29. Happiness

12 2 0
                                    

"yah" sapa Dewa, ia melangkah ke meja makan dan duduk di hadapan ayahnya

"congrast" ucap Vito singkat
"makasih" balas Dewa
"yah?" panggil Dewa sembari memainkan makanannya
"hm?" balas Vito tak memalingkan wajahnya dari hpnya

"ayah gapeduli sama Dewa ya?" ucapan Dewa membuat vito memandangnya dengan ganas

"Dewa cape yah, Dewa sakit, ayah kenapa gapernah ngertiin Dewa? di pukul sakit yah, apalagi sampe kena gegar otak gara gara pukulan ayah, Dewa hampir mati yah, kurang nurut apa Dewa sama ayah?

Dewa cape Dewa diem, Dewa sakit Dewa diem, yah.. apa ayah tau Dewa punya anxiety?

Dewa punya trauma pasca kecelakaan dulu? apa ayah tau Dewa sering banget sakit kepala yang sakitnya ga ngotak?

apa ayah tau Dewa dapet gegar otak setelah ayah pukul seminggu yang lalu?

apa ayah tau 2 tahun lalu dewa di diagnosis punya tumor otak, apa ayah tau Dewa sekarang mengidap kanker otak stadium 3 yah?

SEKALIPUN AYAH TAU, APA AYAH BAKAL PEDULI SAMA DEWA? ayah gapernah mau tau soal Dewa."

Vito terbungkam, ia terkejut oleh fakta soal anaknya yang ia sama sekali tidak mengetahui tentang masalahnya, vito kemudian memeluk anak tunggalnya dengan tulus

"maafin ayah Dewa.. ayah, ayah gagal jadi ayah, maaf ayah selama ini gabisa ngertiin kamu, maaf ayah selalu nyakitin kamu, dengan perkataan maupun pukulan, ayah, ayah cuma mau kamu kelak sukses Dewa, bisa membanggakan keluarga kita

ayah bodoh, ayah tidak mau tahu soal kondisi kamu, maafin ayah Dewa, ayah udah jadi ayah durhaka buat kamu"

"maafin ayah Dewa, maafin ayah.. ayah tau maaf saja tidak cukup.." ucap Vito memeluk erat anaknya sembari mengeluarkan air yang sudah tak kuat ia tampung, suaranya terdengar bergetar
Dewa tersenyum saat Vito mengatakan kalimat panjang itu

"ayah janji, akan peduli sama kamu, ayah akan ngertiin kamu, maafkan ayahmu ini nak"

Dewa terharu, ia akhirnya lega bisa mengeluarkan beban bebannya dan ia bisa memperbaiki hubungannya dengan ayahnya, meski sangat berat baginya untuk memaafkan perilaku ayahnya, namun dalam lubuk hati Dewa, ia sangat menyayangi ayahnya.

"yuk bisa yuk Dewa" ucap Dewa sembari memandangi kertas yang tertempel di meja belajarnya"Dewa!!! udah siap belum" seru Diana"udah bun, Dewa kesana" balas DewaDewa sudah mengenakan pakaian rapi namun santai, hari ini mereka ada acara dinner keluar...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"yuk bisa yuk Dewa" ucap Dewa sembari memandangi kertas yang tertempel di meja belajarnya
"Dewa!!! udah siap belum" seru Diana
"udah bun, Dewa kesana" balas Dewa
Dewa sudah mengenakan pakaian rapi namun santai, hari ini mereka ada acara dinner keluarga besar

saat di mobil
"bun" panggil Dewa
"ya, sayang?" balas Diana sembari memegang dagu anak tunggalnya
"hal yang bakalan bikin bunda bahagia banget apa?"
"bunda udah dapet kebahagiaan itu Dewa"
"apa bun?"
"kamu dan perubahan ayahmu"

mereka ber3 saling memberikan senyuman kasih sayang, dan mengobrol santai di mobil, soal sekolah Dewa, sampai ke penyakit Dewa, hari ini adalah hari terwujudnya mimpi Dewa selama ini

"tuhan, aku bersyukur sekali atas nikmatmu ini, berilah aku waktu lebih lama lagi tuhan agar aku bisa lebih banyak merasakan nikmat mu" ucap Dewa dalam hati
.
dinner berjalan lancar, Vito sempat membanggakan anaknya yang tak lama memenangkan kejuaraan Olimpiade sains,ini adalah hal yang selama ini tak pernah Dewa rasakan

Dewa berfoto dengan keluarga kecilnya dan mengunggahnya di sosial medianya

Dewa berfoto dengan keluarga kecilnya dan mengunggahnya di sosial medianya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SADEWA & RAHASIANYA (REFISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang