"Papa!! Sakit!"
"Anak papa kenapa? Sini sayang, ada yang nakalin kamu, hm?"
"Hiks...Tangan Ara kejepit pintu!!"
"Haha kamu ada-ada aja, papa kira kenapa."
"Ish papa!! Kok malah ketawa, sih! Sakit tau!"
"Sini papa liat tangan kamu."
"Liat, nih, jadi biru tangannya! Pintunya nakal, pokoknya Ara gak mau tau papa harus marahin itu pintu!!"
"Iya nanti papa marahin, berani-beraninya bikin anak papa nangis!"
"Kalau diluaran sana ada yang nyakitin kamu, bilang ke papa, biar papa hajar orangnya. Jangan sampai ada yang bikin nangis princess kecil papa ini, kalaupun ada, maka orang itu gak akan papa biarin hidup tenang."
Kejadian 11 tahun yang lalu itu kembali muncul diingatan Kanara, suara papanya terus berputar seperti kaset rusak.
"Tapi sekarang, yang nyakitin aku bukan orang lain, melainkan papa sendiri. Dan sakitnya, jauh lebih sakit dari apapun." Lirih gadis itu.
"Sakit yang papa kasih ditubuh aku emang gak seberapa. Tapi didalam sini, rasanya sesak banget, pa!" Pertahanan Kanara runtuh, tangis yang sedari tadi ia tahan lolos begitu saja. Gadis itu menangis sambil terus menepuk dadanya yang terasa sesak.
•••••
Namanya Kanara Alea Bagaskara, kakak dari Anala Azalea Bagaskara.
Mereka kembar tak identik, meskipun kembar, tapi sikap mereka sangat bertolak belakang. Kanara yang nakal, keras kepala dan gak bisa diatur. Sikapnya sangat berbanding terbalik dengan Anala yang penurut.Hal itu pula penyebab Baskara_papanya terus membandingkan Kanara dengan adik kembarnya. Tak sampai disitu, bahkan Baskara tak segan-segan untuk memukul Kanara hanya untuk melampiaskan amarahnya.
Tapi yang Kana untungkan adalah wajahnya yang tidak terlalu mirip dengan Nala, jadi hanya sedikit siswa siswi yang mengetahui mereka kembar.
Dan itu lebih baik, menurutnya, cukup papanya saja yang membandingkan ia dengan adiknya, orang lain tidak perlu. Dan kalaupun ada, ia tidak akan peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
About KANARA
Teen Fiction"Gue capek, Al. Gue nyerah, ya?" "Lo gak boleh nyerah gitu aja, Na. Masih ada mimpi yang harus lo wujudkan." "Hidup yang tak diperjuangkan tak akan pernah dimenangkan, begitu pun dengan mimpi lo, Kana." Lanjut pria itu lirih. "Mimpi itu udah musnah...