bab 2 : Didi

202 20 0
                                    

🧸🧸🧸🧸🧸

"Kenapa yah?"

Satu kakinya naik di sialngkan ke atas paha kursinya menghadap keluar yang menampakan pemandangan gedung gedung tinggi khas perkotaan.

"Hu? Oh... Baguslah"

"... "

Dahunya membentuk sebuah kerutan wajahnya menujukan raut cemberut.

"Nanti bicara lagi, jun pulang sekarang"

"... "

"Iya yah"

Telfon di matikan kursi kembali ke posisi awal berhadapan dengan  meja kerjanya.  Pria itu merengangkan tubuhnya sedikit sebelum akhirnya menghembuskan nafas lelahnya.

"Bu Roh"

Tak lama seorang wanita datang dengan wajah juteknya menenteng sebuah tap.

"Jisun! Dasar tuan muda choi Yeonjun masih muda sudah pikun" Omelnya pada Yeonjun yang hanya tertawa mendengar omelan sekertaris pribadinya itu.

"Aku mau pulang tolong handle beberapa rapatku" Ucap Yeonjun sambil berdiri dari duduknya menarik kunci mobil dari mejanya.

"Alasanya? Jangan kabur kuburan kalau jadi boss tuh" Ceramah jisun.

"Ayah yang suruh, kalau berani proteslah pada tuan besar sana" Bela Yeonjun.

"Aku pasti protes pada tuan besar atas tingkah anaknya yang sewenang-wenang begini"

Jisun masih sibuk mendumel sambil mengotak atik tap di tanganya dan berjalan mengikuti langkah Yeonjun keluar dari ruangan bossnya itu.

"Aku titip kantorku ya noona jisun yang manis"

"Iya tuan muda Yeonjun yang tampan" Jawabnya main main pada Yeonjun.

Hubungan bos dan sekertaris satu ini memang kelihatan begitu santai karena Yeonjun yang membangun image demikian pada jisun. Karena jisun adalah partner kerjanya jadi dia haruslah membuat sekertaris pribadinya itu nyaman. Tidak ada hubungan khusus keduanya baik sekarang ataupun di masa lalu. Jisun hanya mahasiswa berprestasi tadi yang beruntung mendapatkan bos seperti Yeonjun hanya itu.

Yeonjun berkendara sendiri pulang ke rumahnya. Karena dia buru buru sore dia harus balik ke kantor untuk bertemu klien VIP. Sampai tujuanya Yeonjun langsung saja menemui tuan besar a.k.a tuan Choi di perpustakaan pribadinya.

"Siang Tuan Choi" Sapa Yeonjun pada sang ayah yang sibuk membaca bukunya.

"Dasar kurang ajar kamu, kemari" Yeonjun mendekati Tuan Choi.

"Jadi gimana? Ayah yakinkan kasih Hani bodyguard pribadi" Tanya Yeonjun to the point.

Iya tadi ayahnya menelfon mengenai hal ini. Karena kasus yang tidak mengenakan beberapa waktu lalu Hani memang sepertinya butuh pengawala pribadi di banding hanya seorang baby sister.

"Yakin. Ayah kenal kok sama anaknya baik, jadi kamu yang bimbing ya"

"Letnan kim memang sibuk?" Tanya Yeonjun lagi. Letnan kim adalah Kepala keamanan di rumah ini yang berkaitan dengan pengawalan semunya berada dalam tangung jawabnya. Beliau merupakan bawahan Tuan Choi saat di angkatan darat dulu.

"Letnan kim kenal dia dulu pernah melatih langsung pengawal baru Hani"

"Maksudnya dia tentara juga? Terus apa urusanha sama ku ayah?"

"Sebenarnya lulusan wamil saja anak dari letnan jung, kamu kan yang paling faham soal hani selain ibunya"

"Repot, jisun baru aja protes aku kabur kuburan dari jam kantor"

"Jisun biar ayah urus nanti, yang penting kamu bimbing dia namanya Jung Beomgyu sana temui"

"Iya iya, kalo gitu aku liat dulu orangnya Tuan Choi aku pamit ya"

Tuan Choi hampir saja melempar buku di tanganya andai Yeonjun tidak berlari cepat keluar dari perpustakaan. Memang anak bontot dari tuan Choi satu ini sangat tengil.

Keluarnya Yeonjun dari perpustakaan ternyata Umji sudah menunggu di depan pintu. Tak heran sih kalau pekerja seperti punya insting yang kuat liat saja sebelum dicari orangnya sudah siap menunggu dirinya.

"Selamat siang aden" Sapa Umji.

"Siang, kamu sudah janjian sama ayah ya?"

"Bukan janjian aden tapi Tuan memang sudah kasih saya aba aba sebelum aden sampai" 

"Sekarang dimana Hani? Sama pengawal barunya?" Tanya Yeonjun.

"Iya ada di kolam ikan mari saya antar den"

Pangilan Yeonjun di rumah ini adalah Aden makanya dia marah jika di panggil Tuan muda seperti jisun meledek dirinya tadi. Baginya panggilan aden lebih luwes dibanding Tuan muda.

Dark kejauhan Yeonjun bisa melihat Hani bermain di painggir kolam membagi makan ikan koi di dalamnya di dampingi seorang anak laki-laki. Terlihat seperti anak SMA dibanding orang yang telah ikut wamil.

"Didi!" Teriak Hani melihat Yeonjun dari kejauhan.

Yeonjun melambai ke arah gadis kecil itu yang kemudian berlari kecil mendekat ke arahnya. Hani di tangkap Yeonjun di bawa dalam gendongannya.

"Siang ka umji"

"Siang gyu, kenalkan dia anak bungsu Tuan Choi namanya Yeonjun"

Beomgyu menyapa Yeonjun dengan senyuman ramahnya. Hal ini membuat Yeonjun terheran bagaimana bisa orang seramah ini jadi pengawal ya walaupun postue tubuh Beomgyu begitu tegap seperti seorang angkatan.

"Salam kenal Tuan Yeonjun"

"Aden panggil saya aden, saya didinya Hani dan kamu bakal di bawal pengawasa saya selama seminggu ke depan" Jelas Yeonjun sambil menujukan wibawanya.

Memang dia selalu begini pada orang yang akan bekerja denganya agar pekerjanya takut dan respect terhadap dirinya.

"Baik Tuan, mohon bimbinganya"

"Aden tidak ada Tuan selain Tuan choi" Yeonjun mengingatkan Beomgyu lagi.

"Ah iya"

"Kalau begitu besok kamu mulai training   datang kesini jam enam pagi, saya tinggal dulunya umji tolong awasi dia hari ini"

"Baik den"

"Didi tinggal ya baby" Yeonjun mengecup pipi Hani dan diturunkannya Hani dari gendongannya.

🧸🧸🧸🧸🧸
🧸🧸🧸

Next!

'Babies BODYGUARD'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang