Pembicaraan pertama

1.4K 124 0
                                    

Jika Jakay merupakan orang yang irit bicara, maka izinkan Naylee yang berbicara. Jika Naylee tak kasat rasa, maka biarkan Jakay yang mengemban cinta.

𝗧𝗨𝗧𝗨𝗣 𝗧𝗜𝗥𝗔𝗜

Saat ini Naylee sedang bermain di taman kerajaan, taman tersebut sudah menjadi tempat bermain Naylee. Moana pun sudah meminta izin kepada raja untuk membiarkan Naylee bermain di taman kerajaan, bersyukur Raja mengizinkan hal tersebut.

Naylee sedang bermain bersama ikan yang ada pada kolam di seberang taman.

"Ikan, apa kamu tau tentang tanda pada lenganku. Ibu mengatakan bahwa tanda ini menunjukan bahwa aku akan menjadi jadi serigala yang hebat dan manis" tanya Naylee pada ikan yang bahkan tak dapat menjawab pertanyaan Naylee.

Pangeran Jakay menuruni tangga, ia tak sengaja mendengar suara Naylee dari arah taman. Tanpa sadar kakinya ia langkahkan menuju taman.

Jakay melihat Naylee yang sedang bermain pada pinggir kolam ikan, kaki mungil Naylee tanpa alas kaki membuat Jakay gemas.

Ia melangkah mendekati Naylee, Naylee yang merasa ada derap kaki yang menghampiri nya pun turun dari area pinggir kolam. Naylee terkejut melihat pemuda tampan yang di katakan sebagai pangeran itu.

Melihat tatapan tajam sang pangeran, Naylee pun sontak menundukkan pandangan nya ke arah bawah. Jari - jari kaki Naylee ia mainkan dengan menyenggol jari kaki lainnya, itu menandakan bahwa dia sedang gugup.

"Bunda!" teriak Naylee dalam hati, bibirnya ia gigit, alisnya ia tekuk. Naylee sangat ketakutan sekarang karena tatapan pangeran.

Melihat itu, Aldris dalam tubuh jakay pun berkata "Kau menakutinya, Jakay bodoh Laksamana!" Jakay terkesiap, ia langsung melembutkan pandangan nya.

"Hey, mengapa menunduk? apa aku terlalu menyeramkan?" ucap Jakay sembari menunduk berusaha mengintip wajah manis Naylee.

"Aku takut denganmu, kata Ibu aku tak boleh berbicara dengan pangeran" Ah rupanya Moana masih ragu untuk menyatukan keduanya sebagai sepasang pasangan hidup.

"Aku tak akan memakan mu, anak manis" tutur kata lembut Jakay keluarkan hanya untuk ibunda ratu dan Naylee seorang.

Cengkraman Naylee pada celana nya semakin di eratkan saat pangeran mengelus surai Naylee.

"Kau takut?" seraya mengelus surai Naylee dengan teratur, takut pemuda manis di hadapannya marah karena surainya yang berantakan.

"Tidak" cicit Naylee kecil, anak itu mulai tidak merasa ketakutan saat Jakay mengelus lembut surai miliknya.

"Nama mu siapa?" tanya Jakay tanpa menghentikan elusan nya.

"Nama ku Naylee" jawab Naylee sembari mengangkat kepalanya untuk menatap Jakay.

Jakay terkesiap, nama yang indah untuk seseorang yang indah juga. Bola mata warna biru itu mampu membuat Jakay  tertarik, bibir ranum nya yang merah semakin membuat sosok di hadapan Jakay ini menjadi lebih manis.

"Mate" geram Aldris saat menyadari bahwa Naylee adalah mate yang selama ini mereka cari.

Naylee terdiam, ia mengerjapkan matanya berkali kali saat pangeran tak melepas tatapan nya pada Naylee.

Jakay pun tersadar saat Aldris berbicara dengannya.

"Jadi dia mate kita, Aldris?" tanya Jakay untuk memastikan sekali lagi.

"Telinga mu ini bermasalah atau bagaimana? sudah ku katakan iya" jawab Aldris dengan segala kesabaran nya.

"Kau kenapa?" tanya Naylee karena di rasa sudah terlalu lama Jakay memandangi nya.

"Ah, aku tidak apa apa. Kau terlalu manis sehingga aku tak dapat melepaskan pandangan ku begitu saja" jawab Jakay sembari menetralisir detak jantungnya.

"Huh?" bingung Naylee, sebenarnya pemuda ini kenapa? apa ia terkena serangan jantung?

"Ini sudah siang, cahaya matahari siang tak bagus untuk kulitmu. Mengapa disini?" tanya Jakay setelah berhasil menormalkan detak jantungnya.

"Aku bermain dengan ikan, kau ingin bermain dengan ku?" tanya Naylee dengan antusias berharap pangeran mengatakan iya.

"Maaf Naylee, aku ada keperluan lain. Tapi besok aku bisa menemani mu untuk bermain" jawab Jakay dengan setengah hati, jika bukan karena urusan nya pasti ia sudah bermain dengan Naylee sekarang.

Merasa pangeran menolak ajakan nya, ia pun menganggukan kepalanya dengan lesu. Ia pikir ia bisa bermain dengan pangeran, ternyata harapan nya terlalu jauh.

Jakay yang merasa bersalah pun kembali mengelus surai Naylee.

"Anak manis, bagaimana jika kita pergi bermain besok?" tawar Jakay.

"Iya! kita akan pergi bermain besok" Naylee menerima ajakan itu dengan antusias, merasa senang dengan ajakan pangeran itu.

"Baiklah, aku pergi dulu. Jangan lupakan makan siangmu, Naylee" ucap jakay seraya menepuk kepala Naylee dengan pelan.

Jakay pun pergi meninggalkan Naylee di taman kerajaan, Naylee tak dapat melunturkan senyuman nya. Kalian harus tahu bahwa saat ini ia sangat senang! Pangeran mengajaknya bermain!

"Naylee, ayo makan siang. Jangan terlalu lama bermain di bawah sinar matahari siang" ajak ibu Naylee seraya menghampiri Naylee.

"Iya bu" jawab Naylee dengan semangat.

𝗧𝗕𝗖

HALOOOO, DENGAN KEN KEN DISINI!

Tutup TiraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang