Ps. Yang baru tau aku upload part ini pas puasa, disarankan malam aja ya bacanya😉
.
.
.
Karina masih menatap ponselnya setelah menerima pesan dari sang manager sekitar 10 menit ya lalu.
Apa ini nyata? Bukankah terlalu beresiko?
"Kenapa eonnie(kakak)?" tanya Winter menatap aneh sang leader yg hanya terpaku menatap ponselnya
"Minjeong-ah, Aku tidak yakin" ujar Karina ambigu
Winter mengerutkan keningnya tak mengerti, ia mendekat, mencoba mencari tahu apa yang membuat temannya ini terlihat sedikit kebingungan
"Omo, collab dengan Jeno Oppa?!" serunya sedikit keras
Karina hanya menganggukan kepalanya, dia tidak bisa berkata apa-apa
"Wah itu bagus, penggemar kalian begitu banyak. Pasti akan menjadi trending dimana-mana" Winter berseru heboh
Karina mengerutkan keningnya "Menurutmu seperti itu, aku tidak yakin"
"Eonnie tenanglah, kalian itu melakukan collab bukan mengumumkan hubungan kalian. Lagipula masih ada Seulgi Eonnie dan Kai Oppa, jika kalian tidak menunjukan aku yakin akan aman, jangan terlalu dikhawatirkan"
"Aku hanya takut" Gumam Karina, banyak kekhawatiran yang berkeliaran di benaknya
Winter menggelengkan kepalanya menolak hal-hal negatif yang ada dibenak sang leader. Menyakinkan Karina bahwa ia bisa, bahwa semua akan baik-baik saja.
Ponsel dalam genggamannya bergetar, panggilan masuk dengan karakter anjing muncul menunggu jawaban
"Kekasihmu menelpon, pasti dia sudah mengetahuinya juga" Ujar Winter
Karina tersenyum, ia beranjak menuju kamarnya. Membutuhkan privasi untuk mengobrol dengan kekasihnya.
.
.
Jeno sesekali menoleh pada Karina yang malam ini tampak berbeda, menjadi si pendiam yang membuatnya merindukan celotehan random sang kekasih.
Jeno tahu banyak ketakutan dan kekhawatiran yang sedang mengganggu gadis itu. Ia mencoba memahami, terlebih dibalik layar mereka memang bersama, mungkin ini yang mengganggu kekasihnya.
Sebenarnya jika mereka bisa bersikap profesional dihadapan kamera, ia rasa mereka aman. Lagipula ini konser online, SM pasti akan menutupi hubungan mereka.
Karena sudah tak tahan dengan keheningan yang tercipta diantara keduanya, Jeno meraih jemari kecil Karina yang berada dipangkuan gadis itu untuk digenggamnya.
Karina tersentak sesaat, tanpa sadar ia sudah melamun terlalu jauh. Ia menoleh, melihat Jeno dengan senyumannya.
"Masih takut? "
Karina menunduk tersenyum kecil, tangan kanannya balas menggenggam, menari mengusap jemari Jeno yang menggenggam tangan kirinya. Menelusuri ruas-ruas jemari Jeno yang lentik dan tampak begitu besar jika dibandingkan dengan jemarinya.
Karina menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi sambil menatap sang kekasih yang masih fokus menyetir "Jen.. "
"Hm.. " Gumam Jeno menoleh kearahnya
"Aku terlalu berlebihan yaa? "
Jeno tersenyum kecil, genggaman tangan Jeno terlepas, hanya untuk menyentuh pipinya dan elusan lembut ia dapatkan. Setelahnya tangan kecilnya kembali dalam genggaman Jeno "Sedikit, tapi aku memahaminya"