oh, Reynard:

157 23 3
                                    

"Hei..."

Rey menghentikan langkah ketika ia rasa ada yang menyentuh punggungnya. Hanya untuk mendapati anak baru dari Ausie beri ia senyum penuh. Yang jika Rey telisik lebih lama lagi, Jonatan punya karakter senyum yang unik. Kedua matanya akan terkatup saat bibir tipis itu melengkung ke atas. Menjanjikan rasa teduh jika di lihat lama-lama.

"Oh, Hai..."

Jawab Rey canggung, sedikit mengangkat satu tangannya ke atas sebagai nilai dasar menyapa seseorang.

"Motor scoopy hitam di jalan anggrek, right?"

Suaranya berat. Mengalun sejuk bersanding dengan udara sore hari yang cerah. Rey dibuat pusing. Dia, Jonatan, saat ini ada dihadapannya terlihat sangat polos, dan ramah. Berbanding terbalik dengan sosok songong si rambut biru yang Rey temui minggu lalu.

"Oh, ya. Ada apa, ya?"

Mengeratkan pelukan pada tumpukan buku di dada, Jantung Rey ternyata tidak setangguh itu. Berkali-kali tidak sengaja menatap mata Jonatan, Rey dibuat limpung. Mata itu begitu mempesona. Warnanya hitam pudar, ada bulu mata lentik yang menjadi penjaga, agar indahnya sang warna tidak rusak oleh debu sembarangan.

"Sorry for tempo hari, I guess?"

Rey beri senyum singkat, ingatannya dibawa berpetualang kembali pada kejadian itu. Kejadian memalukan serta menjengkelkan yang pernah menimpanya.

"Oh iya gak papa, Jona. Aku juga minta maaf ya udah nabrak kamu."

Mata kecil Jonatan kembali terkatup, membuat Rey sedikit menghela napas. Berada di dekat Jonatan rupanya sangat berbahaya. Hatinya bersorak gembira, seakan tidak sadar dengan kenyataan bahwa mereka hanyalah dua orang asing yang tidak sengaja bertemu.

"Sooo, kamu siapa namanya?"

Tangan Jonatan terulur ke depan, sebagai formalitas untuk saling mengenal.

"Reynard. Kamu bisa panggil aku Rey aja."

"Oh, Rernard. Ok, kenalin ya, aku Jonatan. And for your information aku suka deh kamu panggil Jona. Soalnya biasanya aku dipanggil Joel, sih..."

Dan tanpa tau dirinya, pipi Rey bersemu merah. Hawa panas seketika menyelimuti seluruh permukaan wajahnya.

Tanpa perlu susah payah menutupi, atau pura-pura berteriak tidak, nyatanya Reynard Isa paham akan perasaan aneh yang saat ini ia rasakan.

Ini tidak biasa, juga diluar dari kata luar biasa.

Si rambut biru dapat poin pertama, sebagai pencuri utama seluruh atensi Reynard.

Yang jika dilihat lebih jelas lagi, Jonatan pun sama.

Kyrie; tidak sederhana, tapi juga tidak sempurna.

kyrie. [NoRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang