WHICH ONE? - 5

2.8K 589 67
                                    

"Akan ada temanmu yang mengantarmu pulang bukan? Jika temanmu tidak bisa mengantarmu pulang, kau bisa menelfon Appa dan Appa akan menjemput."

Appa Kim membuka suaranya pada putrinya yang tengah duduk di teras sambil memakai sepatunya, Jennie tersenyum, dia kemudian menatap ayahnya dan mengangguk.

"Tenang saja Appa, aku tidak akan pulang di atas jam setengah sebelas malam, temanku mengatakan jika mereka akan mengantarku, lagipula aku juga sekaligus mengerjakan pekerjaan rumah, jangan khawatir, Appa bisa istirahat saja." Ucap Jennie, ayahnya kemudian mengusap rambutnya, sebagai orang tua, Appa Kim sama sekali tidak melarang Jennie untuk bergaul, dia malah merasa senang karena putrinya bisa mendapatkan teman dengan cepat, seperti saat di Selandia Baru dulu, teman Jennie juga cukup banyak.

"Baiklah kalau begitu, ingat, New Zealand dan Seoul berbeda, kau tetap harus berhati-hati karena kejahatan ada dimana-mana." Jennie kemudian berdiri setelah dia mengikat tali sepatunya.

"Mengerti, Appa." Ucap Jennie, dia kemudian mengambil tas selempang dan satu buku pekerjaan rumahnya.

"Kalau begitu aku akan berangkat sekarang, kami hanya akan berkumpul di minimarket, letaknya juga tidak jauh dari sini, Appa jangan lupa memakan makan malamnya, aku sudah memasak untuk Appa." Ucap Jennie, karena dia akan makan di luar malam ini, dia tetap membuat makanan untuk ayahnya terlebih dahulu, anak yang berbakti itu tidak ingin meninggalkan ayahnya tanpa makanan.

"Hem baiklah, hati-hati kalau begitu, jika ada orang di sekolah yang menyukaimu, sepertinya kau sudah boleh melakukan pendekatan atau memiliki kekasih." Mendengar ucapan ayahnya, Jennie langsung menatap Appa Kim tidak percaya, mereka tidak pernah membahas tentang pasangan sebelumnya dan tiba-tiba ayahnya membahas hal ini.

"Kenapa kau terkejut seperti itu? Kau memiliki kekasih?" Tanya Appa Kim dengan candaannya, Jennie langsung menggeleng.

"Tidak Appa, aku hanya tidak menyangka Appa tiba-tiba membahas hal ini, aku bahkan tidak memikirkan tentang pasangan sama sekali." Ucap Jennie, Appa Kim tertawa pelan dan menepuk kepala putrinya.

"Appa hanya ingin kau tahu jika Appa tidak melarang mu untuk dekat dengan orang lain dalam artian menjadi pasanganmu, jika nanti kau memiliki kekasih, jangan bersembunyi dari Appa, bawa dia pulang dan kenalkan pada Appa." Mendengar itu, Jennie ikut tekekeh, dia kemudian maju untuk memeluk ayahnya.

"Bukankah Eomma mengatakan aku baru boleh memiliki kekasih saat sudah lulus dari sekolah?" Tanya Jennie, Appa Kim kemudian mengecup puncak kepala putrinya.

"Hem.. jangan dengarkan Eomma.. orang-orang mengatakan cinta masa sekolah itu adalah yang terbaik, apa kau tidak ingin merasakannya?" Jennie terkikik, dia melonggarkan pelukan mereka dan menatap langit.

"Eomma, lihat apa yang dikatakan Appa." Appa Kim melakukan hal yang sama, seolah istrinya sedang memperhatikan mereka dari langit.

"Jangan melarangnya, yeobo, putri kita sudah besar." Timpal Appa Kim, Jennie menggelengkan kepalanya, "aku pergi sekarang, Appa." Ucap Jennie, ayahnya kemudian mengangguk, setelah berpamitan, Jennie langsung keluar dari rumahnya.

Jennie tentu saja kembali berjalan kaki, untung saja langit juga belum terlalu gelap karena waktu masih menunjukkan pukul enam sore, di Seoul, matahari baru akan benar-benar terbenam sekitar pukul tujuh malam.

Jennie mengambil ponsel dari dalam tas selempangnya, dia kemudian melihat lokasi yang sudah di kirimkan Jisoo, Rosie juga mengatakan jika dia sudah sampai di minimarket dan sedang memesan makanan, Jennie bisa menyimpulkan jika diantara mereka semua, memang Jisoo dan Rosie lah yang paling on time.

WHICH ONE? - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang