Waktu Luang

9 1 0
                                    

Adelyn ikut tinggal di jakarta dengan Surya untuk pertama kalinya, karena selama masa sekolah menengah Adelyn tinggal di Bandung bersama Lily dan Lave. Sekarang semua anggota keluarga Adelyn sudah memutuskan untuk tinggal di jakarta, Lave sendiri yang masih sekolah ikut pindah. 

Jika ada waktu libur akan pulang ke Bandung, karena rumah peninggalan nenek Adelyn sudah menjadi hak milik Lily jadi sesekali harus ditempati. Saudara dan kerabat Adelyn pun banyak yang menetap disana, jadi seminggu sekali Lily akan meminta bantuan kepada paman/bibi Adelyn untuk membersihkan rumah.

Merasa bosan berdiam diri di kamar, Adelyn pergi ke dapur untuk melihat Lily sedang menggoreng kerupuk yang dibawanya dari Bandung. 

"Baru bangun kamu?" Tanya Lily.

"Udah bangun dari tadi kok, bosen di kamar".

Lily sedikit menoleh "Tumben amat, biasanya seharian di kamar kamu betah"

"Pengen main bu, aa dimana?"

"Masih tidur paling, bangunin gih"

Mengajak Lio jalan-jalan sepertinya menjadi solusi Adelyn untuk mengusir kebosanan. Lio bekerja hanya sampai hari jumat, itulah kenapa dia masih tidur karena sekarang hari sabtu. 

tok tok..

"A..?"

"..."

"Aa....?"

"..." 

Karena tidak ada sahutan, Adelyn langsung masuk saja. Dan benar, Lio masih tidur dengan nyenyaknya.

"Bangun, ayok pergi jalan" Adelyn sedikit mengguncangkan tubuh kakaknya.

"Hmm..."

"Ck bangun hihh"

"Apasii jangan ganggu dek!" Lio kembali tidur.

"Susah bener bangunin orang ini" 

Karena tak kunjung bangun, Adelyn memukul-mukul kaki Lio berkali-kali sampai merasa terusik, tidak terlalu keras memang tapi akan sangat mengganggu dan akhirnya tidak akan bisa melanjutkan tidurnya.

"AAAAKHHHH DEK IH" Lio sudah sangat jengkel.

"Makanya bangun! temenin aku jalan"

"Males elaaahhh"

"Bilangin ayah nih kalo gamau"

"Ck yaudah iya iyaaaaaaa"

Lio tidak ingin memperpanjang perkara, mau menolak sampai jungkir balikpun jika Surya sudah turun tangan sudah tidak bisa nolak lagi. Apapun buat anak perempuan satu-satunya, akan Surya iyakan.

Tidak butuh waktu lama untuk kakak-adik tersebut bersiap-siap. Adelyn hanya berdandan dan berpakaian seadanya saja, celana jeans, kaos putih, outer kemeja dan sling bag.

Begitupun Lio, berpenampilan sama persis seperti Adelyn hanya saja tidak membawa tas. Mereka bedua memiliki selera yang tidak jauh berbeda ternyata.

"Mau pake motor apa mobil?" Tanya Lio

"Hmm...motor aja(?)" 

"Oke mobil"

Adelyn memutar bola matanya "Ngapain nanya kalo gitu ck"

Mobil melaju dengan lambat, karena Lio tidak tau kemana arah tujuannya pergi, begitupun dengan Adelyn, tidak tahu menahu kemana dirinya ingin pergi. Yang penting keluar.

"Mau kemana ini?"

Adelyn bergumam lama "Gatau a, kan aku baru ke jakarta minggu lalu"

"Trus ngapain ngajak jalan bocahhhh" Kesal Lio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUMAN AND EXPECTATION (nothing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang