1

2.4K 103 173
                                    

Hai readers, kamsahamnida sudah pencet cerita ku🌷🌷
Makasih juga yang sudah baca ulang cerita ini. Salah satu book terfav aku nih.

***

"Ryan!" Cerca Bianka. Ryan, lelaki yang berstatus sebagai yang sayangnya bisa di sebut suaminya kini telah membawa kabur kaus kaki. Tiada hari tanpa ribut adalah hal yang mustahil untuk kedua pasangan ini.

Bianka menghentakkan kaki. Langkahnya membawa Bianka ke lemari untuk mengambil kaus kaki baru, Bianka menggerutu dengan kening yang mengerut.

Salah satu kesialan nya adalah menikah dengan Ryan. Yang katanya dingin, tetapi apa? Bianka tidak menemukan sifat itu di diri Ryan.

Tadi ia meninggalkan sepatu nya sebentar karena mamah memanggilnya. Siapa sangka Ryan memanfaatkan itu untuk menjahili Bianka si ratu judes dan sinis, kesabaran seperti tisu di bagi 7.

"Berikanlah keajaiban untukku ya Allah, semoga yang mengambil kaus kaki ku kejebur got lagi" Bianka mengadahkan tangan nya ke atas. Tak lama setelah Bianka memohon, ada suara yang menyahuti.

"Doain suami kejebur got, nanti kamu yang kejebur sendiri,"

Bianka menoleh memperhatikan mamahnya yang berkacak pinggang sambil membawa kotak bekal.

"Kok gitu?" Bianka mengeluarkan puppy eyes.

"Kenyataan ngga sih? Kamu doa yang jelek-jelek buat Ryan bukannya dia yang kena malah kamu yang kena!" Kalau Bianka sudah kena semprot begini, Bianka menyerah sendiri.

Ia menunjukkan deretan giginya, mencium tangan sang ibu kemudian mengambil kotak bekal dan menaruhnya di dalam tas.

Akhirnya Bianka bisa berangkat sendiri tanpa berboncengan dengan Ryan. Enak sih, tapi Bianka nanti harus di wawancarai oleh orang tua Ryan.

20 menit setelahnya Bianka memasuki parkiran. Ia mengedarkan pandangannya mencari Ryan, bukan karena apa-apa, Bianka takut nanti di tanya oleh orang tua Ryan dan ia tidak tau harus menjawab apa.

Bianka mengangkat bahu nya saat tidak menemukan batang hidung lelaki yang memiliki wajah triplek itu.

Masuk ke gerbang dengan santai karena kelas di mulai 20 menit lagi.  Suara motor yang tidak asing menyapa indera pendengaran Bianka, Bianka membalikkan badan melihat siapa orang itu. Bersembunyi di balik tembok ketika melihat lelaki itu adalah Ryan yang sedang melepaskan helm dari kepala seorang perempuan.

Bianka mengernyit, membuka ponselnya dan memotret keduanya. Setelah mendapatkan foto itu, Bianka keluar dengan bersedakep dada melihat keduanya.

Ryan acuh, bahkan Ryan lebih fokus kepada wanita di depannya. Bianka memasang wajah jijik lalu membalikkan badan meninggalkan mereka.

"Ryan?" Ryan terjengkit dengan panggilan itu. Ia mengangkat sebelah alis menatap wanita yang berdiri anggun di depannya.

"Ayo masuk," wanita itu menggandeng lengan Ryan. Ryan melepaskan nya begitu saja dan memperingati si wanita yang tadi menggandeng tangan nya.

"Gaada yang boleh pegang tangan gue"

"Tapi tadi—"

"Lupain gue cari cowok lain," Ryan menyunggingkan senyum miringnya, pergi meninggalkan wanita yang bernama Keyvara.

[√] My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang