2

73 47 73
                                    

Welcome.....
Hallo everyone, sebelum baca wajib spam komen ya, biar tambah semangat, hihi.

                             Happy reading.
                                           •
                                           •
                                           •
                                           •
                                           •

Saat jam pulang tiba, Kana tidak langsung pulang, ia mampir ke taman dekat rumahnya untuk menghilangkan kepenatan yang ia dapat disekolah.

Cukup lama ia menghabiskan waktu di taman, tapi ia tak melakukan apapun selain memerhatikan orang yang berlalu lalang.

Senja sudah mulai menampakkan keindahannya, itu tandanya hari sudah semakin sore. Kana harus segera pulang, jika tidak tubuhnya yang akan jadi korban. Dengan berat hati gadis itu beranjak dari kursi taman lalu bergegas pulang.

17:45 PM
Kanara baru tiba dirumahnya, "Welcome to hell." Ucapnya dalam hati.

Kana membuka pintu dengan perlahan, ia siap siaga dengan musibah yang akan diterimanya beberapa menit ke depan.

Saat beberapa langkah memasuki rumah, ia terperanjat ketika ada tangan yang menepuk pundaknya.

"Na, baru pulang?" Tanya Anala sangat pelan.

Kana bernafas lega, ternyata itu adiknya. "Hm, kenapa? Mau ngadu biar gue dimarahin?"

"Stt... Jangan berisik, nanti Mama dengar, kamu bisa dimarahin." Peringat Nala, kemudian gadis itu menarik tangan kakaknya menuju kamar.

"Gue gak butuh bantuan sama rasa kasian dari lo!" Kana menepis tangan Nala yang menggenggam tangannya.

Ia hanya tersenyum. "Sekarang kamu mandi, udah bau keringat, nanti aku bawain makanan." Gadis itu mendorong tubuh kakaknya kedalam kamar lalu pergi untuk mengambil makanan.

Setelah menyiapkan makanannya, Nala kembali kelantai dua.

Nala mengetuk pintu kamar Kana, tapi tidak ada sahutan dari dalam. Mungkin belum selesai mandi, pikirnya. Nala masuk lalu menyimpan makanannya di meja.

Pandangan Nala jatuh ke bingkai foto yang ada diatas meja rias. Ia mengambil foto yang menampakkan dirinya dan Kana. Disana sangat terlihat bahwa Kana sangat menyayangi Nala, di foto itu Kana sedang memeluk Nala yang saat itu baru sembuh dari sakit. Momen itu langsung diabadikan oleh papanya.

"Maafin aku, Nara." Ucapnya lirih, hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutnya.

"Gak ada yang ngizinin lo masuk dan nyentuh barang-barang gue."

"Eh, Nara, udah selesai?" Tanyanya yang kaget dengan kedatangan Kana yang tiba-tiba.

"Menurut lo?"

Nala hanya cengengesan, meskipun kakaknya itu sering berkata kasar dan ketus, tapi ia tahu bahwa Kana sangat menyayanginya. Jadi ia tak terlalu ambil hati.

Nara adalah panggilan Kana dirumah, Nara dan Nala. Tapi Kana tak suka dipanggil Nara, itu akan lebih menunjukkan bahwa ia dan Nala adalah saudara kembar.

"Papa hari ini gak pulang, jadi kamu gak usah khawatir. Oh iya, itu jangan lupa dimakan." Tunjuk Nala kearah makanan yang ia bawa tadi.

"Baguslah, badan gue hari ini selamat. Dan lo, gak perlu repot-repot bawain gue makan, gue bukan anak manja kayak lo. Kaki gue juga masih mampu buat ngambil itu sendiri." Tuturnya tersenyum sinis.

"Kalo gitu Nala keluar, ya."

Nala berjalan cepat menuju kamarnya, Nala rasanya selalu ingin menangis saat Kana membicarakan soal dirinya yang selalu dipukuli papanya, karena Nala tak bisa membantunya. Nala tak mau Kana melihat matanya yang berkaca-kaca, pasti ia akan diledek habis-habisan karena ia cengeng.

About KANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang