something

13 2 0
                                        


🤍🤍🤍🤍🤍







"Permisi Bu, ruangan Pak Herman dimana ya?" tanya Diva pada salah satu Ibu Guru di ruang guru.

"Itu cok, matanya dipake." Alan menunjukkan pada bangku kosong yang terdapat beberapa map merah dimejanya.

"Jadi malu."

Diva dan Alan bergegas menghampiri meja Pak Herman yang tidak ada orangnya.

"Ini gimana nggak ada orangnya gitu?"

"Nggak papa, lo kumpulin aja prokernya. Ntar gue balik kesini lagi aja."

"Yaudah." Alan menghampiri meja guru kesiswaan.

"Sepi ya ruang guru yang disini. Nggak kayak ruang guru dibawah." Diva mulai bergidik ngeri dengan suasana di ruang guru.

Entah kenapa hawa-hawa ruang guru yang lumayan sepi itu bikin Diva beneran ngerasa horor. Gimana nggak horor, ruang guru yang cukup luas cuma tersisa 2 guru. Guru yang lainnya sedang mengajar mungkin?

Hembusan angin yang sedikit kencang menambah kesan horor di ruang guru. Diva memandangi seluruh ruangan dengan perasaan tidak enak.




Plak!




Diva terkejut hingga menyenggol beberapa map milik Pak Herman.

"PLEASE ALAN, GUE KAGET BENERAN"

"Yang bilang lo kaget palsu juga siapa."

"Apaan sih."

"Tuh, beresin" Alan menujuk beberapa map yang terjatuh.

"Iya iya, bantuin jangan nunjuk doang lu."

Diva dan Alan menata beberapa kertas yang berhamburan dan meletakannya ke map seperti semula.

Mereka pun berjalan berdampingan menuju ke kelas.

Ditengah perjalanan mereka, tiba-tiba Diva menarik baju Alan, tepatnya bagian lengan. Alan menoleh pada Diva, "Kenapa hm?"

"Kantin."

"Manja bet dah."

Diva menginjak kaki Alan dan berjalan meninggalkannya. "Iya iya setan. Bercanda doang."

Alan mengikuti Diva dari belakang.







🤍🤍🤍🤍🤍






"Gimana div?" tanya Caca

"Pak Herman nggak ada."

Allicia mendengar percakapan mereka. "Yah, terus gimana dong?"

Diva melihat Allicia, "Yaudah, besok kali."

Tiba-tiba aja Caca punya ide. "Kenapa nggak lo cek aja noh ke anak kesayangannya the one and only Jovina Ericsson."

"Lah, iya. 100 kan dia?" balas Kenzo.

"Good idea. Anak kesayangan nggak mungkin disalahin." balas Diva

"Jovina di uks." Dara yang datang dengan headphone dikepalanya.

Semua perhatian terarah pada gadis itu, termasuk Rachel. "Lo juga abis dari uks?"

Dara menjawab Rachel dengan anggukan.

"Sakit?" tanya Alan.

"Jaga uks." balas Dara sembari duduk di bangkunya dan meletakkan kepalanya di meja. Biasa lah mau tidur dia.

Ia bingung mengapa ada susu kotak hazelnut favoritnya. Ia mengangkat susu kotak dan menatap beberapa temannya tanda bertanya. Emang berat deh dia tuh buat ngomong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

USE SENSE : Our DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang