Bab 11 : Di hukum.

1.1K 107 12
                                    

◦•●◉✿Happy Reading✿◉●•◦

"Jangan terlalu seenaknya, karena tak selamanya aku memaklumi keegoisanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan terlalu seenaknya, karena tak selamanya aku memaklumi keegoisanmu."
__________________





Stella kembali ke kelas dengan wajah kesel, dia duduk dan mengeluarkan bekal makanan yang ia bawa dari rumah. Stella segera memakannya karena jam istirahat akan segera usai. tak lama bell berbunyi tanda jam istirahat sudah selesai.

Dan benar saja, siswa/i kelas XII MIPA1 itu mulai masuk ke kelas dan tak lama kemudian guru matematika datang. selama pelajaran berlangsung Stella tidak fokus. pikirannya tertuju pada kejadian di Rooftop tadi.

"Ok baiklah, apa semua paham?"tanya guru itu selesai menjelaskan.

"paham Pak." jawab murid serempak, tapi tidak dengan Stella, dia masih melamun.

Guru yang melihat Stella yang hanya diam saja dan tidak menjawab pertanyaannya pun menegurnya.

"Stella apa kau paham?" tanya Pak Ridwan, yang tidak mendapatkan jawaban.
Ririn dan Shelia saling pandang lalu mengalihkan pandangannya kearah Stella.

"STELLA." panggil Pak Ridwan dengan keras yang sudah berada di depannya.

"Aku gak mau." jawab Stella yang membuat para murid di kelas sontak menatapnya bingung. Stella yang sadar akan ucapannya pun langsung melihat ke arah gurunya itu lalu menyengir.

"M-maaf Pak"

"Keluar dari kelas dan hormat pada bendera  sampai jam mata pelajaran saya selesai."

"Tapi Pak."

"Keluar atau mau saya tambah hukuman kamu?"

"Eh, jangan Pak. iya saya keluar." ujarnya lalu keluar dari kelas dan langsung menuju lapangan.

______

Reza dan teman temannya saat ini mereka berdiri di balkon kelas mereka,
Di karenakan guru yang mengajari mereka tidak hadir.

”Eh itu bukan nya Stella ya? Kok dia di lapangan sendirian? sambil hormat bendera lagi." ucap Yoga sambil menunjuk Stella.

Sontak membuat teman-teman /nya melihat ke arah lapangan terkecuali Reza.
Laki-laki itu langsung pergi dari balkon dan keluar kelas. ia menuju lapangan dimana Stella di hukum.

______

"Ya tuhan panas banget. "ucap Stella mengusap keringat yang mengalir di dahinya.

"Nih, minum dulu." ucap Reza menyodorkan botol mineral padanya.

"Kak Reza ngapain di sini?"

"Nemenin lo."

"Gak usah kak, nanti kak Reza di hukum."ucapnya melirik Reza sekilas.

"Kalau di hukum sama lo, gue mau kok. nih ambil, pegal tangan gue." Stella pun mengambil botol mineral itu lalu meminumnya.

"Makasih."

"Gak usah bilang makasih, gue ikhlas kok ngelakuin itu,  gue kan pacar lo. "

"Gak usah ngaku-ngaku, bisa? "

"Siapa yang ngaku-ngaku coba, lo beneran pacar gue kok. " Stella hanya memutar bola matanya malas mendengar penuturan kakak kelasnya.

"Udah ah, Kak Reza pergi aja dari sini." usir Stella.

"Gak mau."

"Kak Reza jangan bandel deh, nurut aja apa kata aku."

"Jadi pacar gue dulu, baru gue nurut sama lo."

"Gak mau."

"Ya udah, jangan salahin gue kalau setiap hari gue ke rumah lo." ucap Reza membuat Stella menggeram marah.

"Kak, bisa gak sih! gak usah maksa. "

"Gak bisa!" jawabnya terlewat santai.

"Kenapa nggak temenan aja?"

"Teman gue udah banyak." ucap Fahreza tersenyum menatap gadis itu.

"Tapi." Stella mulai berpikir, apa dia harus menerima laki laki pemaksa ini atau tidak? Dia bingung harus apa.

"Ok, tapi ada syaratnya." putus stella.

”Kenapa harus pake syarat sih?"lama lama kesabaran Fahreza habis kalo seperti ini, ingin rasanya dia membawa gadis itu ke apartemennya dan mengurungnya disana.

"Ya udah kalau gak mau."

"Iy iy, apa syarat nya?"

"Gak boleh ke rumah aku."

"Cuma itu?"tanya Reza dengan alis terangkat.

"Iya."

"Ck, gampang kalau itu mah."

"Terus kak Reza kenapa masih disini?" Tanya Stella menatap dengan tatapan malas.

"Nemenin pacar gue." jawab Reza tersenyum hangat.

"Siapa?"

"Lo."

"Sejak kapan?" ingin rasanya Fahreza menerkam gadis ini jika saja tidak berada di sekolah, kesabarannya sudah habis meladeni Stella saat ini. tapi dia masih bisa menormalkan ekspresi wajahnya agar terlihat biasa saja.

"Dari kemarin, cuma lo banyak tingkah. makanya baru sekarang, lo resmi jadi pacar gue.

"Ck, nyebelin."decak Stella mengerucutkan bibirnya.

"Tapi ngangenin. "

"Kak Reza pergi aja deh."

"Nunggu hukuman lo selesai, baru gue pergi." ucap Reza.

Tak lama bel berbunyi tanda siswa/i Tunas Bangsa akan pulang dan hukuman Stella pun sudah selesai.



STELLA MAHARANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang