DAFTAR

14 1 1
                                    

~~~
JAKARTA-

"Besok berangkat pagi ya ke kampusnya, kamu harus urus berkas-berkas kuliah". Ujar seorang pria paruh baya, usia kisaran 45 tahun.

Seorang gadis kecil menoleh "Iyaaaa Yah". Menyahut dengan mata tertuju ke layar ponsel.

Siapa yang menyangka, seorang gadis kecil memiliki muka yg bulat sudah mau menjadi seorang mahasiswi dalam hitungan hari. Daisy Adelyn atau yang biasa disapa Lyn, sebenarnya tipe orang yang bisa berteman dengan siapa saja, tapi dia juga terkadang menjadi orang yang introvert terhadap lingkungan baru. 

"Walaupun kamu sendirian, nanti pasti banyak orang disana, kamu ajak kenalan aja biar ada teman ya" Surya ayah dari Adelyn kembali menyahut dan hanya di balas dengan anggukan kepala saja.

Adelyn beranjak dari sofa dan pergi ke kamarnya untuk memikirkan hal yang tidak perlu dipikirkan. 

"Besok aku gimana yak, ada yang mau temenan sama aku gak ya kira-kira". Menghela napas dengan posisi telungkup di kasur bergambar buah nanas kesukaannya. 

"Bisa aja sih nanti aku SKSD, cuma... aku takut AAAAAKHHHHH". Mengacak rambut yang memang sudah berantakan, dan masih melanjutkan bermonolog sampai dia mengantuk. 

~~~

"Berkas-berkasnya sudah kamu siapin?"

"Sudah Yah, tenang aja". Ujar Adelyn tanpa menoleh sambil mengecek kembali isi tas ranselnya.

Karena Adelyn tidak terbiasa sarapan, akhirnya dia menunggu sang Ayah untuk berangkat bersama ke kampus.

Setibanya di kampus, Surya menyuruh Adelyn untuk menunggu di mobil sebentar karena harus melakukan absen terlebih dahulu. Surya sendiri sudah lebih dari 20 tahun bekerja di kampus yang akan jadi tempat Adelyn melanjutkan pendidikan, walaupun begitu Surya tentu tidak membantu apapun untuk kesulitan-kesulitan yang akan di alami Adelyn nantinya.

Karena semasa sekolah Adelyn sangat di atur dalam hal apapun oleh Surya, maka di masa perkuliahan Surya akan membebaskan Adelyn melakukan apapun selagi masih dalam hal positif. Sesuai yang di janjikan Surya pada Adelyn dulu waktu sekolah.

"Oke, Ayah sudah absen, sana kamu ke bagian kemahasiswaan"

"Loh? Ayah gak ikut nemenin Lyn?"

"Engga, kamu harus belajar berani sekarang, jangan malu buat tanya orang lain"

Adelyn menghela nafas kecil, walaupun Surya sering memanjakan Adelyn, Surya tetap tegas dalam mendidik anak-anaknya.

Turun dari mobil, Adelyn mengambil nafas panjang. Adelyn sebenarnya anak yang percaya diri, namun dia juga sedikit pemalu dan akan terlihat bodoh ketika terlalu banyak berpikir.

Selesai dengan urusan serah terima berkas, Adelyn melakukan tes masuk fakultas desain. Sebenarnya Surya menyarankan untuk ambil marketing, tapi untuk keputusan kali ini Adelyn memutuskan sendiri.

Adelyn tidak mau menyesal seperti kakaknya-Lio, karena tidak dipikirkan secara matang Lio banyak mengalami kesulitan hingga masuk rumah sakit.

Adelyn memiliki kakak laki-laki bernama Kris Adelio yang sudah lulus tahun lalu di universitas yang sama, saat ini sudah bekerja. Dan memiliki adik laki-laki bernama Lave Adenio yang masih duduk di bangku menengah pertama.

Saat memasuki ruang tes, Adelyn terkejut karena kakak sepupunya ada di ruang tersebut.

"Ehh Lyn apa kabar?". Sapa Derry.

Adelyn pun menjabat tangan sebagai sapaan balik "Kabar baik a', a'Derry kerja di kampus juga?".

"Hehe iyaa, dari beberapa bulan yang lalu, kamu mau tes kan? langsung ambil kertas ujiannya ya, bebas duduk dimana aja".

Karena tes akan segera dimulai, Adelyn pun menunda untuk bertanya lebih lanjut. Seluruh keluarga besar Adelyn berasal dari Bandung, jadi panggilan kepada saudaranya baik dari pihak ibu maupun ayah dengan sebutan 'aa' dan 'teteh'. Karena pada dasarnya bahasa sehari-hari menggunakan bahasa sunda.

~~~

Tes masuk fakultas sudah berakhir 1 jam yang lalu, kini Adelyn sedang keliling kampus bersama Derry sambil menunggu Surya selesai kerja.

"A'Derry ko bisa kerja disini?"

"Iya, Derry diajak sama a'Tora". Kebanyakan dari keluarga Adelyn sering memanggil diri sendiri dengan nama, begitpun Adelyn. Tora sendiri merupakan sepupu dari Adelyn yang bekerja di kampus. 

Adelyn mengangguk-anggukkan kepala "Ooo gitu, tapi ini gapapa nemenin Lyn keliling?".

Derry mengangkat tangan untuk melihat jam, melihat ekspresinya merasa tidak enak, sepertinya sudah masuk jam kerja. 

"Hampuranya Lyn, 5 menit lagi Derry udah masuk jam kerja". Ujarnya sambil menggaruk belakang kepala yang tidak gatal.
(maaf ya Lyn)

"Eh iya a' gapapa, Lyn ga bakal nyasar juga kok hehe".

Setelah Derry pergi, Adelyn mencari tempat duduk di taman kampus, karena belum masuk masa perkuliahan jadi suasana kampus tidak seramai hari-hari biasa. 

"Waahh, ga nyangka bentar lagi jadi anak kuliahan". Monolog Adelyn sambil melihat beberapa orang yang berlalu lalang.

Merasa senang karena sudah mencapai titik ini, namun Adelyn juga merasa takut. Beradaptasi dengan lingkungan baru, orang-orang baru, dan melakukan aktivitas yang belum pernah Adelyn jalani.

Adelyn takut jika dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan cepat, takut jika nanti dia dikucilkan karena berasal dari desa, dan dia datang sendirian tidak punya teman yang dikenal.

Sudah merasa cukup untuk berkeliling kampus, Adelyn memutuskan untuk pergi ke kantor Surya. Menunggu di ruang ber-AC lebih baik dari pada diluar ruangan yang panas oleh teriknya matahari. 

~~~

"Ayo pulang, Kerjaan ayah udah selesai". Ujar Surya yang baru masuk ruangan.

"Hmmm". Sudah merasa lelah dan ingin segera tidur di kamar, Adelyn hanya menanggapi dengan dehaman saja.

Surya sudah paham dengan kebiasaan anak perempuannya yang akan jadi pendiam dan galak jika sedang lelah. Surya urungkan niatnya yang akan bertanya perihal kegiatan Adelyn seharian di kampus tadi.

Tanpa banyak berbasa-basi, Surya dan Adelyn pulang tanpa mampir kemanapun dan saling diam satu sama lain.



~~~

Sampai jumpa besok~

9/10/24


HUMAN AND EXPECTATION (nothing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang