Malam ini Sabila sedang menonton televisi bersama Maura. Mereka sedang menunggu kepulangan bunda. Dari pagi bunda belum pulang, padahal malam sudah larut.
Maura yang ingat bahwa di kulkas ada keripik kentang langsung mengambilnya. Ia mengambil dua bungkus. Satu untuknya dan satu lagi untuk kakaknya.
" Tangkap kak." Maura melempar keripik itu yang dengan cekatan ditangkap oleh Sabila. Mereka kembali menyimak film azab yang di siarkan. Sesekali memasukan keripik kedalam mulutnya .
" Dek kayanya bunda udah pulang deh, pintu kayanya ada yang ngetuk," ucap Sabila ketika mendengar pintu seperti ada yang mengetuk.
" Kakak buka dulu ya." Sabila langsung berjalan menuju pintu depan.
Saat ia mengintip di jendela. Bunda ada tetapi ada seorang pria disampingnya.
Tanpa pikir panjang Sabila membuka pintu. Bunda dengan muka ketusnya langsung nyelonong masuk.
" Buka pintu kok lama banget," omelnya sambil melangkah.
" Masuk om," tawar Sabila ramah.
Pria itu Dirgantara Atmadja. Sudah sebulan ini Om Dirga selalu mampir kerumahnya. Kata Maura Om Dirga dan bunda memang memiliki hubungan. Tapi ntah kebenarannya seperti apa, yang jelas Sabila tidak keberatan jika Bunda menikah lagi.
" Om mau kopi?" Tawar Sabila.
Dirga yang sudah duduk di sofa hanya menggeleng. Maura yang duduk disamping Dirga hanya menatap sekilas. Kemudian kembali fokus ada tontonannya.
" Sini duduk ." Dirga menepuk sofa kosong di sampingnya .
Sekarang posisi mereka sudah duduk bertiga dalam satu sofa panjang. Dirga mematikan televisi kemudian menatap serius wajah kedua anak itu .
" Gapapa Om matiin sebentar ya?, Om mau ngomong hal penting," izin Dirga.
Keduanya hanya mengangguk menyetujui.
" Kalian kan sama-sama sudah dewasa ya-" Dirga menarik nafas sebentar.
" Pasti sudah tau alasan om sering kesini itu apa, betul kan?" Tanya Dirga.
Sabila dan Maura lagi-lagi hanya mengangguk.
Menikah.
Itu alasan yang ada di pikiran kedua anak itu.
" So, jadi kalian merestui hubungan Om Sama bunda?" Tanya Dirga.
Perasaan Dirga tak karuan. Takut jika kedua anak di sampingnya menolaknya. Tinggal satu hal yang harus Dirga lakukan memang, hal itu adalah meminta restu dengan anak-anak Sarah. Sarah sendiri tak banyak menuntut apa-apa.
" I'm happy, if my mom happy." Sabila tersenyum.
Dirga tersenyum kemudian menoleh ada Maura.
" Maura?" Tanya Dirga .
" Om punya anak?" Tanya Maura .
" Punya ," jawab Dirga.
" Aku ga setuju," putus Maura.
Raut kecewa terlihat jelas dari wajah Dirga.
" Loh dek?" Sabila terkejut.
" Tidak apa-apa nak," ucap Dirga sorot matanya sangat sendu.
" Aku gak mau punya adik," bohong Maura.
" Tidak nak, anak Om seumuran kakak mu," ucap Dirga . Harapan muncul ketika melihat Maura seperti menimbang-nimbang.
" Ajak dia makan malam disini besok, bisa?" Tanya Maura.
KAMU SEDANG MEMBACA
relatif
Teen FictionHidup Sabila biasa saja, tidak ada yang special. cenderung kesepian. hanya teman-teman yang sedikit mewarnai hari gelapnya. tetapi apa jadinya ketika teman-teman nya berbalik dan menghindarinya. apakah Sabila punya salah? secercah warna dalam hidupn...