[☕]━tigacangkir

203 21 0
                                    

-Cr: soy (twt)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Cr: soy (twt)

[☕]

[Name] menatap sebal pria pirang di depannya. Sudah 30 menit yang lalu pria tiang listrik ini membacot hal-hal tak penting. Dari memuji [Name] yang cantik laiknya malaikat sampai kejantanan si pria dan, ratusan cewe yang dia goda.

Siluet adam tertangkap dimata, [Name] tau siapa pemilik siluet itu lantas dia pergi begitu saja tanpa dosa meninggalkan di pirang. Si pirang hanya tersenyum dengan keperihan ini. "Yah di tinggalin."

Yuuta menoleh kala tangannya di tangkap. "[Name]-san!?" Ia masih tak biasa dengan kemunculan dadakan puan.

"Tertangkap!" [Name] senang sekali berhasil menangkap Yuuta karna dia bisa lepas dari orang penuh bacot tadi.

"[Name]-san ngapain disini?"

"Emang aku gak boleh ada disini?"

"Nggak-nggak gitu..."

"Kau habis darimana?"

"Oh aku habis... makan?" Yuuta nggak pintar berbohong.

"Jujur aja, aku bisa melihatnya kok." Ini mengacuh pada kutukan.

Yuuta terkejut, matanya berbinar tau tentang fakta ini.

"Nggak usah natap segitunya," Puan sweatdrop, jarang-jarang lihat Yuuta seperti anak kecil yang berhasil mendapatkan permen dari mainan undian. "Kau sibuk? Temanin aku sebentar."

[☕]

Yuuta dibawa lagi pergi ke cafe bergaya retro, berbau klasik. Cafe itu cukup luas dengan pengunjung yang sedikit membuat ketenangan. Di dinding cafe dihias oleh lukisan-lukisan klasik yang tampak kuno sepertinya barang langkah. Yuuta tak percaya ada cafe sebagus ini di Tokyo. Yah, doi baru 3 minggu lalu balik ke tanah air.

[Name] diseberang meja sedang dalam mood buruk. Dia menyandarkan punggung pada kursi, menatap langit-langit tinggi cafe. Cewe ini tak pernah bisa Yuuta mengerti, mau seberapa keras dia mencoba tak akan bisa seperti teka-teki.

"Lo? Ada [Name]!" Seruan orang itu menarik perhatian Yuuta. Dia menoleh pada cewe surai hitam pendek yang berdiri di sisi meja.

[Name] susah payah mengangkat kepalanya untuk melihat wanita itu. "Oh kau, Mars." Dia rapikan posisi duduknya.

Cewe yang di panggil 'Mars' beralih mata ke Yuuta, memandang si navy dengan raut bertanya. "Dia siapa? Orang baru? Keliatan muda, polos lagi, selera mu berubah yah?"

Yuuta tak paham dengan ucapan yang dilontarkan Mars.

Mars menoleh pada [Name]. "Dimana kau menemukannya? Aku mau satu," Kembali lagi pupil merah darah pada Yuuta. Senyumnya membuat matanya membentuk bulan sabit. Yuuta sedikit ngeri dengan senyum jahat puan. "Hey kau di bayar berapa sama [Name]? Biar ku tebak, pasti dia sudah membelimu segunung baju."

O. Yuuta  ❛KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang