WHICH ONE? - JENLISA [G×G]

WHICH ONE? - 2

Jennie, gadis berusia delapan belas tahun itu menarik kursi di meja belajarnya, dia yang sudah menggunakan piyamanya meski ini baru jam tujuh malam ingin mengerjakan pekerjaan rumah pertama yang dia dapatkan dari sekolah barunya.

Meski masih harus sedikit beradaptasi dengan sekolah barunya, untungnya Jennie dapat mengikuti pelajaran yang baik namun Jennie tidak dapat memungkiri jika sistem pembelajaran di Korea dan di New Zealand sangat berbeda.

Jennie biasanya terbebas dari pekerjaan rumah karena di negaranya sebelumnya, mereka menjadikan rumah sebagai tempat untuk beristirahat, tapi di Korea berbeda, hari ini saja dia mendapatkan dua pekerjaan rumah dari dua mata pelajaran yang berbeda, matematika dan bahasa Inggris.

Tidak sulit bagi Jennie, matematika adalah pelajaran yang dia gemari, dan untuk bahasa Inggris, ternyata teman-teman sekelasnya tidak terlalu fasih berbahasa Inggris, namun baginya ini hal kecil, sebelum kembali pindah ke Korea, bahasa Inggris adalah bahasa sehari-harinya.

Saat di kelas bahasa Inggris tadi, guru mereka mengadakan kuis bagi siapa yang bisa menjawab pertanyaan, Jennie awalnya ragu untuk menjawab meski dia mengetahui jawabannya, dia memberikan satu jawaban untuk Lalice tadi, membiarkan teman barunya yang mendapatkan point.

Pertanyaan selanjutnya di jawab oleh Lisa, dari semua orang dikelas, meski menurut Jennie Lisa juga tidak sefasih itu, namun kemampuan bahasa Inggris Lisa lebih baik di banding yang lainnya, dan tiga pertanyaan selanjutnya Jennie jawab dengan mudah, membuat dia yang mendapatkan point paling banyak, itu membuat Lalice terkesima, dia mendapatkan pujian dari Lalice berkali-kali bahkan masih membicarakan tentang kemampuan Jennie saat makan siang tadi.

Rosie dan Jisoo terang-terangan meminta Jennie untuk mengajari mereka, Rosie mengatakan dia lahir di Australia, hanya saja saat usia enam bulan dia langsung kembali ke Korea, jadi dia tidak terlalu pintar berbahasa internasional itu, Jisoo meledeknya dengan mengetahui jika dia hanya menumpang lahir di Australia, bagaimanapun darahnya adalah darah Korea, marganya saja Park.

Jennie menikmati waktu nya di sekolah seharian ini, padahal dia berpikir awalnya tidak akan mungkin dapat memiliki teman secepat itu namun dugaannya salah, teman-temannya cukup asik, dalam waktu singkat saja dia sudah merasa dapat masuk ke dalam obrolan mereka.

Mereka hanya makan siang berempat tadi, Lisa tidak bergabung bersama mereka meski Lalice, Jisoo dan Rosie sudah mengajaknya, gadis yang paling tinggi itu mengatakan jika dia memiliki urusan bersama guru konseling, Jennie juga tidak berani banyak bertanya karena sejujurnya, sikap Lisa yang sedikit cuek malah membuatnya merasa segan, berbeda dengan tiga yang lainnya.

Jennie mengambil tas sekolah berwarna hitamnya dan membukanya, mengambil dua buku pekerjaan rumahnya dari dalam sana, bersiap untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Gadis bermarga Kim itu mengambil pena, hendak mulai mengerjakan soal matematika yang lebih sulit di matanya, namun matanya tertuju pada bingkai foto kecil di atas meja, itu adalah fotonya bersama ayahnya dan mendiang ibu kandungnya saat ulang tahunnya yang ke tujuh belas.

Jennie meraihnya dan tersenyum sambil mengusap wajah ibu kandungnya, dia tidak pernah menyangka jika dia hanya akan menghabiskan waktu tujuh belas tahun enam bulan bersama ibunya, dia merasa Eomma nya mengingkari janji karena dulu ibu kandungnya mengatakan dia akan menemani Jennie sampai Jennie memiliki anak, tapi ternyata tidak, ibu nya pergi meninggalkan dirinya dan ayahnya karena penyakit gulanya.

"Aku akan selalu merindukanmu, Eomma."

Jennie meletakkan bingkai foto itu di samping lampu belajarnya, dia sengaja mengatur posisinya disana agar merasa ibu kandungnya masih memperhatikannya setiap dia mengerjakan pekerjaan rumah, seperti apa yang sering dilakukan ibunya dulu.