Kubongkar isi lemari dan kutemukan secarik kertas usang yang berisi tulisan lontara bugis. Sebelum kubaca isinya aku tersenyum dan terharu. Kembali teringat masa lalu waktu kuliah dulu.
Indo (ibu) adalah malaikat tak bersayap yang kumiliki adalah sosok yang sangat baik dan penyayang. Setiapkali kumendapatkan kiriman uang darinya, selalu terselip selebaran surat cinta yang berisi dukungan dan nasehat untuk anak gadisnya diperantauan yang sedang menuntut ilmu.Kubaca isi surat itu dengan pelan dan ejaan yang harus tepat agar artinya bisa sempurna. Disetiap awal surat indo selalu didahului salam dan kalimat "Nalettu natarimai risese alebbirenna anakku I****a...". Mataku yang paling sensitif dengan perasaan haru dengan cepat membuat mataku berkaca-kaca dan perlahan membentuk bulir air mata.Disetiap kata-kata yang tertulis disana tersirat doa dan makna yang sangat dalam. Kumemeluk kedua lipatan kakiku dan kusandarkan wajah ini diatas lengan yang bertumpu diatas lutut dan tangisanku pun semakin menjadi.Terbayang wajah khas indo dengan senyuman bersahaja penuh kasih sayang, teringat kala curhat saat sedang merasa kecewa dan sedih sampai berlinang air mata dan aku mengganggu atau menghiburnya sampai beliau tersenyum kembali sambil menyeka air matanya.Yah... Masa itu tak akan kembali lagi, namun kubahagia melaluinya dan menyimpan cerita indah itu dalam perpustakaan memoriku. Indo akan selalu hidup dalam jiwaku meskipun fisiknya tak lagi ada di dunia ini.Doa-doa indo yang tulus untuk kami anak-anaknya yang selalu dipanjatkan kepada Allah dalam setiap sujudnya, InsyaAllah terbalaskan dengan Surga Allah yang abadi.Semoga amalan doa-doa kami untuk indo yang kami panjatkan dalam sujud kami tersampaikan dan mengangkat derajatnya di sisi Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin...