Bully

371 54 4
                                    

   [Name], Semi sama Saburo jalan keluar dari gedung. [Name] ada di kanan, Semi ada di kiri. Sedangkan Saburo jalan di depan mereka. 

"Bang, nanti kita makan apa?" –Saburo

"Hm..., di deket alun-alun kemaren gue liat ada resto gitu. Mau kesana ga? Tadi gue udah cek jam bukanya, harusnya pas kita nyampe nanti udah buka." –[Name]

"Ooohhh." –Saburo

"Resto mana, [Name]? Kemaren gue ga liat." –Semi

"Yang deket sama kantor pos, deket perempatan lampu merah, Kak. Sekitar seratus meter dari alun-alun." –[Name]

"Ohhh, okay." –Semi

.

.

.

Jalanan lumayan rame, apalagi ini hari Sabtu. Kebanyakan orang yang jarang keluar rumah pada main karena hari libur.

Semi sama [Name] duduk di bangku yang ada di depan, sedangkan Saburo duduk dengan nyaman di kursi tengah. Dia udah pw, selonjoran sambil mainan tab-nya. Ributnya kendaraan di luar ga ngebikin dia risih.

[Name] sibuk sama jalanan yang emang macet, sedangkan Semi lagi mainan hape di sampingnya.

Sebenernya nih, Semi pengen banget ngajak [Name] ngobrol. Tapi dia malu, guys. 'Ga ngajak ngomong rasanya sombong banget, tapi kalau gue ajak omong... ga dulu deh, dari pada dia mikir gue sksd. Tapi gue udah deket sama dia, loh? Masa dia masih mikir gue sksd? Kan wajar, kami udah deket.'

'...'

'Eh?'

'Emang kami deket?'

Gatau aja dia kalau [Name] emang lagi nunggu dia buat ngajak ngobrol duluan.

Saburo yang ada di antara mereka udah bodo amat. "Padahal dua-duanya suka, tapi ga ada yang mau jalan duluan, hadeuh." Dia ngomong, ga kenceng sih. Kesannya kaya lagi kumur-kumur.

"Ha, apa?" Semi noleh, dia yakin banget kalau Saburo baru aja ngomong sesuatu.

Saburo langsung geleng-geleng, "Engga kak, ini gue... ngomentarin temen mabar."

"Tapi dari tadi lu nonton youtube?" –[Name] yang samar-samar denger suara tab-nya Saburo.

Semi nyerngit, "Boong lu, ya?" –Semi

"Hmph..." Saburo cuman bisa mencebik kesel. Semi ga salah sih. Tapi rasanya pengen aja gitu ngelak dari omongan Semi.

"Heran deh, kalau mau ngomong ya ngomong aja, Bur. Gaada larangan buat ngeluarin suara di mobil, kok." –[Name]

"Enggaaaa."

"Atau lu pengen kemana gitu?"

"Bukan!"

"Trus?"

"Lu mau jalan sampe resto-nya?"

"Ih, bukan juga!"

"Ya trus gimana? Ngomong yang bener dong, Bur."

"Ih, aku ga ngomong apa-apa!" Nahkan, ngambek anaknya.

[Name] yang denger nada keselnya Saburo cuman ketawa singkat, "Ya elah, masa ngambek?"

"Tau!" Saburo makin ngepout-in bibirnya, trus mojok ke salah satu sisi kursi. Jadi nempel ke pintu mobil gitu.

[Name] yang liat itu dari kaca langsung ngomong, "Oh, Saburo mau keluar. Gue buka ya pintunya."

"Jangan!" Saburo makin kesel. Akhirnya dia duduk di tengah, tapi posisinya kebalik.

Semi yang liat langsung ketawa, "Ululu, dedek Yamada agi ambek."

Saburo yang denger cuman bikin suara-suara kaya kucing marah. Alhasil Semi bener-bener ketawa. [Name] yang denger juga senyum senyum, 'Lucu banget suara Crush gue.' Iya, yang didengerin suaranya Semi. Suara Saburo mah cuman numpang lewat.

'Ini aku salah apa, si?!' –Saburo yang masih kesel.

.

.

.

Sampe di resto yang [Name] maksud, mereka langsung masuk ke dalem buat milih tempat. Kali ini Saburo yang milih. "Kasian dia terbully dari tadi." –[Name]

Saburo milih tempat yang jaringan wifinya paling lancar.

Lumayan di pojok sih, tapi gapapa. Soalnya di bagian kanan itu ada kaca, di luar masih ada meja-meja buat yang ga mau duduk di dalem. Banyak tanaman juga di luar.

"Pinter lu ya milihnya." –[Name] yang juga menikmati wifi.

Semi ngeliat mereka berdua dengan tatapan ga habis pikir.

Kruyuk~

Dan berhubung perut [Name] udah keroncongan, mereka cepet-cepet pesen makan.

.

.

.

"Kak Semi makannya dikit amat." –Saburo

"Ga biasa makan banyak gue kalau bangun tidur." –Semi

"Biar ga gendut, ya?" –Saburo

"Gue gendut pun bakal tetep cakep, Bur." –Semi

"Ih, geer anda." –Saburo

"Bukan geer tapi pede." –Semi

"Sama aja. Ngomong ngomong, Kak Semi kebalikannya Bang [Name], yak." Saburo noleh ke [Name] yang porsi makanannya lebih banyak dari porsi makan Semi sama Saburo.

"Abisnya gue laper. Lu juga, abis makan kan? Bisa-bisanya masih pesen waffle sama pancake 2 porsi." –[Name]

"Makanan manis kan ga terhitung makan, Bang. Hehe," –Saburo

"Kin mikinin minis gi kihiting mikin, Bing. Halah," –[Name]

"Ih kok Bang Rian nyinyir?" –Saburo

"Kamu nanya? Kamu nanya kenapa aku nyinyir?" –[Name]

Mereka makan dengan bacotan seperti biasa. Saburo yang paling kasian sih, dia terbully lagi sama kedua kakelnya itu.

'Andai aku ajak Kaneki, jadi bisa membagi bullyan ini.' –Saburo yang merasa tersakiti

Sepulangnya mereka, Saburo langsung ngadu ke Suga kalau [Name] sama Semi ngebully dia. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stalker Ya, Bang?  [ Male Reader x Semi Eita ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang