Awal pertemuan

1.8K 128 1
                                    

Perasaan tak bisa berdusta, bahagia terasa sempurna. Naylee belum punya kekasih, Jakay tunggu apalagi? katakan cinta bila kau cinta, hati Naylee meminta. Kau lebih dari Pangeran bagi Naylee, jadi kekasih Naylee saja!

𝗧𝗨𝗧𝗨𝗣 𝗧𝗜𝗥𝗔𝗜

Acara di laksanakan pada malam hari atas penghormatan seluruh anggota kerajaan untuk kepulangan Pangeran Jakay.

Semua berjalan lancar hingga tepat pukul 12.00 WIB, acara di nyatakan selesai.

"Yang mulia, saya sangat berterimakasih untuk acara yang telah anda buat untuk kepulangan saya dari medan perang" Jakay mengutarakan rasa terimakasih nya pada sang ayahanda Raja.

"Sama - sama anakku, kau pantas mendapatkan ini semua karena telah memenangkan peperangan tersebut" balas ayahanda dengan menepuk pundak tegap milik Jakay.

"Jika begitu, saya pamit undur diri yang mulia" pamit Jakay.

"Baik, beristirahat lah dengan baik, anakku" balas Raja dengan seksama.

Setelah itu, Jakay mulai melangkahkan kakinya menuju kamar tidur miliknya. Saat melewati koridor istana, ia melihat sosok pemuda manis yang sedang membersihkan lantai koridor.

"Siapa pemuda itu" pikir Jakay saat itu, saat ingin melangkah. Terlihat seorang wanita tua yang memanggil anak manis tadi.

"Naylee, ayo kita tidur nak. Ini sudah larut malam" pinta Moana pada anaknya, Naylee.

Bersamaan dengan itu, mereka melihat Pangeran yang sedang memperhatikan keduanya.

Sontak membuat ibu Naylee pun tunduk memberikan hormat pada Pangeran.

"Selamat malam Pangeran" ucapnya sambil memberi isyarat kepada Naylee agar menunduk juga pada seseorang yang sedang berada di hadapannya.

"eung?" Naylee tak mengerti, namun ia tetap menuruti perintah ibu nya.

"Selamat malam Pangelan" ucap Naylee yang mengikuti kata ibunya tadi.

Jakay melihat Naylee dari ujung kepala hingga ujung kaki, diam diam Jakay tersenyum saat melihat betapa lucunya pemuda manis yang ada di hadapannya.

Saat Naylee dan ibunya berhenti menundukkan tubuhnya, Jakay langsung mendatarkan tatapan nya kembali seperti semula.

Tanpa menjawab ucapan selamat malam itu, Jakay berlalu menuju kamarnya yang ada pada ujung koridor.

Hal itu membuat ibu Naylee merasa bahwa Naylee membuat kesalahan di depan Pangeran Kerajaan.

"Naylee sayang, apakah tadi Naylee nakal di hadapan pangeran?" tanya ibu Naylee dengan nada bicara yang lembut.

"Tidak ibu, Naylee tidak nakal di hadapan pangelan itu" balas Naylee dengan bibir yang merujuk lucu menandakan bahwa ia sedang merajuk karena merasa ibunya telah menuduhnya.

"Baiklah, ibu percaya pada Naylee. Sekarang ayo kita tidur, ibu akan buatkan susu untuk Naylee" ucap Moana sambil mengangkat tubuh Naylee untuk naik ke gendongannya.

𝗧𝗨𝗧𝗨𝗣 𝗧𝗜𝗥𝗔𝗜

Saat memasuki kamar istirahat miliknya, Jakay tak dapat berhenti memikirkan pemuda cadel namun manis tadi. Tanpa sadar Jakay pun tersenyum saat membayangkan bahwa pemuda tadi menjadi pendamping nya.

Sadar akan pikirannya, Jakay pun langsung menepis jauh pemikiran itu. Tidak mungkin seorang pangeran seperti Jakay jatuh cinta pada pemuda yang ia tak tau asal usulnya.

Tapi kan bisa di cari tau, eh?

Karena Jakay rasa pikirannya sudah tak benar, ia pun tidur pada tempat tidur miliknya.

Dalam lubuk hati yang paling dalam, Jakay berharap dapat memimpikan pemuda manis tadi. Semoga Dewi Bulan mengabulkan permintaannya.

𝗧𝗨𝗧𝗨𝗣 𝗧𝗜𝗥𝗔𝗜

Keesokan paginya, Jakay di minta ayahanda untuk melakukan kegiatan makan bersama dengan Raja dan Ratu.

Saat menuruni tangga istana, Jakay melihat ada sosok pemuda manis yang membuatnya tak dapat tidur semalaman. Pemuda manis itu sedang mengejar kupu kupu di taman, di dampingi oleh wanita tua kemarin yang sedang memotong rumput, Jakay yakin itu ibunya.

"Selamat pagi, ayahanda dan ibunda" salam Jakay seraya menduduki tempat duduk miliknya.

"Selamat pagi Pangeran, mari kita mulai acara makan ini. Selamat untuk kemenanganmu, Nak" Balas Raja.

Hal itu hanya di balas oleh Jakay dengan senyuman, karena pemuda itu langsung mengambil makanan yang telah di hidangkan.

"Oh iya Jakay, bagaimana dengan pendamping hidupmu? sudah menemukannya?" Tanya ibunda Ratu.

"Sudah ratu" jawab Jakay sembari melirik ke arah taman kerajaan.

Hal itu membuat kedua orang tua Jakay merasa senang di karenakan anak mereka di rasa sudah siap menduduki singgasana Raja.

𝗧𝗕𝗖

Halooo, kembali lagii aku. jangan lupa vote komen nya ya!

Tutup TiraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang