Wina merasa begitu lemah pagi hari itu. Dia tidak bisa beranjak bangun dari ranjangnya. Badannya terasa dingin hingga menggigil. Selimut tebalnya tidak bisa menghangatkan tubuh Wina. Ia ingin menghalau hpnya yang berada di atas meja namun ternyata hp tersebut sudah kehabisan baterai. Keringat dingin terus membasahi dahi Wina. Ia berdoa agar ada seseorang yang menemukannya di dalam kamar.
Sementara di sudut cafe, Lee Joon sudah memesan kopi, baguete, bunga, juga memo untuk menyapa Wina hari itu, tapi Wina tak kunjung tiba. "Do you know something about her, dude ? Why this morning she doesn't come here..." Tanya Lee Joon pada salah seorang pelayan. Penasaran. "I don't know, Sir. But, I can help you to make a line to her from here.. "Jawab pelayan itu, menunjukkan telepon. "Do right now!" Pinta Lee Joon tak sabar.
Setelah beberapa kali mencoba, jawaban yang didapat hanya sahutan dari mesin penjawab dari operator. "Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi!"
Pelayan itupun mengisyaratkan dengan gelengan, bahwa panggilan teleponnya tidak tersambung.
"Give me her address, please... I must see her." Raut khawatir jelas tergambar di wajah Lee Joon.
Beruntung pelayan itu mempunyai alamat Wina. Karena, ia pernah memesan kopi dan baguette lewat delivery order.
Setelah mendapat alamat Wina, Lee Joon segera melesat menggunakan motor ninjanya ke apartemen Wina. Ia berlari ke arah pintu masuk dan segera mencari lift menuju lantai 5.
Please... Hurry up, Lee Joon Gi. You can find her! Ucapnya sendiri. Sampai di lantai 5, ia mengecek satu persatu nomor pintu apartemen.
212.I find you, Wina. Bisik Lee Joon.
Ia membunyikan bel berulang kali. Tapi tak jua ada jawaban dari dalam apartemen.
"Wina.. Are you there? Answer me please! Are you okay? Wina... Wina.."
Setelah dua menit tak ada jawaban, Lee Joon mendobrak pintu apartemen Wina keras, menimbulkan kegaduhan di sekitar apartemen Wina. Beberapa orang keluar ruangan untuk melihat yang terjadi. Ia segera merangsek masuk ke apartemen Wina, mencari sosok gadis yang dikenalnya di setiap ruangan.
Keringat menetes dari dahi Lee Joon. Sampai pada satu ruangan yang tersisa, kamar tidur Wina. Ia mendapati Wina terkulai tak berdaya, nafasnya begitu lemah, keringat dingin mengucur dari sekujur tubuh Wina. Ia melihat HP Wina yang terjatuh di bawah. Tak menyala sama sekali. Digoyangkannya tubuh Wina untuk menyadarkannya, namun tak berbuah.
"Wina.. Wake up please! Open your eyes..!" Lee Joon panik. Tanpa pikir panjang ia segera menggendong tubuh Wina dan meminta salah seorang tetangga apartemen Wina untuk memanggilkan ambulans. Sementara, ia tetap menggendong Wina ala pengantin baru dari lantai lima menuju lantai 1. Sesekali ia bersender di dinding lift ketika turun. Merasakan tremor pada kaki dan tangannya, bergetar sebab khawatir, panik luar biasa, tanpa memedulikan rasa lelah pada dirinya. Di dalam ambulans,
"Oh, Wina.. Please.. Open your eyes!" Ulang Lee Joon terus menerus.
"Permisi, Pak.. Saya mau memeriksa mbaknya!" Seorang petugas ambulans, menyuruh Lee Joon bergeser minggir. Lee Joon menurut.
Sepanjang perjalanan, ia menggenggam erat tangan lemah Wina hingga rumah sakit. Wajah Wina yang biasanya merona, kini nampak pucat pasi. Bibirnya kering. Tidak terlihat gerak nafasnya sama sekali. Bahkan begitu lemah, sampai-sampai beberapa kali jarum suntik menembus kulitnya, ia masih tak sadarkan diri.
Selang infus sudah terpasang. Lee Joon menatap petugas kesehatan yang memeriksa Wina. Tanpa ditanya, Petugas menjelaskan..
"Mbaknya dehidrasi parah. She lost much water.. So Bad dehydration. Doctor in hospital will check her immediately and diagnose the problem, " Terangnya, campuran. Lee Joon makin tak karuan. Ia tak bisa tenang sampai Wina benar sadar dan membuka matanya.
Beberapa jam kemudian..
"Win..Wina..," Friska datang ke kamar inap Wina sesaat setelah teleponnya diangkat oleh Lee Joon. Ia mengecek suhu badan Wina dan menggenggam tangan Wina yang masih terkulai tak sadarkan Diri.
"Terimakasih banyak, Lee Joon. Thank you..tanpa kamu, entah apa yang akan terjadi dengan Wina.." Friska tulus mengucapkan itu.
"It is what everyone will Do at that moment.." jawab Lee Joon singkat, masih tak melepas pandangan dari Wina.
Kelopak mata Wina bergetar. Bibirnya yang terkatup terbuka sedikit seperti akan mengucapkan sesuatu..
"Ma.."
Lee Joon bereaksi cepat. Ia segera bangkit dan mendekat ke arah Wina.
"Apakah ada yang kau butuhkan, Wina?" Suara laki-laki yang familiar mengejutkan Wina yang mulai terbangun dari pingsannya.
Mata Wina memicing dan memejam, berusaha untuk membuka..untuk melihat sosok yang ada di sampingnya itu.
"A-apa yang terjadi..kenapa kamu di sini? Ouch..kepalaku"
"Jangan dipaksakan bangun, Wina...ini ada aku, Friska. Kamu sakit..dan kamu ga sadarkan diri selama beberapa jam. Untungnya ada oppa ini yang menolong dan membawamu ke rumah sakit..." terang Friska.
Mata Wina terbuka sempurna akhirnya...tubuhnya masih terlihat tak berdaya..kehilangan ketangguhannya yang selama ini terlihat sangat kokoh.
"Mr. Lee..terimakasih sudah menolong saya," kata Wina.
"With pleasure..." jawabnya singkat.
"Win..aku ngga nyangka kamu bisa segila ini..bisa-bisanya kamu bekerja tanpa tidur 2 hari kemarin. Dan, masih lanjut kerja di apartemen...jadi karyawan teladan boleh aja. Tapi jangan jadi kayak lilin dong, Win...dzolim itu namanya! Dzolim ke diri sendiri," oleh Friska. Memarahi sahabatnya yang maniak kerja.
"Kepala saya masih sakit banget ini, Fris..jangan ditambah lagi dong...maafkeun! Aku ngga bisa diiem kalau lagi ada pikiran."
"Betul kata teman kamu, Wina...kamu tahu apa kata dokter? Kalau hari itu kamu ga ditemukan dan segera dapat pertolongan, mungkin keadaannya akan lebih parah. It can be worst..itu hurting me so much to see you sick and so weak..." sambung Lee Joon.
Friska menganga, membentuk sempurna huruf O. Menyadari ada hal spesial dari laki-laki asal Korea ini dengan sahabatnya.
Selang infus yang panjang dan kamar rawat inap rumah sakit turut menjadi saksi Pertemuan Lee Joon dan Wina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Dreams
FanficLee Joon dan Wina bertemu di alam bawah sadar, alam mimpi. Melalui kisah mereka sendiri dalam heningnya malam. Menjadikan ikatan mereka terhubung hingga kehidupan nyata. Dapatkah Wina menerima laki-laki dari mimpinya? Bagaimana Lee Joon meyakinkan W...