bukan yang pertama kalinya, tapi menurut saya seru saat pacaran untuk pertama kalinya " balas Yuta yang meminum bir kalengnya itu.
Winwin merasa aneh akan hal itu, namun dia tak mengatakan semuanya kepada Yuta hanya intinya saja dan akhirnya mereka menjadi saling terbuka lagi saat malam itu.
Hingga Winwin tertidur saking lelahnya, Yuta yang baru sadar akan hal itu dia langsung menyelimuti seluruh tubuh Winwin.
Dia sendiri masih duduk di dekat jendela dan bir kalengnya belum habis, dia merasa beruntung setelah mendapatkan hati dambaannya itu.
"Senyumnya benar-benar indah.."Ujar Yuta yang mengingat senyum manis Winwin.
Bukan senyum terpaksa namun senyuman yang Winwin berikan sebelum mereka menjadi kekasih akhirnya.
Yuta merasa kesenangan saat mengingat senyum itu lagi, dia tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya itu.
Dia benar-benar sudah jatuh cinta terhadap Winwin, makannya dia niat mengincar Winwin meskipun sulit awalnya namun dapat juga.
Pada awalnya dia tak beranggapan jika Winwin akan menyukai dia, karena Yuta mengingat dengan jelas bahwa Winwin pernah mengatakan kalau Yuta bukan tipe kekasihnya.
Tapi pada akhirnya mereka resmi menjadi sepasang kekasih, dan Yuta menyukai hal ini.
( Jujur aja agak cape nulis yuwin kali ini, dikit banget yg ngevote )
Mohon tinggalkan vote di setiap babnya yaa, mohon bnget biar buku ini semakin rame dan dibaca banyak orang!
KAMU SEDANG MEMBACA
"Cintaku Kepada Mu" | Yuwin [ON GOING]
FanfictionPLEASE VOTE DAN BACA BGT BUKU INI, BARU BUAT SOALNYA DAN MOHON BGT YA THIS MY FIRST BOOK OF YUWIN, AND PLEASE DON'T COPY FROM MY BOOK. Winwin memiliki seorang dosen killer dan dia tak menyukainya namun sang dosen itu selalu saja menyuruh Winwin atau...