EP. 7

103 19 3
                                    

Bohong jika Ahra kuat, bohong jika dirinya tak merasakan terluka setelah apa yang Baekhyun lakukan dan juga katakan. Meski keras kepala dan keegoisan diri yang menjunjung tinggi tetap saja Ahra adalah wanita lemah. Ia bisa merasakan sakit dan juga terluka.

Seberapa keras dan berulang kalipun Ahra mengakui jika dirinya memang terlalu mencintai Baekhyun seperti orang gila. Sebesar rasa sayangnya yang tak mampu tergambarkan dan diungkapkan dengan kata-kata sebegitu tulusnya cinta Ahra untuk sang suami.

Dan sekarang ia justru harus terpaksa menutupi luka atas pengkhianatan yang dilakukan Baekhyun di belakangnya selama ini.

Cinta pertama?

Bullshit!!

Ahra tahu benar seperti apa sosok suaminya itu selama ini. Memahami tapi belum tentu mengenal, ya seperti itulah.

Tok.. tok..

Ketukan pelan pada ruangannya pun seketika memecahkan lamunan Ahra dalam kesedihannya saat ini.

"Masuk." Titahnya memberi ijin.

Kawannya datang, Seorin dan rambutnya yang terwarna baru lagi. Ahra bahkan tak perlu bertanya kenapa gadis itu datang di jam makan siang ini bahkan tanpa memberitahunya sama sekali.

"Wae?" Ketus Ahra seketika.

Seorin yang tadinya tersenyum merekah langsung merengut berdecak kesal setelah mendapatkan nada tak bersahabat dari wanita cantik di belakang meja itu menatapnya malas.

"Kau tak suka ya, jika aku datang?"

Ahra menghela nafasnya kasar namun berat lalu memijit keningnya yang sejak tadi pusing tak karuan. Ia harus terlihat baik-baik saja untuk makan malamnya dengan kolega pentingnya nanti.

"Ani.. bukan itu maksudku. Kau datang karena tidak memberitahuku, jadi aku tanya ada apa? Maaf jika nada bicaraku sedikit menyinggungmu." Ucap Ahra masih dengan pejaman matanya memijit kepalanya.

"Apa kau sakit? Kau terlihat pucat sekarang.. kau belum makan siang ya?"

"Gwenchana.. aku hanya sedikit lelah."

Seorin yang kebingungan pun pada akhirnya memutuskan untuk pamit pulang memberi waktu istirahat untuk kawannya itu tidur sejenak sebelum kembali bekerja.

Setelah selesai menutup rapat ruangan Ahra, Seorin pun samar-samar mendengar percakapan cukup seru tentang Ahra yang menjadi topik pembicaraan hangat oleh karyawan sahabatnya itu tak terkecuali sekretarisnya.

"Benarkah? Woah aku jadi penasaran ingin melihatnya. Apa tuan Byun seperkasa itu?" Bisik-bisik wanita berambut pendek itu berseru kegirangan.

Seorin yang mendengar hal itu semakin mencoba mendekat perlahan agar lebih jelas dan paham apa yang sebenarnya tengah mereka bicarakan.

"Tampan.. sangat sangat sangat tampan. Kau takkan bisa membayangkannya betapa bergairahnya wajah tuan Byun saat mencumbu nyonya---"

"Ekhm!!"

Seorin sengaja berdeham keras tanpa menatap orang-orang di sana yang masih terkejut akan kedatangannya tiba-tiba dan perlahan membubarkan diri setelah menyadari kesalahannya masing-masing.

Bahkan sekretaris Ahra sudah tertunduk malu karena sudah tertangkap basah membicarakan tentang atasannya sembarangan dan Seorin hanya menatapnya tajam tanpa ekspresinya.

Sampai di dalam lift barulah Seorin merenungi apa yang sudah terjadi beberapa saat lalu dan seketika paham mengapa Ahra bisa sepucat itu tadi.

"Ah.. jadi mereka bercinta di kantor sekarang karena itulah Ahra pucat seperti tadi? Woah.. mereka sudah gila." Kekehnya menyadari kebenarannya.



TWICE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang