"Jimin-ah, selamat, ya! Setelah ini hyung tidak akan memberi uang saku lagi, ya," ucap Jin bercanda saat Jimin menghampirinya dengan setelan toga lengkap.
Benar, hari ini Jimin dan Jungkook wisuda. Empat tahun sudah mereka melewati masa perkuliahan. Belajar, praktik, bahkan mengikuti berbagai macam kompetisi. Ia dan Jungkook benar-benar menunggu hari ini, tapi semua terasa kurang karena Taehyung tidak ada bersama mereka hari ini.
Menjalani operasi tidak menjamin seorang pasien kanker sembuh sepenuhnya. Setelah melaksanakan operasi, Taehyung masih harus menjalani berbagai pengobatan untuk bisa sembuh seutuhnya. Bahkan selama setengah tahun ini Taehyung memutuskan untuk tinggal di rumah sakit dan menjalankan pengobatan secara penuh di sana.
Awalnya Jimin dan Jungkook tidak mengerti. Yang mereka lihat, keadaan Taehyung terus membaik. Ia tidak mengerti kenapa Taehyung harus sampai tinggal di rumah sakit. Akhirnya mereka mau melepas Taehyung tinggal di rumah sakit setelah Taehyung tiba-tiba pingsan di kamar mandi dan tidak ada yang tahu. Kejadian itu benar-benar mengejutkan mereka, tapi mereka jadi menyadari kalau masing-masing mereka memiliki kesibukan. Mereka tidak bisa 24/7 menjaga Taehyung, sedangkan jika di rumah sakit, tentu saja Taehyung akan dijaga sepanjang waktu.
Yang menjadi masalah adalah, entah kenapa sejak beberapa minggu ini Taehyung tidak mau dijenguk. Mereka bahkan tidak pernah mengobrol lewat telepon atau video call. Jungkook bahkan hampir mengamuk karena kesal. Terakhir mereka mengobrol, mereka membicarakan perihal wisuda ini dengan Taehyung. Seingat Jimin, sejak mereka mulai membahas itu Taehyung terlihat tidak nyaman. Lalu tiba-tiba mereka tidak diizinkan menjenguk.
"Jungkook-ie mana?" tanya Jin hyung menyadari Jimin tidak berminat membalas candaannya. Semua tahu kedua maknae ini mood nya buruk sekali padahal akan wisuda, tapi tidak ada yang berusaha meredakannya.
Bukannya menjawab, Jimin malah memeluk hyung tertuanya itu.
Jin hyung membalas pelukannya dengan erat. Ia bahkan mengelus rambut Jimin dengan lembut, "Aigoo, adik hyung udah lulus kuliah hari ini."
"Hyung..."
Memeluk Jin hyung hari ini terasa berbeda. Hyungnya ini yang sejak kepergian kedua orang tua mereka yang berusaha menggantikan posisi mereka. Jin hyung yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka, tapi masih sering menyempatkan diri untuk sekadar bermain game dengan mereka sampai larut malam. Jin hyung yang sejak dulu selalu memasakkan mereka makanan spesial saat memiliki waktu. Ia baru memikirkan ini, tapi Jin hyung terasa sangat kurus dibanding yang lain.
Memikirkan itu semua membuat Jimin semakin erat memeluk Jin hyung. Matanya terasa basah, jadi ia hanya menunduk berusaha mengehentikan air matanya yang mendesak keluar. Seolah tidak keberatan, Jin hyung juga tidak berusaha melepaskannya. Bahkan ia dengan perlahan menggoyang-goyangkan tubuh mereka sampai Jimin sendiri yang melepaskannya.
"Ada apa? Kamu menangis?" tanya Jin hyung sambil berusaha menatap matanya. Saat memergoki Jimin yang mengelap matanya, hyungnya itu tertawa dengan keras. "Astaga, Jimin-ie menangis? Aigoo, uri Jimin-ie... Mau peluk? Sini hyung peluk lagi..."
Kata-kata penuh ledekan itu membuat Jimin menepuk lengan Jin hyung dengan agak kuat sampai hyungnya itu mengaduh dengan berlebihan.
"Jin hyung!"
Panggilan itu membuat mereka berdua menoleh. Akhirnya Jungkook yang ditunggu-tunggu tadi muncul. Ia sudah melepaskan topinya dan rambutnya terlihat berantakan. Begitu sampai, ia juga langsung memeluk Jin hyung.
"Yang lain mana? Katanya nyusul?" tanya Jimin menghentikan mereka yang hampir ribut karena Jin hyung bertanya alasan Jungkook lama.
Jin hyung tersenyum lebar mendengarnya, "Oh benar! Mereka menunggu di luar. Ayo ke sana!"