Seringkali, aku menemukan diriku menutup mata,
menyatukan kedua tanganku dan berdoa.
Berdoa pada yang maha Kuasa bukan hal yang salah kan?
Bahkan sering juga aku bercerita tentang hariku.
Tapi aku tidak pernah sekalipun absen untuk mendoakannya.
Aku mendoakannya menjadi milikku.
Ia orang yang baik, Tuhan.
Ia menyayangiku setulus hati, Tuhan.
Aku tahu ia yang tepat bagiku.
Tuhan aku mohon, aku mohon semohon-mohonnya,
jadikan dia milikku.
Jadikanlah dia masa depanku.
Ayah dari anak-anakku kelak.
Ya, Tuhan?
Entah mengapa
bak tamparan keras dari bumi ini
semua berakhir begitu saja.
Tanda tanya dari segala arah bermunculan dalam benakku.
Memang salah bertanya pada Tuhan,
Tapi rasanya tak adil.
Aku merasa sebahagia itu seakan melayang --
Tiba-tiba terjatuh tanpa aba-aba.
Tuhan, bukan ini doaku.
Mengapa secepat ini, Tuhan?
Tuhan, aku masih bisa jadi miliknya kan?
Tuhan, dengarlah doaku, aku mohon.
Hal ini tidak akan memisahkan kami kan?Bukankah tidak ada yang mustahil, Tuhan?
Mengapa hal sepele seperti ini harus memisahkan kami?Tanpa kusadari, Tuhan diam-diam berupaya membukakan mataku.
Waktu berjalan dan lelaki itu semakin menunjukkan tabiatnya.
Aku bertanya pada diriku,
bagaimana lelaki ini bisa berubah menjadi pribadi yang seperti ini?
Lelaki yang selama ini kusanjung karena perbuatan baiknya,
segala upaya yang dilakukannya.
Mengapa ia menjadi sehancur ini?
Tidak, Tuhan.
Pasti ia bisa kembali menjadi seperti dulu.
Walaupun orang lain berkata aku bisa mendapatkan yang lebih baik,
Mengapa tidak dia saja yang menjadi pribadi yang baik, Tuhan?Doaku pun masih sama. Tujuanku pun masih sama.
-- Masa depan bersamanya.
Sampai pertengahan tahun lalu, ia mulai mendekati orang lain,
aku berhenti mendoakannya sejak saat itu.
Perasaanku pun sudah benar-benar pudar.
Apalagi melihatnya yang masih juga belum berubah.
Hingga suatu saat,
Tuhan benar-benar membuka mataku.Ia melakukan hal tidak senonoh dengan perempuan lain.
Perempuan yang sudah mempunyai lelaki lain yang sudah siap untuk menikahinya.
Lelaki yang sedang bekerja di luar
dan sudah menemui orang tua perempuan itu untuk mempersuntingnya.
Ia malah mengambil kesempatan dalam kesempitan
Karena pasangan perempuan itu sedang tidak ada,
ia melakukan hal itu bersama dengan perempuan itu.
Aku bahkan tidak bisa berkata-kata.
Lihat kan? Lelaki yang kerap kau doakan,
Itu kah orang yang kau mau menjadi ayah anak-anakmu?
Aku membuatmu terpuruk sebelum kau jatuh terlalu dalam
Tanpa menyadari pria yang kau sanjung itu
Bukan bagian dari rencana-Ku.
Tuhan akhirnya menjawab segala pertanyaanku.
Tentu aku masih terkejut.
Mulutku benar-benar tertutup rapat.
Terima kasih Tuhan,
Kasih sayangMu menyadarkanku betapa hancurnya aku
jika saja aku benar-benar jatuh padanya,
Justru aku akan menyesali keputusanku seumur hidup
dan bertanya mengapa tidak dari awal Tuhan memberitahuku tentang tabiat buruknya.Jujur saja, aku masih merasa geli.
Aku tidak menyangka orang yang dulu begitu menunjukkan loyalitasnya,
sekarang mau menjadi simpanan perempuan.
Apalagi perempuan itu sudah memiliki rencana untuk menikah dengan pasangannya.
Dua-duanya salah memang.
Tidakkah ia takut karma?
Entahlah.
Bukan hak ku untuk menghakiminya.
Tuhan yang berhak dan berkenan akan segala hal yang terjadi.
****
Aku ingin mengutip salah satu perkataan pdt Christopher Tapiheru.
"Kita tahu suatu cinta itu salah
ketika kita menjadikan orang itu segalanya.
segalanya hingga kita lupa Tuhan.
cinta Tuhan harus melebihi segala cinta yang ada.
mana mungkin ia pilihan Tuhan untukmu
jika orang itu tidak mendekatkan kita pada Tuhan"Aku sempat menjadikan lelaki itu duniaku.
Segala hal kuimpikan bersamanya.
Tanpa mengetahui apa mau Tuhan yang sebenarnya dalam hidupku.
Mataku tertutup oleh rasa cinta yang besar namun begitu fana.Doa seharusnya mengikuti mau Tuhan,
bukan kemauan pribadi yang belum tentu sesuai kemauan-Nya.
Apa yang rasanya baik di mata kita,
Belum tentu baik di mata Tuhan.
Tuhan maha tahu, masa depan dan segala hal.Matius 6:33-34
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."'Carilah dahulu kerajaan Allah'
Mengacu pada poin fokus yang seharusnya kutanamkan pada diriku sejak awal.
Kerajaan Allah atau surga lah yang harus kuupayakan.
Berdoa dan membaca firmannya,
Melakukan segala hal yang baik dan hanya untuk kemuliaanNya.
Bukan justru terbutakan oleh lelaki -- apalagi yang justru menyesatkan.'Jangan kuatir akan hari besok'
Memangnya tidak ada lelaki lain di dunia ini?
Tentu ada.
Percayalah, pilihan Tuhan tidak pernah salah.
jangan khawatir tentang 'tidak akan menemukan yang sebaik dia.'
Tuhan bahkan akan memberikan yang jauh lebih baik.****
Terima kasih Tuhan sudah membukakan mataku.
