Welcome.....
Happy Reading.
•
•
•
•
•"Gini kelakuan kamu kalo saya gak dirumah?"
"P-papa?"
"Kamu tuh seharusnya belajar dirumah, bukan keluyuran tengah malam gini, sama laki-laki lagi, mau jadi pelacur, hah?!"
"Atau emang udah jadi pelacur?!"
"Berapa banyak yang kamu hasilkan dari pekerjaan menjijikan itu? Masih kurang uang yang saya kasih?"
"Walaupun uang yang papa kasih ke Kana gak sebanyak yang dikasih ke Anala, Kana gak pernah kepikiran buat ngelakuin hal menjijikan itu!" Jawab Kana ketus, ia tak habis pikir dengan jalan pikir papanya.
"Terus apa yang kamu lakuin ditengah malam begini kalo bukan jadi pelacur?!"
"CUKUP PA!! KANA BUKAN PELACUR!" Ia sudah tidak bisa menahan amarahnya, papanya sudah melewati batas.
Plak!!
Tamparan Baskara begitu keras, suaranya berdentum karena suasana malam yang hening.
"KAMU SAYA SEKOLAHIN BUAT JADI PENERUS SAYA, JADI ANAK YANG NURUT, BUKAN JADI ANAK PEMBANGKANG KAYAK GINI!!" Baskara geram, ia mencekal kuat rahang Kana.
"Kana gak pernah minta buat di sekolahin sama papa!!" suaranya tercekat, cekalan di rahangnya begitu keras, hingga kuku Baskara sangat terasa dipipinya.
Mendengar itu emosi Baskara makin memuncak, ia memberi bogeman tepat di wajah cantik Kana.
"ANAK GAK TAU DIUNTUNG!" Baskara yang sudah terbakar amarah pun refleks memukul kepala Kana.
Pukulannya terlalu keras, membuat si empunya ambruk.
Kepala Kana terasa sangat pusing, ia mengedipkan matanya beberapa kali agar tetap melihat dengan jelas.
"Harusnya dulu saya gak besarin kamu, anak pembawa sial!" tak cukup sampai disitu, pria paruh baya itu menendang badan Kana yang sudah ambruk.
"Kenapa papa biarin Kana tumbuh? Kenapa gak dibunuh aja dari dulu? kenapa harus dibunuh secara perlahan kayak gini, pa." Lirih gadis itu sebelum akhirnya kesadarannya benar-benar hilang.
Baskara menghentikan aksinya, ia sadar bahwa yang dilakukannya kali ini sudah melewati batas, tapi Baskara tidak bisa mengasihani Kana, karena saat ia memukul Kana ia selalu merasa bahwa dendamnya itu terbalas secara perlahan.
"Mang Jeki!!"
"Ada yang bisa saya bantu, tuan?"
"Bawa anak sialan itu ke kamarnya." Baskara pergi begitu saja tanpa melihat Kana yang sudah tak sadarkan diri.
"Aduh neng, kalo tadi mamang berhasil ngelarang neng keluar, ini semua pasti gak terjadi." Ucap Jeki yang tak tega melihat Kana selalu menjadi samsak empuk papanya.
Jeki sudah lama menjadi sopir keluarga Baskara, jadi ia cukup tahu dengan keluarga ini, bukan hal aneh jika melihat Kana babak belur seperti sekarang. Tapi Jeki tidak tahu alasan pastinya mengapa Baskara selalu berlaku demikian kepada Kana.
Jeki sangat prihatin dengan gadis cantik itu, ia ingin melindunginya, tapi ia pun tak berdaya, Baskara mempunyai banyak koneksi, jadi jika melaporkan ke pihak berwajib pun percuma. Uang memang diatas segalanya.•••
Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya, tanpa malu-malu sinarnya menerobos masuk ke celah-celah jendela kamar seorang Kana.
KAMU SEDANG MEMBACA
About KANARA
Teen Fiction"Gue capek, Al. Gue nyerah, ya?" "Lo gak boleh nyerah gitu aja, Na. Masih ada mimpi yang harus lo wujudkan." "Hidup yang tak diperjuangkan tak akan pernah dimenangkan, begitu pun dengan mimpi lo, Kana." Lanjut pria itu lirih. "Mimpi itu udah musnah...