this is us

15 2 0
                                    

Suara langkah kaki berjalan dengan tegas menyusuri setiap lantai dari Estrella High School, hingga tibalah ia pada salah satu kelas.

"Permisi bu, saya boleh masuk?"

"Of course. Silakan." jawab guru itu.

"Murid baru ya? perkenalan dulu."

"Halo, perkenalkan saya Allicia. Semoga kita bisa berteman baik disini." sapanya pada semua murid disana.

Beberapa murid ada yang acuh padanya, namun ada juga yang menyapa kembali dirinya. Ia tak terlalu mempermasalahkan hal itu sebetulnya. Tidak mau menjudge dari cover lebih tepatnya.

Bu Sarah memintanya untuk duduk, "Duduk di kursi yang kosong ya."

Pelajaran berlangsung cukup baik hingga istirahat tiba.




Ting!!!






"Bawa bekal nggak?" tanya teman sebangkunya.

"Bawa." sembari mengeluarkan kotak makannya.

"Ngomong-ngomong nama lo siapa?"

"Diva."

Seseorang menepuk pundak Allicia dengan histerisnya. "Gue Caca."

"Ini Kenzo, Aryan, Nico, Alan, Nathan, Rachel, dan dia Dara." tangannya menunjuk pada Dara yang tengah mendengarkan musik sendirian.

"Anaknya emang introvert." sambungnya yang membuat teman-temannya menoleh pada gadis berambut pendek itu.

Allicia mengangguk pelan.

"Lo pindah kesini gara-gara apa kalo boleh tau?" tanya Alan, kepo kenapa ia pindah ke sekolah ini pas kelas 12.

"Orang tua gue pisah, gue ikut papah kesini."

Merasa suasana sedikit canggung Rachel memulai topik pembicaraan dengan membahas cira-cita kelak, secara mereka akan segera lulus.

"Nggak kerasa nggak sih bentar lagi lulus, kalian abis lulus pengen kerja apa deh?"

Mendengar hal itu Caca memasang muka sinis, "Nggak kerasa pantatmu."

"Kerasa banget ini mah anjir." sambung Caca.

"Yaudah iya." pasrah Rachel.

Allicia mendapat ide. "Sekalian sebutin nama lengkap kalian, cerita tentang diri kalian, dan promosi ekskul juga nggak papa. Biar gue sekalian kenalan gitu sih."

"Gue Diva Zoya Azara pengen banget jadi dokter, kalo bisa sih ya pengen jadi dokter ahli bedah. Gue ikut ekskul panahan sama PMR disini. Gue juga ketua PMR sekaligus ketua kelas disini."

"Wow, keren." pukau Allicia.

Diva memanggil Dara untuk bergabung dalam pembicaraan ini. Ia tau Dara pingin banget jadi dokter.

"Dara. Madara Gianna Rivera, dokter juga."

"Wih, sama ya? ikut ekskul apa disini?"

"PMR sama taekwondo. Gue penanggung jawab taekwondo, mau join?"

"Boleh dicoba sih." jawab Allicia.

"Caitlin Carla Josephine keinginan profesi gue ahli forensik. Btw panggil aja Caca. Gue ikut Mading sih disini, kalo lo mau nanya seputar gosip-gosip anak Estrella High School nanya gue aja. Gue selalu update soal berita sekolah. Oiya, sama dance juga. Gue selalu diikut sertakan di event-event gitu, terutama event olahraga." Menatap sendu Nathan yang sedang menyimak ia bicara.

"Alan Thiago Fernando. In the future i wanna be a policeman. Tapi paling juga ngurus perusahaan bokap. Ya, we never know what will happen."

Mendengar ucapan Alan yang cukup singkat Diva menambahkan, "Fyi bokap dia direktur Estrella Company yang menaungi Estrella High School. Kalo lo punya masalah apapun dan kita bisa mentolerir hal itu, lo bisa laporin ke bokapnya Alan."

"Semua bakal baik?" tanya Allicia

Diva menjawab dengan anggukan. "Bokapnya Alan punya kuasa yang cukup besar untuk itu."

"Dia juga sekarang menjabat sebagai Ketua Osis atas kemampuan dia sendiri. Dia emang deserve sih. Sayangnya, bentar lagi purna tugas." sambung Diva.

Giliran Rachel memperkenalkan dirinya, "Gue Danielle Rachel Frederica, pekerjaan impian gue itu detektif. Gue sekarang menjabat sebagai Ketua MPK dan gue atlet lari." dengan nada agak sombong namun itu gayanya, mengatakan apa yang ada.

"Kenzo Matteo Pranadipa, jaksa. Gua ikut basket, futsal, sama boxing sih. Cowo disini rata-rata ikut itu. Gua penanggung jawab ekskul futsal sama sepak bola. Kadang gua dijadiin kapten."

Diva tersenyum pada Allicia, "Kalo yang ini bokapnya kepala sekolah."

"Nicholas Arthur Janendra, panggil aja Nico. Gue juga sama pengen jadi polisi. Gue ikut futsal sama basket. Gue penanggung jawab ekskul boxing"

"Nathan Mathias Adhitama. Gua aktif di futsal ama basket. Gua penanggung jawab sekaligus kapten basket biasanya. Gua belom tau dream job gua apaan. Ntar dah gua mikir-mikir dulu."

Rachel menanggapi sinis perkataan Nathan. "Lah, paan dah."

"Tau anjir cringe bener lu." Diva menampol pipi Nathan.

Nathan mencekal tangan Diva dan menggenggam erat.. Ah, bukan itu lebih ke kayak mau dipatahin.

"Sakit setan."

"Sama."

Nggak tau kenapa suasana mendadak gerah bagi Caca.

Caca memukul lengan Diva, "Sssstt udah diem. Aryan mau perkenalan diri itu loh."

Belum sembuh sakit gara-gara Nathan kini Diva merasakannya lagi dari Caca. "Sakit ya kodok."

"Harris Aryan Aldebaran, profesi impian gue mungkin detektif? atau agen mata-mata? Tapi terlalu beresiko. Detektif aja gue. Ekskul sih gua futsal, basket, sama boxing."

"Dia kadidat cowok terganteng di sekolah ini." bisik Caca.

"Okay, kita semua udah. Lo sendiri gimana?" tanya Diva pada Allicia

Allicia menatap satu-persatu teman-teman barunya. Ia sangat senang lantaran ia mempunyai banyak sekali teman yang mau berkenalan dan berteman mungkin? dengannya, Allicia menganggap 9 teman barunya itu banyak, kayak nggak pernah sebelumnya punya temen sebanyak ini.

"Natasha Faye Allicia. Gue pengen jadi pengacara udah dari SD malah. Gue sebelumnya sekolah di Aster High School ikut ekskul juga kayak kalian. Dulu pernah ikut Osis, Panahan, sama Voli. Seneng banget bisa ketemu temen kayak kalian, gue udah takut duluan pas liat ekspresi muka temen-temen disini. Takut nggak punya temen asli."

Mendengar hal itu membuat Rachel teringat dirinya dulu, takut nggak punya temen soalnya ini kayak sekolah elit yang isinya orang-orang berkuasa. "Santai aja, orang-orang disini emang kayak gitu. Sibuk sama dirinya sendiri atau sibuk sama circlenya mereka. Kita juga sih sebenernya. Kita kayak gitu ya gara-gara ngerasa sefrekuensi sih ya awalnya."

"Dan ya, soal bokapnya Alan sama bokapnya Kenzo itu rahasia. Lo mau nggak mau harus rahasia in ini. Kita percaya sama lo." tambah Caca.

Allicia menganggukkan kepala, Allicia akan menjaga rahasia itu sebagai tanda terima kasih sudah mau berteman dengannya.

Dara merenung sejenak, ada hal yang sesaat terlintas dipikirannya, "Dream job dan kegiatan ekskul kita cocok buat misi nggak sih?"

"Setuju sih." balas Diva.

USE SENSE : Our DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang