4. Dipandang sebelah mata [2]

0 1 0
                                    


***

"Kau tidak mau menghabiskan makanan mu-?"

Suara lembut itu berhasil membuat langkah kakinya berhenti tepat di depan pintu keluar, gadis itu hanya ingin cepat cepat pergih dari sini, dari ruangan ini, ia sangat malas jika harus berpapasan dengan seorang yang sangat ia benci di dunia ini, kejadian tadi siang membuatnya muak, memang ya tidak henti hentinya gadis itu membuat sakit hatinya, apa tidak cukup dengan kekuasaan yang dimilikinya sehingga harus merebut segalanya darinya-?! brengsek-!!

"Memang apa pedulinya kau pada ku-?! Kakak-!!!" Jawabnya dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya

"Erlazu-!!!"

Setelahnya ia melanjutkan langkahnya tanpa harus melirik sama sekali, melirik ke arah lawan bicaranya seorang yang ia sebut 'kakak' nya yang kini sedang meneriaki namanya, namun ia tidak ingin ambil pusing, apa pun kata yang keluar dari mulutnya itu, akan ia pastikan tidak akan masuk ke dalam telinganya, ia sudah muak jika harus mendengar suara lembutnya, dengan raut wajah yang datar ciri khas sang kakak, sangat menjijikan

"BERISIK-!!!!"

Umpatnya sebelum menghilang di persimpangan ruangan dan terdengar langkah yang sedang menuruni tangga dengan langkah yang berat dan terhentak hentak

Gadis berparas cantik dengan rambut panjang hitam pekat terurai sedada, wajah cantiknya terlihat begitu sama dengan sang kakak, namun perbedaan di antara mereka hanyalah sebuah kaca mata, Erlazu Zeah adalah adik dari Elizu Zeah, mereka berdua kembar seiras, yang lahir dari  keluarga Zeah pemilik perusahaan teknologi terbesar di negaranya, wajah mereka bener benar tidak bisa di bedakan, namun  seperti saudara kembar pada umumnya, dulu mereka terlihat sangat akur dan akrab, tapi hati seorang tidak bisa di tebak dan tidak pula bisa di jelaskan,bertahun tahun tlah berlalu, entah mengapa Erlazu terlihat sangat membenci kakaknya, ia benar benar membenci saudara kembarnya, namun Elizu tetap bersikap layaknya tidak terjadi apa-apa, tetapi bukan berarti Elizu tidak melakukan apa-apa, Elizu slalu berusaha keras untuk mencoba memahami perasaan apa yang di rasakan adiknya Erlazu, tapi sayang sekali, ia slalu gagal dalam pelajaran memahami, kini Elizu hanya bisa melihat dari kursi meja makannya kepergian sang adik Erlazu yang kini menghilang di balik pintu ruangan, meja makan terasa sangat hampa dan ia hanya duduk sendirian di antara kursi kursi kosong Yang ada 

Sangat menyedihkan

Melihat rumah megah ini tidak lagi seperti tahun tahun yang lalu

Tidak ada lagi tawa dan canda ria

Tidak ada lagi kebahagiaan

Hanya sunyi dan gelap

Elizu hanya memandangi piring makan malam nya dengan lesu yang terlihat sama seperti piring di seberangnya, masih utuh dan terlihat tidak di sentuh, ia tidak ada selera untuk menghabiskan makanannya, dan-kan ia pastikan akan ada angin yang masuk ke dalam tubuhnya


***


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CINTA. [ pembunuh ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang